Lomba Inobel Bukan Hanya Berkompetisi tetapi juga Berkolaborasi

Hi steemians. Kali ini saya akan posting tentang kegiatan lomba inovasi pembelajaran yang diadakan Kemendikbud.

Lomba inovasi pembelajaran (inobel) level madya dan utama bagi guru pendidikan menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara resmi dibuka. Acara pembukaan dilakukan oleh Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus yang diwakili Kasubdit. Kesharlindung, Dr. Kadarisman, M.Pd. Ajang lomba tersebut berlangsung pada 1-4 November di Hotel Kaisar, Jakarta.

Lomba inobel madya dan utama diikuti oleh 66 orang guru terbaik SMA, SMK, dan Pendidikan Khusus dari seluruh Indonesia. Sebanyak 42 guru menjadi peserta inobel madya dan 24 peserta di inobel utama. Aceh hanya diwakili dua orang guru terbaik yang lolos di inobel utama setelah bersaing dengan ribuan guru se-Indonesia. Mereka adalah Jon Darmawan, S.Pd., M.Pd, guru SMAN 7 Lhokseumawe dan Tomi Zapino, S.Pd, guru SMAN 2 Seruway.

Ketua Dewan Juri, Prof. Dr. Samsudi, guru besar Universitas Negeri Semarang menjelaskan bahwa peserta lomba inobel madya dan utama yang hadir bukan hanya berkompetisi. Akan tetapi bagaimana berkolaborasi sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Forum inobel harus dijadikan sebagai forum saling belajar dan saling memperbaiki karya sendiri. Lebih lanjut Samsudi menjelaskan bahwa kegiatan inobel bisa masuk dalam karya ilmiah dan karya inovatif pengembangan diri guru sesuai Permenpan nomor 16 tahun 2009.

Kasubdit Kesharlindung, Dr. Kadarisman, M.Pd saat membuka kegiatan menjelaskan bahwa Terdapat tantangan terkait perpindahan Dikmen dari Kab/Kota ke provinsi. Lomba tingkat nasional yang dikelola Kemendikbud secara bertahap akan dialihkan ke provinsi sesuai dengan Undang-undang. Tahun ini yang sudah dilepas lomba konstitusi.

Lebih lanjut Kadarisman menjelaskan bahwa penilaian inobel madya dan utama lebih berat dibandingkan pemula. Mereka akan diuji oleh dewan juri yang merupakan guru besar dari berbagai Universitas di Indonesia. Terjadi perubahan pada presentasi dimana akan dihadapi dengan siswa dari berbagai kondisi untuk tahun depan.

Juara dan finalis inobel harus mampu menggerakkan rekan-rekan guru lain sebagai generasi penerus untuk mengikuti kegiatan sejenis di Dikmen. Hal ini penting dilakukan agar lomba ini tidak hanya diikuti oleh guru guru tertentu saja yang sering disebut spesialis lomba.

Lebih lanjut Kadarisman menjelaskan bahwa Kemendikbud tahun depan akan menyiapkan ToT tenaga pengajar pendamping untuk menghadapi daerah bencana. Kemdikbud merekomendasikan kepada provinsi untuk merekrut juara dan finalis lomba inobel sebagai calon tenaga ToT. Bagaimanapun mereka sudah memiliki prestasi di tingkat nasional.

Thank You, @darmawanbuchari