Tradisi Meugang Sebagai Warisan Pada Masa Kesultanan Aceh

Assalamualaikum sahabat, bagaimana kabar kalian?. Semoga baik-baik saja ya. Tetap semangat menjalani hidup yang singkat ini. Yang terpenting sekali adalah Jangan Lupa Bahagia. Itu pesan kita semua.

Sahabat, kali ini aku mau berbagi sedikit pengetahuanku tentang sebuah tradisi orang Aceh dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Tak terasa ya sahabat, tinggal menunggu hari lagi sudah puasa Ramadhan. Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, sebagaimana pada hari ini kita masih diberikan kesempatan menghirup udara yang segar ini. Juga InshaAllah diberikan umur yang panjang di bulan Ramadhan ini. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.


Tradisi Meugang/Makmeugang


image

Meugang merupakan tradisi memasak daging serta menikmatinya bersama keluarga, ataupun kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh, meugang ini biasanya dilaksanakan setahun tiga kali, yakni pada saat menjelang Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri. ¹

Meugang pertama sekali dilakukan pada masa kesultanan Aceh, yakni pada masa Sultan Iskandar Muda. Sultan memerintahkan para uleebalang untuk mensubsidi masyarakat miskin yang tidak sanggup membeli daging.² Hal ini pula sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas kesejahteraan rakyat Aceh pada masa itu. Jika ditelisik lebih jauh lagi, pada dasarnya tradisi meugang ini dipengaruhi sebuah hadis yang mengatakan:

Celakalah orang yang didatangi bulan Ramadhan, tetapi belum saling maaf-memaafkan dan berbakti kepada orang tuanya (HR Tirmidzi).³

Nah, berangkat dari hadis tersebutlah orang Aceh menterjemahkan ke dalam tradisi meugang. Untuk merayakan hari tersebut, biasanya masyarakat Aceh membawa pulang beberapa potong daging untuk dikonsumsi bersama keluarganya. Di pagi hari perempuan-perempuan Aceh sudah sibuk belanja untuk keperluan dapurnya, dari menyiapkan bumbu serta belanja daging seperlunya.

Hal tersebut pula menjadi lumrah dan wajar, sebab bagi masyarakat Aceh apalagi yang berdomisili di dekat pesisir pantai, pada hari-hari biasa, mereka selalu mengkonsumsi ikan hasil tangkapan sebagai protein. Sehingga wajar kalau pada hari spesial tersebut, masyarakat Aceh menggantikannya dengan mengkonsumsi daging. Seperi daging sapi, kambing dan lain sebagainya.

Dari sini dapat kita pahami bersama mengapa tradisi meugang tersebut marak sekali terjadi di kalangan masyarakat Aceh. Jika kita perhatikan lagi, di beranda sosial media asal Aceh pasti banyak yang menyebut-nyebut meugang ini, pun dengan media-media online khusunya Aceh, ada saja artikel atau opini yang membahas tentang meugang. Termasuklah salah satunya postingan saya ini. Hee...


MARHABAN YA RAMADHAN.

image

Demikianlah postingan yang sederhana ini, semoga bermanfaat.
Salam hangat penuh cinta,
@djamidjalal


image

image
image

Sort:  

Ways to improve to get our upvotes:

  • Make better photo, looks a bit scary
  • Write a translation in English

Sayangnya sekarang tidak ada subsidi daging pada hari Meugang, dari pemerintah seperti halnya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Bagi yang mempunyai kesanggupan okelah bisa membeli daging dengan harga 200 rb per kilonya, tapi yang nggak mampu hanya bisa menonton tradisi meugang ini.

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 63754.85
ETH 3055.95
USDT 1.00
SBD 3.85