Abadikan Sebuah Ilmu Dengan Cara Menulis

in #esteem6 years ago (edited)
Selamat malam sobat steemian, ketemu lagi dengan saya @hermanlc dalam tema yang berbeda, malam ini saya ingin menulis sebuah artikel kecil semoga bisa bermamfaat bagi steemian semua. Setiap kita boleh pandai setinggi langit, tapi selama kita tidak menulis maka kita akan hilang dalam masyarakat dan akan ditelan oleh zaman dan sejarah. Seperti kata Pramoedya Ananta Toer:

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.


sumber gambar

Bagi kita seorang muslim atau yang beragama islam merupakan salah satu agama yang sangat kental dengan geneologi keilmuan yang turun-temurun dan terus-menerus bersambung. Tradisi keilmuan semacam ini hanya bisa kita temukan di dunia pesantren, yang konon selalu dituding sebagai lembaga pendidikan paling konservatif. Akar keilmuan di pesantren selalu bermuara pada tokoh utama yaitu pengarang atau penyusun sebuah kitap (buku kajian). Dari tokoh utama tersebut bersambung sanadnya hingga sampai kepada seorang pembawa risalah yaitu Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam tradisinya, pada abad ke 9-10 peradaban islam mengalami puncak kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan sampai saat ini masih digunakan hingga zaman modern. Sebut saja tokoh-tokoh seperti : AL-FARABI (ilmuan dan filosofi islam), AL-BATANI (ahli astronomi dan matematika), IBNU SINA (Bapak pengobatan modern), Al-KHAWARIZMI (Penemu angka 0 dan Aljabar) dan masih banyak tokoh dan ulama -ulama islam masa dulu dan masih dikenal sampai sekarang dikarenakan mereka memberikan warisan yang berharga serta memberi sumbangsih yang berharga bagi dunia, bahkan kitab karangan Ibnu khaldun menjadi salah satu kitap yang wajib dibaca serta mendapat rekomendasi dari CEO Facebook Mark Zuckerberg.
[sumber gambar](https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQlvrb7jmedctwpNp2CizrCHdg3aWhDXzAJbVSKs2gPeBFIzWGG)

Di indonesia tradi menulis sudah lama di contohkan oleh para ulama-ulama dahulu hingga sampai sekarang. Tradisi kepenulisan para ulama tersebut masih bertahan sampai pada zaman modern ini, tidak sedikit para pelajar indonesia menuntaskan dahaga keilmuannya ketimur tengah, diantarnya adalah Mekkah dan Hadramaut. Maka lahirlah ulama-ulama besar pada kurun waktu 1800-1900 M, diantaranya adalah Syaikh Ahmad khatip Al-sambasai, Syeh Ahmad Nahrawi Muhtaram Al-Bayumasi, Syeh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Syeah Adulrauf Al-singkili dan masih banyak lagi pelajar -pelajar nusantara yang berhasil menjadi ulama besar pada waktu itu.
Saya percaya dan andapun mengakui sosok Buya Hamka yang merupakan seorang ulama dan penulis yang handal. Oleh karena itu kita wajib mencontohkan para ulama besar tersebut, untuk terus menulis dan menulis. Tradisi kepenulisan seperti mereka lakukan tidak boleh terhenti dan terlupakan begitu saja, kini menjadi tugas kita selaku generasi penurus untuk meneruskan tradisi para leluhur kita, meneruskan kebaikan serta menginspirasi orang-orang melalui tulisan -tulisan yang baik dan bermamfaat bagi dunia.

Semoga artikel kecil ini bisa bermamfaat bagi pembaca dan steemian semua, mohon maaf bila ada kesalahan dari penulis.


Saleum Meutaloe Syedara @hermanlc


TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG SAYA DAN SEMOGA BERMAMFAAT

Sort:  

nice, upvoted

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64418.55
ETH 3157.64
USDT 1.00
SBD 4.06