Perjalananku ke Daerah Pedalaman

in #adventure6 years ago (edited)

Hai steemian,,,

Hari ini penulis berkunjung ke sebuah desa terpencil di pedalaman aceh utara. Dengan mengendarai sepeda motor butut saya berangkat menuju ke pedalaman aceh utara dengan menempuh perjalanan lebih kurang tiga jam. Waktu tiga jam itu terhitung mulai memasuki jalan kecamatan alias waktu tiga jam itu tidak termasuk di jalan raya banda aceh - medan.

Bukan tanpa alasan saya pergi ke pedalaman aceh utara tersebut, di karenakan tugas lapangan yang saya terima harus menuju kesana. Jalan kecamatan yang saya lalui cuma beraspal lebih kurang 20 km sahaja, selebihnya hanya jalan kerikil bebatuan yang harus saya lalui. Untung sepeda motor butut saya tidak berontak atau tidak apa-apa meskipun harus melalui jalan kerikil bebatuan yang sesekali terdapat tanjakan-tanjakan yang ekstrim.


pixabay.com

Sesampai di tempat tujuan, saya melihat sekeliling dengan pemandangan alam yang indah dan menakjubkan, udaranya sudah mulai mendingin karena memang sudah berada di pegunungan atau titik ketinggian. Saya merasa senang dan bahagia di saat para penduduk desa setempat menyambut kedatangan saya dengan sangat baik dan penuh keakraban. Rasanya seperti di kampung halaman sendiri atau paling tidak rasanya seperti daerah yang sudah saya dikenali.

Selesai acara pokok yang perlu saya sampaikan, para petua di desa tersebut mengajak saya untuk berkeliling. Dengan hati senang dan gembira saya sangat menyukai tawaran tersebut, kami pun berjalan menyusuri jalanan yang memang masih berkerikil bebatuan sembari melihat-lihat pemandangan alam yang terpampang di sekeliling kami.


 

Kami berhenti di salah satu sungai yang membelah batasan desa itu dengan desa lainnya. Beruntung di hari itu air sungai sedikit karena musim kemarau, jika musim hujan tiba biasanya sungai ini di penuhi oleh air. Kami pun turun ke sungai untuk melihat pemandangan sungai yang tidak deras dan dipenuhi batu-batu besar sebagai isinya sungai.



 

Tepat di atas kami berada terdapat sebuah jembatan gantung yang menghubungkan desa ini dengan desa tetangga. Jembatan gantung yang sudah lama menurut penglihatan saya sudah sangat memprihatinkan, di mana alas-alasnya dari papan sudah mulai terkelupas dan dimakan usia. Jika anda tidak biasa dengan jembatan gantung pasti gemetaran saat melintasinya karena jembatan ini bergoyang dan berayun saat di lalui, namanya juga jembatan yang menggantung,,,hehehe.



 

Kami menghabiskan waktu di sungai lebih kurang dua jam sembari mendinginkan tubuh dengan mandi di sungai yang berair jernih tersebut. Akhirnya kami beranjak pulang ke rumah kepala desa untuk acara makan-makan yang memang sudah dipersiapkan. Selesai makan, kami pun istirahat sambil tiduran di rumah kepala desa itu. Saya merasa sangat senang dan menyukai tempat pedalaman ini yang jauh dari kebisingan dan polusi. Tugas lapangan yang saya jalankan menjadi bahan dan rasa puas yang saya nikmati dari perjalanan ini. Hari pun sudah menjelang sore, saya pamit minta izin kepada seluruh masyarakat disana untuk kembali ke tempat asal saya. Jika ada kesempatan di lain waktu pasti saya akan berkunjung lagi.


Demikian kisah perjalanan saya di hari ini yang telah saya susun dalam sebuah cerita singkat ini semoga anda yang belum pernah ke tempat-tempat pedalaman menjadi penyemangat dan inspirasi untuk mengunjungi tempat-tempat terpencil yang penuh dengan berbagai macam panorama keindahan alam yang tidak kita temui di perkotaan.

 

 

Salam dari bumi rencong : @nekmudagroh


Posted from my blog with SteemPress : https://nekmudagroh.000webhostapp.com/2018/10/perjalananku-ke-daerah-pedalaman

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64498.18
ETH 3079.08
USDT 1.00
SBD 3.86