Asam Sunti Bumbu Tradisional Khas Aceh

Assalamu’alaikum, teman-teman.

Aceh merupakan provinsi yang terletak di bagian paling barat negara Indonesia. Ada banyak suku yang mendiami wilayah Aceh sehingga tidak heran jika terdapat beragam budaya pada masing-masing kabupaten. Budaya akan mempengaruhi beberapa aspek termasuk makanan tradisional yang juga tidak lepas dari bumbu khasnya. Salah satu bumbu khas yang hanya dapat ditemukan di Aceh adalah asam sunti.

Tanaman belimbing wuluh banyak tumbuh di halaman setiap rumah warga Aceh, terutama daerah pedesaan yang masih asri. Nah, asam sunti terbuat dari buah belimbing wuluh yang dijemur secara bertahap dalam beberapa hari dibarengi dengan pengasinan menggunakan garam kampung.

Bicara soal asal muasal asam sunti sebagai bumbu tradisional Aceh, belum ada pembahasan lebih rinci untuk menganalisa. Namun semasa sekolah di SMA, guru saya pernah mengadakan diskusi sederhana mengenai bumbu tradisional tersebut.

Saat itu guru saya mengatakan bahwa kemungkinan ada serapan budaya dari bangsa India mengingat Aceh memiliki ikatan sejarah dengan Negeri Taj Mahal tersebut. Kita juga tahu bahwa ada banyak jenis bumbu masakan yang digunakan oleh masyarakat India, sehingga ada kemungkinan asam sunti berasal dari serapan budaya mereka.

Serapan budaya di sini tidak menjelaskan serta merta bahwa asam sunti adalah bumbu khas India, tapi hanya menyatakan bahwa proses pembuatan bumbu tersebut yang mengadopsi cara pengolahan bumbu tradisional India. Itulah yang kami peroleh dari hasil diskusi sederhana saat itu.

Asam sunti sering digunakan untuk berbagai menu khas Aceh seperti kuah asam keueung, kuah tumeh dan asam keumamah dan menu khas lainnya.

Proses pembuatan asam sunti berlangsung selama 4 hari jika cuacanya cerah, tapi bisa menghabiskan waktu selama seminggu atau 7 hari apabila cuaca tidak mendukung. Ibu saya adalah salah satu dari sekian banyak ibu rumah tangga paruh baya di Aceh yang ikut membuat asam sunti.

Meskipun tinggal di daerah yang bisa dikatakan perkotaan, tapi beliau sangat menyenangi kegiatan tersebut. Terdapat dua tanaman belimbing wuluh di rumah dengan ukuran buah yang cukup besar. Kata Ibu, tanaman belimbing yang kami punya ini disebut belimbing wuluh Thailand karena ukurannya berbeda dengan belimbing wuluh Aceh.

Berikut proses pembuatan asam sunti yang saya lihat dari Ibu:

1. Petik seluruh buah belimbing wuluh yang sudah mencapai ukuran maksimal.

2. Kemudian rendam seluruh hasil panen belimbing wuluh dengan air mendidih, ini bertujuan untuk mempercepat belimbing wuluh layu.

3. Setelah itu langsung jemur di bawah terik matahari dengan beralaskan bleut atau tikar daun kelapa (Ibu menganyamnya sendiri).

4. Keesokan harinya, jangan lupa untuk membersihkan belimbing wuluh dari sisa mahkota buahnya, sekalian bleut nya juga dicuci setiap kali menjemur agar higienis.

5. Lalu dicuci bersih dan jemur kembali sampai belimbing wuluh sedikit mengkerut.

6. Hari selanjutnya, belimbing wuluh yang sudah menjadi bakal asam sunti langsung digarami secara merata.

7. Proses penggaraman terus diulang hingga belimbing wuluh kecoklatan dan mengkerut sepenuhnya.

8. Saatnya menyimpan asam sunti yang telah jadi ke dalam wadah tertutup dan bersih untuk dapat digunakan sebagai bumbu masakan.

Jemur belimbing wuluh yang telah layu

Bersihkan mahkota buah belimbing wuluh

Jemur kembali sebelum proses penggaraman

Jadi, seperti itulah proses pembuatan asam sunti, bumbu tradisional khas Aceh. Maaf sebelumnya karena proses penggaramannya terlewatkan sehingga tidak sempat saya dokumentasikan.

Terima kasih sudah membaca tulisan singkat di atas. Saya menantikan kritik dan saran dari teman-teman pembaca apabila ada kekurangan.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Cc @anroja @radjasalman @waterjoe @klen.civil @phabeuso