Trash Plastic Straws that Turn Off - Sampah Sedotan Palstik yang Mematikan

in #environment6 years ago

Early morning my niece turned on the television. Then from there I just found out today, June 5 in commemorating as the world's environmental day.

In today's world environment I want to share the simple story I got from the news on one of the tv channels I saw this morning. About plastic straws are very disturbing the environment of all the creatures in the world (humans, plants, and animals). If in mind again, of course not only the waste plastic straw that just became a destroyer in a healthy environment. There are other types of plastics that become colorful trash in unhealthy environments around us.

But in this paper, I will just tell about the plastic straws that we are very comfortable to use in everyday life. Though there are errors and mistakes in the use of this plastic straw that will have a deadly effect on yourself and others. Megapa so?

The story is like this, the error in the use of a plastic straw while drinking for example. Just imagine today, while we are sitting with friends in coffee shops, cafes, and restaurants. Then order drinks both cold and hot. Usually, drinks with hot temperatures do not require a straw. In contrast to the cold drink that tastes for us without the straw is not. If you have this, it seems we have been too spoiled by cold drinks using a plastic straw.

Try companions calculate, approximately how many total plastic straws are spent in an hour, a day, a week, a month or even a year. Do not be grandiose, let's more easily let us calculate in a day the total use of straws in cafes that are often the place to hang out people with different types of age.

For example, we choose in North Aceh, say there are 5 cafes in Aceh Utara (although the fact is far more than the nominal). Every day there are 80 visitors with 30 hot drink customers and 50 visitors drink the cold drink. Automatic 5X50 = 250 visitors with a total of 250 plastic straws spent in a day in these 5 cafes. Let's add this total to the number of kiosks, food stalls, coffee shops, cafes, restaurants, hotels and other places in Aceh, Indonesia, and even the world. Imagine how many straws are removed each day. It's still a day, not a week, a month or even years. If viewed from the glasses of environmental activists of this phenomenon is very sad and apprehensive.

Back again, imagine drinking cold water without using a plastic straw. Perhaps not? Of course the answer could be, except for those whose ability is 'limited'. If possible, it would be nice from now we drink without using a plastic straw. Being conscious of creating a healthy environment is better than still enjoying being spongy with a plastic straw but damaging our own environment.

If you still want to use a straw, let's create a straw made of glass or other materials that can be used many times. Of course with healthy and environmentally friendly materials.

To be honest, this paper is not meant to be patronizing, but I write for my personal motivation in learning to save on plastic straws. I have to try, little by little in minimizing the use of plastic straws. This small step I will try to do so that great results I can enjoy in the future. From Indonesia, I congratulate the world's environmental day!



Pagi sekali keponakan saya menghidupkan televisi. Kemudian dari situ baru saya tahu ternyata hari ini, 05 Juni di peringati sebagai hari lingkungan hidup sedunia.

Di hari lingkungan hidup sedunia ini saya ingin berbagi kisah sederhana yang saya dapatkan dari tanyangan berita di salah satu channel tv yang saya lihat pagi tadi. Tentang sedotan plastik yang sangat menganggu lingkungan hidup seluruh makluk di dunia (manusia, tumbuhan dan binatang). Jika di pikirkan lagi, tentu tidak hanya sampah sedotan plastik yang hanya menjadi perusak dalam lingkungan sehat. Ada jenis plastik lainnya yang menjadi sampah warna-warni di lingkungan yang tak sehat sekitar kita.

Namun dalam tulisan ini saya hanya akan menceritakan tentang sedotan plastik yang sangat nyaman kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ada kekeliruan dan kesalahan dalam penggunaan sedotan plastik ini yang akan berefek mematikan bagi diri pribadi dan orang lain. Megapa demikian?

Ceritanya begini, kesalahan dalam penggunaan sedotan plastik saat minum misalnya. Coba bayangkan hari ini, saat kita sedang duduk dengan teman-teman di warung kopi, kafe maupun resto. Kemudian memesan minuman baik dingin dan panas. Biasanya minuman dengan suhu panas tidak membutuhkan sedotan. Berbeda dengan minuman dingin yang rasanya bagi kita tanpa sedotan itu tidak afdhal. Kalau sudah begini, rasanya kita sudah terlalu di manjakan oleh minuman dingin menggunakan sedotan plastik.

Coba sahabat kalkulasikan, kira-kira berapa total sedotan plastik yang di habiskan dalam sejam, sehari, seminggu, sebulan bahkan setahun. Jangan muluk-muluk, biar lebih mudah mari kita kalkulasikan dalam sehari total penggunaan sedotan di kafe yang sering menjadi tempat nongkrongan orang-orang dengan berbagai jenis usia.

Misalnya kita pilih di Aceh Utara, katakanlah ada 5 kafe di Aceh Utara (meski faktanya jauh lebih banyak dari nominal itu). Setiap hari ada 80 pengunjung dengan 30 pengunjung pemesan minuman panas dan 50 pengunjung pemesan minuman dingin. Otomatis 5X50=250 pengunjung dengan total 250 sedotan plastik yang dikeluarkan dalam sehari di 5 kafe ini. Mari kita tambahkan total ini dengan jumlah kios, warung sembako, warung kopi, kafe, resto, hotel dan tempat nongrkrongan lainnya yang ada di Aceh, Indonesia bahkan dunia. Bayangkan berapa banyak sedotan yang di keluarkan setiap harinya. Itu masih sehari, belum seminggu, sebulan bahkan bertahun-tahun. Jika di lihat dari kacamata aktivis lingkungan tentu fenomena ini sangat miris dan memprihatinkan.

Kembali lagi, coba bayangkan minum air dingin tanpa memakai sedotan plastik. Bisa tidak? Tentu jawabanya bisa, kecuali bagi mereka yang memang kemampuannya ‘terbatas’. Kalau bisa, alangkah baiknya dari sekarang kita minum tanpa menggunakan sedotan plastik. Sadar dalam menciptakan lingkungan yang sehat itu lebih baik daripada masih menikmati bermanja dengan sedotan plastik tapi merusak lingkungan hidup kita sendiri.

Kalau tetap ingin menggunakan sedotan, mari ciptakan sedotan yang terbuat dari kaca atau bahan lain yang bisa di gunakan berkali-kali. Tentunya dengan bahan yang sehat dan ramah lingkungan.

Sejujurnya tulisan ini tidak bermaksud mengurui, tapi saya tulis untuk bahan motivasi saya pribadi dalam belajar menghemat sedotan plastik. Saya harus berusaha, sedikit demi sedikit dalam meminimalisir penggunaan sedotan plastik. Langkah kecil ini akan saya coba lakukan, agar hasil yang besar bisa saya nikmati dikemudian hari. Dari Indonesia, saya ucapkan selamat hari lingkungan hidup sedunia!

Sort:  

Every little bit counts.

Namaste, JaiChai

Dek Ti.... selalu semangat ya👍👏👏

Terus semangat bang @denysatika

Cukeh bacut bah semangat hai Dek Ti😍

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63855.79
ETH 3113.00
USDT 1.00
SBD 4.04