Bitcoin Toward a New Balance? Falls 12 Percent in this Week | Bitcoin Menuju Keseimbangan Baru? Turun 12 Persen Pekan ini |

in #bitcoin6 years ago (edited)



Btitcoin (BTC) Trading during Monday, June 11, 2018 was very volatile and fell below the psychological price of Rp100 million or was in the position of $ 6,786 USD at 10:24 pm. In trading over the past 24 hours, BTC has depreciated to 6.8 percent. While in the past week, BTC has fallen as deep as 11-12 percent.

Looking at the position of BTC technical analysis in a number of sources, many predict BTC will show a downward trend in the next one-week trade with an average value in the range of Rp97 million to Rp110 million. With a difference of about Rp13 million, for traders in Indonesia certainly can still enjoy a little profit margin. But this is in a strict psychological condition that requires traders to peek at the charts all the time.

Surely this is not good news for anyone who stores BTC and other types of cryptocurrency because overall it is almost entirely on the red line. Ethereum and The Ripple, for example, fell to 12 percent in the previous day's trading (June 10, 2018).

Forbes contributor Billy Bambrough, the BTC's exposure will decline to 50 percent by 2018. Why is it so deep? According to Billy, the rampant action of BTC account hacking in South Korea in recent months is the main cause. This condition raises great concerns to BTC as an investment and trade commodity. Why can cases in South Korea affect BTC prices globally?

This is possible because South Korea is the third largest market of BTC trade in the world after the United States and Japan. Some of the biggest BTC hacks in recent years have occurred in the country, with Bithumb, which at that time, South Korea's largest and fifth largest cryptocurrency exchange in the world at the time, was hacked in July last year.

Data from nearly 32,000 user data has been compromised that allows hackers to log in and transfer coins. A few months later, in December, another exchange, Youbit, lost about 4,000 BTC or about 17 percent of its assets. An extraordinary amount if converted into rupiah. This condition shakes the confidence of many potential BTC investors when there is a security hole in a cryptocurrency transaction.

Read more analysis of Billy Bambrough in reading on [link] (https://www.forbes.com/sites/billybambrough/2018/06/10/the-bitcoin-price-is-down-50-this-year-alone-heres -why / # 658103056801).

In addition to security and hacking issues, I think the regulatory and pro-contra issues still color the cryptocurrency trade. The growing number of new crypto that makes Initial Crypto Offering (ICO) can make the market saturated. Can be seen, the market only responds briefly to ICO, but a month later the price of free fall. This condition should be wary of Steemian who sometimes talkative to buy new crypto is not prospective.

When I saw the BTC go down so deep, I decided to send a deposit on an indodax account and buy some BTCs in the price of Rp107 million and Rp100.7 million in two transactions. But when the price touched Rp97 million, suddenly regret not ordering at the lowest price. That is the very fluctuating crypto trade.

Is it true that BTC will lead to a new balance under Rp100 million? I have not found an article that conveys such an analysis. The data at coingegko.com shows in the past year BTC has gone up to 120 percent. So, there is still a reason for optimism.[]


Grafik BTC_02.jpg




Bitcoin Menuju Keseimbangan Baru? Turun 12 Persen Pekan ini

Perdagangan Btitcoin (BTC) sepanjang Senin 11 Juni 2018 pagi sangat fluktuatif dan turun di bawah harga psikologis Rp100 juta atau berada pada posisi $6.786 USD pada pukul 10.24 WIB. Dalam perdagangan selama 24 jam terakhir, BTC sudah terdepresiasi sampai 6,8 persen. Sedangkan dalam sepekan terakhir, BTC sudah turun sedalam 11 - 12 persen.

Melihat posisi analisis teknikal BTC di sejumlah sumber, banyak yang memprediksikan BTC akan menunjukkan tren menurun dalam perdagangan sepekan ke depan dengan rata-rata nilai pada kisaran Rp97 juta sampai Rp110 juta. Dengan selisih sekitar Rp13 juta, bagi para traider di Indonesia tentunya masih bisa menikmati sedikit margin keuntungan. Tetapi ini berada dalam kondisi psikologis ketat yang mengharuskan traders mengintip grafik setiap saat.

