Karyawan Inggris (dipimpin oleh Maxwell) dari Straits Settlements ke Aceh untuk menggunakan pengaruhnya ke Umar dan King Teunon untuk menyetujui perdamaian pemukiman.
Teuku Said Putih telah berpartisipasi dalam
misi para pejabat Inggris (dipimpin oleh Maxwell)
dari Straits Settlements ke Aceh untuk menggunakan pengaruhnya
ke Umar dan Raja Teunon untuk menyetujui
perdamaian pemukiman .
Berharap bahwa Teuku Said Putih akan dapat
mempengaruhi Umar, yang diadakan oleh kontak Belanda untuk
memancing Teuku Said Putih datang ke Aceh. Tiba di Banda
Aceh, Said Putih melihat bahwa Belanda tidak bersedia membayar
uang tebusan dan untuk membenarkan alasan Umar kemudian Said White
mengatakan bahwa dia tidak melihat cara untuk menyelesaikan
masalah ini. Umar bersikeras kepada pendirian itu, bahwa
penculikan orang Belanda yang disediakan untuknya sebanyak $ 25.000.
Sebagai pengajaran melawan Belanda atas hawa nafsu,
wa-jarlah jika kebetulan Umar melakukan yang sebaliknya.
Dengan kegagalan ini, Belanda bertindak lebih curang.
Teuku Said Putih menangkapnya dan menangkapnya sebagai "sandera"
untuk ditebus oleh Umar. Jika Anda ingin Teuku Said White
bebas dibebaskan, biarkan Omar membebaskan Nyonya
Hansen dan John Fay.
Namun Umar tetap bersikukuh, penipuan semacam itu sangat
memusingkan. Sementara itu, dari partai Aceh yang menyiarkan
angpuapan bahwa Teuku Said Putih telah terperangkap ke dalam terumbu karang,
saan Belanda karena mereka percaya pada Inggris di Penang yang meminang
bantuan Said White mengurus masalah warga negara Inggris John
Fay ke Aceh dengan jaminan White Said tidak akan diapa-
baik oleh Belanda.
Langkah-langkah yang diambil oleh Penang sehubungan dengan
penangkapan White Said telah ditolak oleh Belanda dan ketika
didesak agar Said Putih dibebaskan, White Said dibunuh
di penjara. Kekejian Belanda terjadi pada 3
Agustus 1886.
Berita sedih ini sampai ke Umar. Tapi bagaimanapun
sakitnya, dia menghadapinya dengan teguh. Akhirnya jalan yang
lain tidak ada lagi untuk Belanda. Setelah dua bulan mencoba
menghubungi Teuku Umar, akhirnya pada bulan September 1886
negosiasi selesai. Uang tebusan $ 25.000 diserahkan
ke Umar. Pada 6 September 1886, Madame Hansen dan John
Fay kembali di Banda Aceh,