Oleh-oleh dari AcehsteemCreated with Sketch.

in #busy6 years ago (edited)

Saleum Steemians!
di taxi.jpg

Finally, berhasil juga posting dengan laman ini
Sore ini, Istri tercinta kembali ke pelukan, setelah 7 hari meninggalkan rumah untuk menjenguk kedua orang tuanya di Kota Lhokseumawe, Aceh tanpa saya. Saya menjemputnya di Lebak Bulus sesuai dengan permintaannya sebelum berangkat dari Banda Aceh tadi pagi. Biasanya saya menjemputnya di Bandara. Begitu sampai di rumah, dia langsung membongkar tasnya yang lumayan berat. Padahal saya sudah memintanya untuk istirahat dahulu, bongkar tas bisa nanti saja, namun cici beralasan bahwa ada beberapa bahan makanan yang dibawanya dari Aceh harus segera dipindahkan ke dalam kulkas agar tidak berkurang kualitasnya.

bongkar bawaan cici

salai.jpg pisang salai
Pertama dia mengeluarkan yang paling atas, yaitu keripik dari Bireuen, ada pisang lemak dan pisang manis, singkong rasa jagung dan pisang salai. kata Cici, dia lupa meminta pisang salai terkenal dari Panton Labu pada @el-nailul, sehingga dia harus membelinya di Bireuen.
IMG_20180514_175227_HDR.jpg

Setelah itu dia mengeluarkan sebuah bungkusan yang langsung diserahkannya pada saya, "ini buah kesukaan Adam dari pohon di depan rumahnya" katanya. Saya penasaran dan langsung membuka bungkusan tersebut, Matoa! ya isinya buah matoa, buah khas dari Papua, bernama ilmiah Pometia pinnata. Meskipun matoa adalah tanaman buah khas papua, namun sekarang mudah dijumpai di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di Aceh yang notabene jaraknya ujung ke ujung dengan daerah asalnya. Ada dua jenis Matoa yang dikenal di Papua yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Pepeda, dari segi tekstur dan ukuran maka Matoa yang dibawa @cicisaja dari Aceh adalah Matoa pepeda. kok bisa tahu? kebetulan saja saya pernah bertugas di Papua dan menikmati Matoa Kelapa yang berukuran besar dengan daging buah yang kenyal mirip dengan rasa rambutan aceh yang tumbuh di halaman belakang rumah kami di Pamulang Estat ini, sedangkan Matoa Pepeda berukuran lebih kecil dengan daging buah agak lembek dan lengket, rasanya lebih mirip buah lengkeng. Tentu saja tidak semua orang Aceh pernah makan buah ini, kami cukup beruntung ketika tahu bahwa sudah lama pohonnya tumbuh di rumah @dedybadunk, dan lebih beruntung lagi karena bisa dijadikan oleh-oleh pula.
matoa pepeda.jpg

Koper cici sama sekali tidak berisi pakaian. melainkan berbagai bentuk tupperware yang ternyata berisi bahan yang diperlukannya untuk mempraktekkan segala ide yang muncul dikepalanya saat menggeratak dapur. Saya menghirup bau yang sangat wangi, mirip bau buah kuweni/kuini dan embacang. Cici lalu membuka sebuah kotak berisi 17 buah Asam Kumbang. Di Aceh orang menyebutnya buah kumbang, buah khas hutan tropis yang bernama latin Mangifera quadrifida sedangkan secara umum buah ini memang berasal dari Asia Tenggara, Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. Rasanya asam dan kadang-kadang ada juga yang manis, berbentuk bulat dengan warna kulit hijau gelap hingga ungu. kata Cici, buah ini adalah pelengkap dalam rujak manis buatan ibunya yang biasa kami santap saat berbuka puasa. Tahun lalu, dia tidak menemukan buah itu di Tangsel dan sekitarnya, sehingga saya paham kenapa dia jauh-jauh membawanya dari Aceh (patut diduga, dia pasti berniat menanam bijinya juga yang entah dimana nanti lokasinya)
asam kumbang.jpg
Selain untuk campuran rujak, ternyata buah ini juga sering dibuat jadi sambal asam dan dimakan dengan nasi. tapi Cici kurang suka makan sambal kumbang ini selain untuk rujak. Asam Kumbang ini biasanya tumbuh di hutan dan terkadang ada juga yang dikebun, pohonnya bisa mencapai tinggi 50 meter, wajar saja karena biji kumbang yang kami semai 2 tahun lalu dalam sebuah pot dan sekarang ditempatkan di rumah adik, ukurannya sudah mencapai 2 meter, mungkin kalau langsung ditanam pada tanah bisa lebih cepat lagi tingginya. belum banyak penelitian mengenai manfaat buah kumbang ini kecuali bahwa kayu pohonnya bisa dimanfaatkan untuk furnitur seperti plywood dan parket.
gulmer kutacane.jpg