Tentunya ini bukan kabar gembira bagi siapa pun yang menyimpan BTC dan berbagai jenis cryptocurrency lainnya sebab secara keseluruhan hampir semuanya berada pada jalur merah. Ethereum dan The Ripple, misalnya, turun sampai 12 persen pada perdagangan sehari sebelumnya (10 Juni 2018).

Kontributor Forbes, Billy Bambrough, memperkirankan BTC akan mengalami penurunan sampai 50 persen tahun 2018 ini. Mengapa sampai begitu dalam? Menurut Billy, maraknya aksi peretasan akun BTC di Korea Selatan dalam beberapa bulan terakhir ini menjadi sebab utama. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap BTC sebagai komiditi investasi dan perdagangan. Mengapa kasus di Korea Selatan bisa memengaruhi harga BTC secara global?

Hal itu dimungkinkan sebab Korea Selatan merupakan pasar terbesar ketiga perdagangan BTC di dunia setelah Amerika Serikat dan Jepang. Beberapa peretasan BTC terbesar dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi di negara ini, dengan Bithumb, yang pada saat itu, pertukaran cryptocurrency terbesar Korea Selatan dan kelima terbesar di dunia pada saat itu, diretas pada bulan Juli tahun lalu.

Data dari hampir 32.000 data pengguna telah disusupi yang memungkinkan peretas untuk masuk dan mentransfer koin. Beberapa bulan kemudian, pada bulan Desember, pertukaran lain, Youbit, kehilangan sekitar 4.000 BTC atau sekitar 17 persen dari asetnya. Jumlah yang luar biasa kalau dikonversikan dalam rupiah. Kondisi ini mengguncang kepercayaan banyak investor BTC potensial pada ketika ada celah keamanan dalam transaksi cryptocurrency.

Selengkapnya analisis Billy Bambrough dalam dibaca pada tautan.

Selain masalah keamanan dan peretasan, saya pikir masalah regulasi dan pro kontra masih mewarnai perdagangan cryptocurrency. Tumbuhnya banyak kripto baru yang membuat Initial Crypto Offering (ICO) bisa membuat pasar jenuh. Bisa dilihat, pasar hanya merespon sebentar terhadap ICO, tetapi sebulan kemudian harganya terjun bebas. Kondisi ini harus diwaspadai Steemian yang terkadang latah membeli kripto baru yang tidak prospektif.

Ketika melihat BTC turun begitu dalam, saya memutuskan untuk mengirim deposit di akun indodax dan membeli sejumlah BTC dalam harga Rp107 juta dan Rp100,7 juta dalam dua kali transaksi. Namun ketika harga menyentuh Rp97 juta, tiba-tiba menyesal tidak mengorder pada harga paling rendah. Begitulah perdagangan kripto yang sangat fluktuatif.

Apakah benar BTC akan menuju keseimbangan baru di bawah Rp100 juta? Saya belum menemukan artikel yang menyampaikan analisa demikian. Data di coingegko.com menunjukkan dalam setahun terakhir BTC sudah naik sampai 120 persen. Jadi, masih ada alasan untuk optimis.[]


Grafik BTC.jpg


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Bagus, ini perkembangan positif.... Buat saya ini juga fakta kenapa SMTs itu jauh lebih bagus dan benar2 mempersiapkan segala kemungkinan. Kebanyakan ICO bisa memberikan efek negatif kepada keseluruhan harga token.

Beberapa kawan kita merugikan saat ICO IGNIS yang lalu Sista @mariska.lubis. Membeli kripto saat ICO sama seperti membeli saham saat IPO, belum tentu harganya akan membaik ke depan. Harus mencari informasi sebanyak dan seakurat mungkin agar tidak salah mengambil keputusan.

Pergerakannya dinamis, kadang naik kadang turun, pergerakan seperti ini menjadi alasan investor untuk memahami mana ruang investasi yang menguntungkan.

Salam bang, postingan yang memaparkan tentang cryptocurrency setajam silet, terima kasih telah berbagi, @ayijufridar, semoga bermamfaat.

Terima kasih Flash @gourdon. Saatnya berinvestasi di BTC. Saya sudah meski sedikit.

Saya akan mencoba da belajar tentan bitcoin, terima kasih @ayijufridar

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63851.10
ETH 3059.36
USDT 1.00
SBD 3.85