KISAH RENDANG.

in #esteem6 years ago

image
sumber
Mulai dari kemarin, kami orang Aceh pada umumnya menulis tentang meugang, jika aku tidak menulis tentang ini barang sedikit akan terasa sangat aneh. Umpamanya begini, di sebuah pesta di haruskan pakai baju pink, tetapi aku datang dengan memakai baju hitam legam dari atas sampai bawah, atau di minta mengenakan baju merah, nah aku sendiri pakai baju putih, atau sebaliknya sangat beda bukan?. Meskipun kita harus berani beda tetapi bukan seperti ini contextnya.

Arti atau definisi 'Makmeugang' atau 'Meugang' itu sendiri berbeda-beda menurut siapa dan dari sudut pandang mana seseorang memaknainya, tidak ada yang salah dan tidak serta merta benar secara mutlak. Dari sudut pandang ku selaku orang biasa melihat ini sebagai sebuah tradisi yang sangat menarik, bagaimana tidak seluruh masyarakat sangat antusias, kedatangan 'meugang' tentu akan disusul oleh hal yang lebih istimewa yaitu Puasa atau Lebaran.

Meugang kali ini aku tidak pulang kampung, tidak ke Matangglumpangdua, ke Tanah Luas, tidak pula ke Tapak Tuan, aku memilih tetap tinggal di Kuta Radja (Banda Aceh). Dalam menentukan pilihan tentu ada konsekuensi dan resiko, sudah jelas resiko pertama adalah tidak bisa berkumpul dengan keluarga besar, itu pasti. Kedua, tidak bisa menikmati masakan orang tua yang rasanya khas itu. Masak sendiri 'beulaku itu' (seadanya).

Perhatikan rendang ini, gosong saudara-saudara. Karena aku lupa mengecilkan api sebelum aku meranjak pergi untuk shalat magrib.
image
Ah, tidak jauh beda dengan rendang yang dibawah ini kan?
image
sumber

Asal dilihat dengan sudut pandang mata yang tertutup. :D.

Urung pulang kampung tidak membuatku sedih, namun bukan berarti aku bahagia, ada pertimbangan yang berbeda bahwa kesenangan itu ada dimana saja meskipun kebahagiaan bersama keluarga punya tempat tersendiri yang tidak bisa di ganggu gugat.

Setelah ini kita akan melakukan puasa, menjalankan rukun Islam yang ke 3. Sebelumnya aku merasa perlu sekali untuk meminta maaf kepada semua sahabat berikut senior-seniorku yang ada di steemit ini. Aku tidak sanggup menyebut namanya persatu-satu. Kuharap mereka memaafkan salahku disebabkan kemunculan komentar-komentarku yang nihil fungsi diblog-blog mereka.
image
sumber
Tetapi nama-nama ini wajib aku sebutkan, karena tiada hari aku tidak bergentayangan di blog mereka, terutama @rizal-sahabat, @khusairi, @bookrak, @hamidi103, @danisagai, dan dedek @ami92. Bagaimana hari meugang kalian kali ini?. Yang baro phon woe bak rumah Mak Tuan pakiban cerita? (Yang baru pertama kali harus menjambangi mertua bagaimana?). Karena yang aku tau, harga daging mahal sekali.

Mengingat tidak ada lagi yang perlu aku bahas, maka tulisan ini aku finalkan saja, dari pada aku ngelantur nantinya.

Salam untuk semua pembaca. :).

Sort:  

Ini tulisan tentang meugang pertama yang saya baca di Steemit. Meugang di rantau orang memang tidak enak, apalagi kalau sempat lebaran di negeri orang.

Banyak tu yg tulis tentang meugang. Hampir rata-rata kalau di Aceh, he he. @iqbaladan sedang di negara mana dirimu sekarang?

Banyak sih, tapi cuma saya skip-in saja, saya sekarang di negara Indonesia :D

Ha ha.. lon Pike LN. Gampong Pat?

Nyan nyang brat basyut bak loun peugah, temakot dihadang bak jalan, selamat menjalankan Ibadah Puasa di rantau orang, beuh.

Anco abeh adoe eee.... Sie that mehai leh tablo hanjeut tapajoh kolesterol barang, brat but x nyou :(

Nyan faktor usia, ne blender boh kemudee bg. IMG_20180428_114754.jpg

Jangankan nyan. Me ie saka han lupah nyou

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64961.60
ETH 3103.64
USDT 1.00
SBD 3.86