Inovasi dari Dunia Kuliner

in #culinary5 years ago

image

Salah satu makanan khas orang Aceh adalah rujak. Mungkin, bila hanya rujak semata, dimana-mana di belahan nusantara ini setiap daerah punya rujak. Tetapi, Aceh ya jelas memiliki keunikan tersendiri dalam dunia per-rujak-kan.

Salah satu khas dari rujak Aceh ialah hadirnya rujak u groeh. Bila rujak pada umumnya menggunakan buah-buahan segar seperti mangga, mentimun, kates, dsb. Rujak u groeh berbahan dasar kelapa termuda, sebelum menjadi kelapa muda. Di Aceh disebut u groeh.

Nah, tadi sembari kembali ke Banda Aceh, saya menyempatkan waktu untuk menyicipi rujak u groeh tersebut. Bagi yang sudah pernah mencicipi pasti sudah tahu tempatnya dimana, atau bagi mereka yang aktif di media sosial dengan kuliner sebagai rubrik yang diikuti. Rujak u groeh ini berada di kawasan Indrapuri, Aceh Besar. Nama warung rujaknya, Aneuk Garuda.

image

Bahan dasarnya adalah batok kelapa termuda, yang dipotong kecil-kecil. Tetapi, ada pula diselipkan bagian muda dari pohon kelapa, saya susah mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Aceh disebut guep u. Lalu ditaburkan bumbu rujak. Pastinya saya tidak tahu bahan baku bumbu tersebut. Saya yakin, pasti ada resep rahasia.

Bila pertanyaannya bagaimana rasa rujak u groeh, susah dibahasakan. Intinya, enak lah. Kalau tidak percaya, cukup datang dan buktikan sendiri. Kalau saya bahasankan rasa rujak u groeh dengan, enak, ada manisnya, gurih, pun manis pedas. Tentu hanya bisa diimajinasikan. Itupun meucawoe.

Yang berbaya dari postingan ini sebenarnya satu, saya lupa harganya. Tadi, saya hanya pesan satu porsi makan di tempat, teh botol Dian Sastro. Eh, Sosro. Dan satu kerupuk. Saat membayar, saya memberikan uang 20.000 rupiah. Tapi ada kembaliannya. Itupun sudah terlanjur saya kunyel-kunyel uang tersebut dan dimasukkan ke saku celana. Bukan dompet. Simpelnya, terjangkau harganya.

image

Kelebihan lain dari Aneuk Garuda, saat kita mencicipi rujak di sana, tempatnya mudah diakses. Pas di samping jalan nasional, Medan-Banda Aceh. Sekalipun warungnya relatif tidak begitu besar, tetapi di seberang terpampang pemandangan sawah juga perhubungan. Sedangkan di bagian bawah, ada jalur air irigasi.

Rujak u groeh sejak kemunculannya di tahun 2007, lambat laun terus saja populer. Banyak wisatawan yang ke Aceh, oleh para pemandu diajak ke tempat tersebut. Di samping itu, rujak itu tidak hanya bisa bisa dinikmati di tempat dan juga dibungkus. Tetapi, warung rujak Aneuk Garuda juga menerima pesanan. Seperti untuk pesta perkawinan.

Pada akhirnya, saya dan mungkin juga kita semua, memiliki harapan yang sama. Semoga inovasi rujak di Aceh dengan batok kelapa termuda sebagai bahan dasarnya, dapat dipatenkan. Rujak u groeh harus menjadi primadona kuliner Aceh terbaru yang khas, hingga sampai masanya melagenda.

image

Aceh, tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya. Tetapi juga harus lebih sering mempromosikan aneka kuliner. Dengan begitu, geliat industri pariwisata makin bertumbuh, matang dan dewasa. Kita tidak tahu, ke depan, rujak apa yang terbaru tapi juga memiliki rasa yang khas.

Sort:  

ini tulisan yang keempat tentang rujak u groh Indrapuri yang saya baca di laman steemit @lontuanisme, setelah sebelumnya ada @abuarkan @acehpungo dan @bahagia-arbi sesuatu yang unik memang meski berulang-ulang selalu menarik untuk dibaca.

Benar bang. Saya hanya merekam ulang "kebetulan singgah".

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63318.34
ETH 3108.17
USDT 1.00
SBD 3.97