NAK..SUATU HARI KAMU AKAN.....

Dinginnya pagi mencengkeram tubuh, beratnya kelopak mata pun seakan seperti sebuah gunung menggantung menghalangi cahaya, roster terpampang jelas pelajaran matematika, fisika dan kimia, plus upacara bendera yang tidak terbayangkan betapa panasnya.

BENCANA HARI SENIN

Rentetan ocehan Pak Mansur pun terngiang-ngiang bagaikan musik keroncong tak jelas maknanya bagi kita orang sumatera, ooohh Tuhan..!!! Ini radio kok tidak bagus frekuensinya.
Telat masuk sedikit bisa berakibat fatal, setelah berpanas-panasan kita tidak bisa langsung masuk kelas hanya gara-gara telat beberapa menit saja. Belum lagi kasus tidak memasukkan baju ke celana, Ya Allah begini sekolah rupanya.

Kesalahan di pagi hari dihukum dengan Tabek Bendera, panasnya pun serasa seperti Padang Masya. Pelanggaran saat pelajaran lain ceritanya, dihukum berdiri satu kaki malunya itu luar biasa, ujung-ujungnya bersihkan WC sodara..!!, gak papa, memang sudah biasa, sepertinya memang bercita-cita jadi tukang sedot tinja. Lah kok ujungnya bunyi "A" semua, ya maklum saja kita kan siswa, belum sempat belajar abjad semua.

Pelajaran bullshit dan tidak penting paksakan kepada kita, suka tidak suka, marah murka tak masalah, guru tetap dengan sabar membimbing dan meluruskannya.

Udin.!!!, sudah ngerti kamu nak..??

Tidaaaak buuukk..!!(Sambil menguap)

Yang mananya yang kamu belum mengerti nak..??, ibuk akan ulang sampai kamu bisa..

(menguap lagi)..kurang kerjaan amat ini guru ya, gak ada capek-capeknya | (dalam hati)

---

---

Sahabat stemian..
Semua yang saya ungkapkan di atas adalah realita saat kita masih sekolah dulu, saat kita belum begitu paham apa itu guru.

Bawel, jengkelin,mbosenin, dan semua embel-embel ketidaksenangan ini kita sematkan kepada Guru. Memang benar benar menjengkelkan sekali saat itu, nasehat-nasehat basi tak henti keluar dari mulut guru sampai berbuih, bahkan ada yang sengaja mempersiapkan buku bekas siswa lama sebagai alat berlindung dari cipratan nasehat basah itu.

Tak sampai di situ, kita sudah sangat benci dengan sekolah tetapi di hari pertama Ujian Nasional guru bersedia menjemput kita, dari rumah ke rumah mereka mencoba merayu supaya kita bersedia ikut ujian, banyak alpa di absen tidak jadi masalah asalkan mau ikut ujian, kurang kerjaan amat guru ya..!, kita yang tidak mau sekolah malah guru yang sibuk.

sumber

BENCANA SETIAP HARI

Sahabat steemian..
Kejengkelan inilah yang akan kita kangenin nantinya, pahit dirasa tapi indah dikenang, dan tidak akan terulang sekalipun sangat kita harapkan. Memang, sang guru tidak hanya di sekolah saja, di kampus dan di pesantren juga akan kita temukan guru, di kampus bahkan lebih gawat lagi; sebagai mahasiswa kita akan dipertemukan dengan mahaguru, yaitu guru yang sudah naik level lebih tinggi yang biasa kita kenal dengan dosen.

sumber

Percayalah bahwa tidak ada guru yang lebih guru daripada guru di sekolah, seandainya ada itu berarti dosen yang baru saja naik level dari guru. Di kampus tidak akan ada bimbingan selayaknya seorang guru di sekolah, tidak ada ocehan-ocehan itu kecuali mengoceh saat anda butuh tanda tangan, menyalahkan tanpa memberikan arahan bagaimana yang benar.

Hadir tak hadir tidak ada yang ngurusin, biasa gak bisa tidak ada yang ngajarin, pandai atau bodoh itu masalah lo,itu derita lo.., kita baru tau saat keluar nilai C, tidak ada yang marah, cuma nilainya sama sekali tak ramah.

Sukses atau tidak itu urusan kita sendiri, dulu di sekolah kita diarahkan supaya tidak salah, baru dihukum ketika salah. Namun di kampus tidak ada urusan jika kamu belum mengerti, ujiannya tetap akan terjadi dan penderaan tetap sama saja seperti mahasiswa yang sudah mengerti. Saat itu kau akan tahu bahwa MANTAN SISWA AKAN LEBIH MENGINGAT GURUNYA KETIMBANG DOSENNYA.

---

---

Note :
tabek bendera : hukuman hormat bendera di tengah terik matahari

Padang Masya : Istilah untuk keadaan panas yang luar biasa (padang mahsyar)