Cintha Putri, Mantan Atlet Aceh yang Sukses di AS - Serambi Indonesia

in #dlike5 years ago

Shared From Dlike

Tak banyak perempuan Aceh yang sukses berkarier di luar negeri, terlebih di Amerika Serikat (AS), negeri adidaya yang menjadi raksasa ekonomi dunia Cintha Putri adalah salah satunya.

Perempuan berdarah Aceh ini menduduki posisi mantereng pada sebuah perusahaan ternama di AS yang bergerak di bidang informasi teknologi (IT). Ia sekarang menjabat sebagai business manager (manager bisnis) yang lingkup kerjanya meliputi seluruh negara di kawasan Asia Pasifik.

Putri, demikian panggilan akrabnya di Aceh (di Amerika disapa Cintha) lahir di Kendari pada tahun 1985. Ia lahir di sana karena ibunya memang berasal dari Sulawesi Tenggara, sedangkan ayahnya merupakan pria Aceh tulen yang berasal dari Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Ayahnya bernama Asri Achmad, pensiunan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh.

Putri hanya sebentar di Kendari, karena pada umur empat tahun ia dan keluarganya pindah dan menetap di Banda Aceh, tepatnya di kawasan Luengbata. Di Nanggroe Indatu inilah Putri menghabiskan masa kecil dan sebagian masa remajanya.

Saat itu saya bersekolah (SMP) di sekitar Lapangan Blangpadang. Saya lupa nama sekolahnya,” ucap Putri kepada Serambi, kemarin. Namun tak seperti kebanyakan remaja lain yang sibuk bermain, Putri ketika itu justru harus berkeliling Aceh dan daerah lain untuk mengikuti kejuaran tenis yang memang menjadi hobinya.

Ia bahkan ikut serta dalam kejuaraan nasional untuk kelas junior. "Saat itu saya dikirim bersama 60 atlet lain, campur-campur atletnya. Naik dua bus dari Banda Aceh ke Surabaya," kenangnya.

Karena kecintaannya pada olahraga tenis, pada usia 15 tahun atau tepatnya saat bersekolah ke jenjang SMA, Putri memilih hijrah ke Jakarta untuk memperdalam olahraga tersebut. Ia berlatih di Pusat Tenis Kemayoran, Jakarta Pusat, di bawah binaan legenda tenis nasional, Tintus Arianto Wibowo.

Otomatis, jam terbangnya juga makin bertambah. Kejuaran yang diikuti tidak lagi di tingkat nasional, tapi juga merambah ke level internasional. Putri mengaku pernah mengikuti kejuaran di Australia dan New Zealand. "Saya ikut kelas junior membawa nama Indonesia," imbuhnya.

Namun aktivitasnya di bidang olahraga harus berhenti ketika Putri memutuskan kuliah di Amerika Serikat, tepatnya di Pierce College jurusan Associate in Business--semacam diploma III di Indonesia. Setamat di Pierce College, Putri melanjutkan pendidikan ke Washington State University untuk jenjang S1 Bachelor of Business Administration, jurusan Finance.

Cukup sulit mengorek informasi di balik keputusan Putri meninggalkan olahraga yang sudah dia tekuni sejak kecil. Namun, Putri akhirnya mau terbuka. Menurutnya, masalah yang ia dihadapi nyaris sama dengan atlet lain di Indonesia, yaitu minimnya perhatian pemerintah. Putri mengaku tak kuat jika harus mendanai sendiri semua aktivitas kejuaraan yang dia ikuti, meskipun itu membawa nama Indonesia. Putri mengungkapkan, hampir 90 persen kejuaraan tenis yang diikuti Putri menggunakan biaya sendiri.

"Main tenis harus punya banyak duit, karena biaya bertandingnya mahal. Tiket pesawat, transportasi, dan penginapan, semua ditanggung sendiri. Apalagi bertanding sebulan sekali, bisa bokek," ujarnya sambil tertawa.

Keputusan Putri untuk banting stir ini rupanya menjadi awal kesuksesannya di bidang lain. Ia diterima pada salah satu perusahaan IT ternama di AS dan saat ini Putri menjabat posisi penting di perusahaan tersebut. Namun, dengan alasan tertentu, Putri meminta Serambi agar nama perusahaan tempatnya bekerja tidak ditulis.

Untuk meraih posisi tersebut tidaklah didapat dengan gampang oleh Putri. Apalagi di Amerika Serikat yang semuanya diukur dengan prestasi. Tapi, jiwa atlet ditambah lagi darah Aceh yang mengalir dalam tubuhnya menjadikan Putri sebagai sosok perempuan yang gigih dan tahan banting. "Jiwa atlet itu biasanya nggak gampang menyerah. Kita sering kalah dalam pertandingan, tapi coba lagi dengan memperbaiki kesalahan kita supaya nanti bisa menang," ujarnya.

Dua atau tiga bulan sekali, Putri menyempatkan diri pulang ke Banda Aceh di sela-sela kesibukannya mengelilingi negara-negara Asia lainnya. Selain karena orang tua, hal lain yang membuatnya selalu menyempatkan pulang ke Aceh adalah makanannya. "Saya rindu sekali makan timphan, kuah pliek u, dan kuah beulangong," ungkap Putri.

Ternyata, meski hampir sebagian besar hidupnya dihabiskan di luar negeri dan sudah berkeliling dunia menikmati berbagai aneka makanan, Aceh tetaplah spesial di hati Putri. Ia bahkan dengan bangga menyebut dirinya berasal dari Aceh. “Banyak yang tanya saya berasal dari mana, saya jawab, saya dari Aceh,” demikian Putri.(yocerizal)


Source of shared Link

Sort:  

Warning! This user is on our black list, likely as a known plagiarist, spammer or ID thief. Please be cautious with this post!
If you believe this is an error, please chat with us in the #appeals channel in our discord.

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64742.01
ETH 3172.49
USDT 1.00
SBD 4.10