Seperti biasa, istri saya ini tidak akan pernah lupa membawa oleh-oleh berupa kebutuhan pribadi saya berserta dengan pasangannya, apalagi kalau bukan Kopi dan Gula Aren? dia bercerita dengan senang betapa beruntungnya dia bisa membeli 2 kilogram gula aren tanpa repot-repot memesan dan mencarinya di pasar. saat akan berangkat dari Lhokseumawe (kota kelahirannya) menuju Banda Aceh, di Loket L300 yang biasa kami gunakan jasanya, baru saja kedatangan paket berupa Gula Aren dari Kutacane, Aceh Tenggara dalam jumlah besar dan tanpa banyak tanya dia langsung membeli pada petugas loket seharga 50 ribu rupiah. "murah banget, cint... bayangkan kalau saya harus pesan ke Gayo Lues untuk yang kualitas premium, sekilonya 50 ribu, ini dapat dua kilo, waahh saya seperti dapat durian hasil rebutan dengan harimau", agak lebay tapi begitulah caranya mengekspresikan diri. Saya sering mendengar dari cici juga, bahwa gula aren dari Kutacane itu sangat terkenal dan dia ulang cerita betapa seorang teman baiknya akan selalu memberinya gula aren apabila baru pulang bertugas dari Kutacane.
kopi solong.jpg
Nah, kalau kopi ini, tentu saja lain lagi ceritanya. Cici cerita bahwa dalam pertemuan dengan seorang teman saat mereka menonton launching album seorang artis penyanyi Aceh, teman itu menawarkan untuk membelikannya tiket pesawat pulang ke Pamulang, namun cici menolak dan meminta kopi sebagai gantinya. Saya adalah penggemar Kopi Ulee Kareng dan segala jenis merek kopi yang berasal dari Aceh terutama Gayo, namun Kopi Solong punya tempat khusus. Cici tidak begitu suka membeli kopi solong, bukan karena mahal tetapi karena tidak hemat. sudah tahu arahnya kan? Hahahaha... menurut cici, frekuensi saya minum kopi akan bertambah dua kali lipat apabila dia menyajikan kopi solong yang berarti stock kopi akan lebih cepat habis. Saya sempat bertanya mengapa dia tidak pesan Kopi Ulee Kareng saja? "ini hadiah, jadi tidak boleh protes". Alhamdulillah, terima kasih Bang Mento (orangnya ngga punya akun steemit).

Saya masih mencoba mengintip apa lagi yang dibawanya dari Aceh, ternyata ada sebungkus bumbu kari siap masak, sebungkus teri medan (ini siy nggak boleh nggak ada buat cici), telur asin, ikan rebus dan yang paling tidak saya duga adalah pucuk daun pisang untuk membuat timphan, makanan khas Aceh yang sangat disukai Mertuanya Cici alias Bapak saya. "Labu kita akan matang menjelang lebaran nanti, tapi daunnya tidak akan bertahan selama itu, jadi saya akan membuat timphan dengan adonan pisang dan ubi saja selama bulan puasa", penjelasan yang masuk akal menurut saya. Memang sudah lama Cici mencari pucuk daun pisang untuk membuat kue timphan itu namun belum pernah beruntung mendapatkannya di Pamulang. That's my wife! kalau sudah berniat melakukan sesuatu, dia akan bersabar sampai bisa mendapatkan bahan yang sesuai dengan kebutuhannya walaupun adakala dia akan menggunakan apapun yang tersedia untuk mencapai tujuannya menerapkan berbagai ide yang terus berloncatan dari benaknya.

Cici sudah pulang dalam pelukan, Ramadhan segera tiba, Selamat menunaikan ibadah puasa kepada Steemians yang menjalankannya, Mohon Maaf Lahir dan Bathin, semoga kita dapat menunaikan ibadah puasa dalam keadaan sehat dan lancar hingga akhirnya kita bisa merayakan Idul Fitri dengan bahagia dan sejahtera, aamiin.

Sort:  

Congratulations @dipoabasch! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Hai, halo @dipoabasch! Kami sudah upvote yah.. (Ini bagian dari kontribusi kami sebagai witness di komunitas Steemit bahasa Indonesia.)

ooh, terima kasih atas upvotenya

Foto daunnya gak ada ya, cint.. Hehehe
Malas bukanya, terima kasih yaa sudah repot2 jemput 😘❤️

Iya, dimana daunnya? Gak diperiksa masih segar atau sudah kering? 💕 Buat kamu apa yang nggak, cint?

Weww..kak cik bawak oleh-oleh lengkap sama baretnya..lengkaplah penderitaan bg @dipoabas..hahaha

Belum semua katanya... Sepertinya akan balik lagi tahun ini. Hahahaha

smoked banana's I must try. So glad cici is back home.Sounds like she brought back many gifts for you. Thanks for sharing your adventures with all us steemians.

Yes, smoked banana is so sweet, we can eat them just as it is but sometimes my wife will deep fried it after slicing them into fingers shape. She's brought everything she wanted me to have and I have nothing to say that I am so grateful for her and everything.
Thank you @kandywriter for stopping by ☺️

The banana that I fry here is called a plantains. They are different from the regular banana. They even make crunchy chips

plantan chips.jpeg
My favorite.😊

Aha... I have that kind of chip too, here. We have the sweet and savory taste too, I didn't expose the pics. It is a particular souvenir from Bireun, Aceh.

I can not go to store and get them only down south in Miami. Here I have to order from the computer to get them. I eat many when I was a child and lived in Miami.

Waaah ... Suka kali bacanya.
Salam kenal mas @dipoabasch.

Alhamdulilah, Salam kenal kembali @aneukpineung78

Coin Marketplace

STEEM 0.32
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66791.24
ETH 3239.69
USDT 1.00
SBD 4.22