Menunggu Pelangi

Biarlah aku menunggumu wahai pelangi.

Antara hujan dan pelangi mereka datang untuk memikat hati. Selesai hujan berhenti dan pelangi datang untuk menghampiri. Tidak perlu gundah dalam menanti datangnya pelangi karena ia akan datang dengan membawa sejuta rasa yang tidak terperi.

Karena pelangi sanggat pandai dalam berkata-kata dan menari, mampu menghibur hati dan kesiapan untuk selalu menemani akan sebaris kerinduan di dalam hati. Bagiku pelangi adalah hamba Tuhan yang selalu berseri, ia menyimpan sejuta warna yang selalu menyajikan keindahan tiada tara baik dalam hati atau dalam relung jiwa.

Tak peduli semua hamba melihat pelangi yang sama, karena pelangi penuh warna warni memikat mata dan hati untuk mengamati. Kenapa harus malu untuk menunggu pelagi. Jujurlah seperti senja dan hujan yang selalu menanti.

Menunggu hujan yang kemudian reda, lalu diikuti oleh lengkungan pelangi yang memikat hati. Begitu juga layaknya senja yang selalu bisa berubah rupa, dari jingga menjadi ungu, lalu menghilangkan segala pilu dalam relung kalbu.

Belajarlah dari pelangi dimana selalu setia menanti untuk segera melingkupi bumi. Sama halnya kita manusia selalu menanti. Menanti datangnya pagi disinari mentari. Menanti datangnya siang dengan anggun dan garang. Menanti senja yang hening dan lengang bahkan sang anginpun berbisik lewat celah daun jendela. Menanti sang malam yang diselimuti cahaya sang rembulan. Dan menanti mati untuk berserah diri.