ACEHNOLOGI, VOLUME 3/25 (SISTEM KEBUDAYAAN ACEH)

Assalamualaikum wr wb
Pembaca steemit, kali ini saya menulis tentang 'SISTEM KEBUDAYAAN ACEH'
Budaya, suatu daerah yang mempunyai budaya berarti daerah itu memiliki identitas.
jadi, silahkan cerna sendiri apa itu Budaya.
Bab sistem kebudayaan Aceh ini mengupas kemampuan orang Aceh dalam menciptakan, merekayasa, dan mempertahankan sistem kebudayaan.
Ada tiga konsep tentang kemampuan orang Aceh didalam memunculkan kebudayaan, yaitu : saya,keberadaan,dan aksi.

Masyarakat Aceh selalu memfungsikan Islam didalam kehidupan mereka. Mereka menganggap, untuk mengenal diri,tahu diri,posisi diri perlu pendalaman Islam. Mulai dari syariat, hakikat, hingga makrifat.
Setelah pendalaman tersebut, barulah mereka berani menyebut diri 'lon' (saya).
Persoalan 'turi dro' atau kenal diri merupakan hal yang harus dilakukan orang Aceh. karna 'turi dro' merpakan pra-syarat untuk membangun kebudayaan. Sehingga orang Aceh mempunyai dasar untuk bertindak dengan falsafah, yaitu : ingat, seimbang, dan syukur.
Dalam kehidupan masyarakat Aceh memiliki 'haba peuingat' yang berarti kabar untuk mengingatkan. Seperti contohnya Hikayat, Dakwah, dan Nadzam.

Didalam mengartikan makna 'seimbang',
Masyarakat Aceh selalu memiliki budaya untuk 'timang' (sejajar) atas apapun yang dilakukannya.
seperti contohnya menyeimbangkan hubungan manusia dengan Tuhan dan alam. Namun, apabila tidak bisa menyeimbangkannya maka mereka akan kembali kepada haba peuingat hasil dari nasihat para endatu (leluhur).

Istilah 'Mangat' merupakan istilah yang digunakan orang Aceh untuk sesuatu yang baik-baik atau yang enak-enak. Jadi, orang Aceh membiasakan diri untuk tidak bergantung pada nominal materi dan tetap kepada Beurekah. Sehingga makna syukur sangat tetap dijunjung tingggi.

Sekian tulisan saya tentang Sistem Kebudayaan Aceh, semoga bermanfaat.
Terimakasih, Wassalamualaikum wr wb.