Ingin Berkembang di Platfrom Steemit ? Mari Bersikap Manusiawi !

_{image source}

Mengutip dari sebuah tafsir, pada tulisan kali ini saya ingin memulainya dengan firman Allah Swt dalam Q.S Al-Baqarah ayat 213, yang artinya :

"Manusia adalah umat yang satu, lalu Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan".

_{image source}

Ayat di atas ini menjelaskan tenyang kasta dan ras umat manusia yang mengarah kapada makna secara universal. Para ulama berselisih paham dalam memaknai "bahwa manusia adalah umat yang satu". Mereka menafsirkan bahwa yang dimaksudkan "kesatuan" itu adalah kesatua tentang akidah. Mereka memahami bahwa kata kana pada ayat tersebut berartikan pada masa lalu. Allah mengutuskan para Nabi, karena mereka berselisih. Allah memberikan kitab suci kepada para Nabi untuk menyelesaikan masalah tentang perselisihan itu. Namun, pemahaman yang lebih tepat adalah memahami kata "kana" dalam artian ats-Tsubut yang berarti Kemantapan dan kesinambungan keadaan sejak dahulu hingga kini. Maka secara jelas bahwa yanh di maksudkan dalam ayat tersebut adalah kemantapan dan kesinambungan yang masih berlanjut hingga kini, dengan arti lain manusia sejak dahulu hingga saat ini merupakan satu kesatuan kemanusiaan yang tidak bisa dipisahkan lagi. Meniti dari penjelasan Ayat tersebut, menarik bagi @ponpase ingin melihat penjabaran ini dalam sudut sosial manusia saat ini.

Sebelumnya @ponpase telah membaca pembahasan tentang ini melalui beberapa tulisan karya penulis terkenal yang tidak saya hapalkan namanya itu. Manusia merupakan makhluk sosial, dimana kebutuhan seorang manusia tidak akan dapat terpenuhi melainkan dengan kerja sama seluruh pihak. Manusia harus saling bantu membantu demi mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Penafsiran kata-kata sosial memiliki dua arah maksud yang saling mengikat.

_{image source}

Pertama, bahwasanya semua manusia memiliki banyak kebutuhan, sehingga harus ada keberagaman dalam jenis wanita dan pria, tingkat pendidikan, pekerjaan, maupun kesejahteraan agar manusia saling dapat membantu satu sama lainnya. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Hujarat ayat 13 yang artinya : "Hai seluruh manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".

Kedua, semua manusia di dunia ini adalah sama dari sisi kemanusiaannya, karema manusia adalah umat yang satu sebagaimana Nabi Saw bersabda : "Semua kamu bersumber dari Adam dan Adam diciptakan dari tanah. "

_{image source}

Dalam paparan di atas dapat kita pahami bersama bahwa, kesatuan umat secara universal yang menegaskan bahwa perbedaan-perbedaan kelompok memang sengaja ada dengan tujuan agar manusia untuk saling mengenal satu sama lainnya. Baik mengenal keistimewaan masing-masing maupun potensi yang ada pada diri manusia agar manusia ini bisa saling bekerja sama dalam rangka meraih kesejahteraan. Dengan demikian, maka kemanusiaan yang berarti secara universal ini semoga saja tidak mengakibatkan pandangan hidup, peringkat kesejahteraan hingga budaya dan tata cara kehidupan manusia itu sendiri. Hal ini merupakan sebuah prinsip yang sudah ada sejak masa Nabi Saw. Rincian yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangan setiap masyarakat yang ada.

Namun, menurut pandangan saya saat ini di era globalisasi yang semakin ambur adur menyerukan secara lebih gamblang kemanusiaan secara universal ini harus disambut dengan suka cita. Namun, di saat yang sama dewasa ini masih jauh dari kenyataan, karena sering kali jiwa bangsa yang kuat dinilai lebih mulia dan mahal dibandingkan jiwa bangsa yang lemah. Hal ini juga berlaku pada Darah, seringkali darah merekapun dinilai darah sedangkan darah yang lainnya dinilai sebagai air berjatuhan yang menjijikkan.

_{image source}

Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya pribadi mengajak kita semua untuk saling bahu membahu di Platform steemit ini. Mari kita teriakkan semangat saling bahu membahu guna tumbuh bersama untuk mencapai kesejahteraan. Hilangkan rasa iri, cemburu atau pun benci kepada sesana kita. Kendatipun kita di dalam satu lingkaran yang sama telah tumbuh berbagai macam cabang-cabang yang telah membentuk sub mereka sendiri. Seharusnya hal yang serupa ini dapat dinilai dengan logika yang lebih positif. Beberapa orang yang telah mampu berdiri secara mandiri seharusnya layak mendapatkan dukungan untuk saling bergerak bersama-sama. Mari wujudkan kesejahteraan dengan semangat bergotong royong dan saling mendukung satu sama lainnya. Saya yakin Steemians Indonesia pasti bisa melakukan hal ini.

Tulisan ini diambil dari pada Kultum Quraish Shihab dan kutipan dalam buku "Membumikan Al-qur'an Jilid 2" yang di tela'ah dari berbagai media.