SEC S17-W3 | Small and large families,likes and dislikes

Designed using canva apps

Dalam skala kecil, keluarga adalah satu kesatuan yang terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak. Baik satu, dua, tiga dan seterusnya. Terlahir dan tumbuh besar, bergaul dan berinteraksi dalam satu keterkaitan, dalam satu hubungan darah melalui pernikahan

Keluarga adalah tempat mempelanari segala hal, mulai dari berpikir sampai bersikap. Keluarga adalah tempat menempa berbagai ilmu dan pelajaran hidup sebelum keluar dan bergaul di lingkungan yang lebih luas, lebih banyak pemikiran, lebih beragam pergaulan dan lebih banyak tantangan dari segala sisi

Jauh sebelum saya menikah dan punya anak seperti sekarang, saya berada dalam sebuah keluarga besar. Selain ibu dan ayah, saya punya adik kandung 5 orang serta 1 abang kandung. Secara keseluruhan kami berjumlah 9 orang dalam satu atap. Bukan hanya keluarga saya, beberapa keluarga tetangga lainnya juga hampir sama, yaitu punya 7,8,9 bahkan ada yang sampai 11 hingga 12 orang

Kehidupan dan keseharian yang kami jalani tidaklah sulit. Tidak ada pertengkaran dan perselisihan, tidak ada kecemburuan dan ketidakadilan dan bahkan tidak ada istilah mendapatkan kasih sayang yang berbeda-beda. Kami besar dan tumbuh dewasa secara baik dan beraturan sebagaimana yang sudah diatur oleh orang tua kami. Baik yang mau melanjutkan pendidikan atau bahkan yang menganggur. Kami senantiasa mendapat perlakuan yang sama dalam keluarga. Hanya saja sedikit berbeda dengan anak perempuan

Walaupun tidak tergolong keluarga mampu, namun kami selalu hidup rukun dan damai. Kalaupun ada, hanya sedikit kecemburuan sosial ketika salah satu diantara kami mendapat suatu hal yang berlebih. Namun hal itu tidak pernah kami persoalkan, karena kami lebih mengerti posisi dan keberadaan orang tua kami yang hanya berprofesi sebagai seorang petani dan berekonomi lemah

Bahkan, hingga kami tumbuh dewasa dan menikah sekalipun, kami masih akur dan saling berkumpul pada hari dan momen tertentu. Seperti yang terlihat pada dua gambar diatas yang kami abadikan saat momen lebaran. Garis keturunan kami memang benar-benar keluarga besar, walaupun satu atau dua diantara kami tidak mempunyai keturunan (anak) sebanyak orang tua kami dulu. jadi tidak ada alasan yang kuat bagi saya untuk tidak menyukainya, terlepas dari sisi mana dianggap sulit oleh orang lain

Terlahir dan besar dari sebuah keluarga besar dengan banyak keturunan (anak) menjadikan kami sebagai generasi penerus selanjutnya. Namun, kenyataan berkehendak lain, dimana istri saya hanya terbatas bisa melahirkan dua kali akibat dua kali operasi saat melahirkan.

Dalam hal ini terkadang, kami merasa kesepian disaat anak kami berada di tempat pendidikannya Masing-masing. Ada sedikit kecemburuan sosial yang kami rasa ketika melihat keluarga lainnya tengah bersenang-senang dengan putra-putrinya yang masih kecil. Disisi yang lain, terkadang saya berpikir bahwa punya dua orang anak cukup menyenangkan karena bisa memberikan dan memenuhi semua keinginan mareka. Baik kebutuhan sandang, pangan dan papan

Bicara tentang keluarga besar atau kecil tidak semata-mata harus selalu diukur dengan kemampuan ekonomi orang tua, tapi yang jauh lebih penting adalah, sejauh mana orang tua atau kita memberikan pondasi yang kuat bagi anak dalam memahami berbagai hal dan dalam kondisi apapun. Karakteristik yang terbentuk dari kecil menjadi landasan yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman

Sampai saat ini, saya hanya dianugerahkan dua orang anak laki-laki dan perempuan. Dan sampai sejauh ini kami sangat bahagia, terutama dalam mewujudkan keadilan. Baik keadilan dalam skala kecil maupun keadilan menyeluruh pada setiap aspek kehidupan mareka sebagaimana yang telah diatur dan ditetapkan oleh agama maupun negara

Sebagai kesimpulan hadirnya seorang anak dalam keluarga merupakan Anugerah TUHAN. Tak perlu menghindari dan takut hingga lari dari kenyataan. Hanya satu yang patut kita lakukan yaitu, berlaku sesuai dengan ketentuan dan ketetapan agama maupun undang-undang negara. Ingatlah, TUHAN tidak pernah memberikan cobaan melebihi kemampuan manusia. Sekian