Biarlah Dulu

[Itu bukan cindoi hanya agar-agar yang di aduk dengan susu]

---

Lama telah ku memperhatikan tingkahmu. Kau sering salah masuk ke hati insan. Tak jarang kau salah menebak isi hati yang dihamparkan ke ruang gelap sudut pencarian kekreatifan.
Ketika dia telah nyaman, kenapa engkau mau mematikannya, bukan hanya aku. Kau juga datang pada mereka yang tak bersalah padamu, kau umumkan bahwa dia adalah orang tak terhormat. Tapi tahukah kau bahwa kau lah yang tak terhormat, memberikan tebakan yang salah, menggambarkan kinerja para teammu telah hancur dan ingin menghancurkan kami.

Lalu apa untungnya buat anda? Ya, ada untungnya buat anda, mungkin anda ingin menjadi pembunuh bayaran yang digaji untuk mencari lalu membunuh pencuri, tapi cobalah perhatikan dengan baik, apakah aku, dia, mereka sedang mencuri?

Kau tak bisa melihat nikmat yang melekat pada orang lain sehingga kau rela mengabaikan nama baik tuanmu tercemar karena kau membunuh orang yang tak bersalah dan bukan pencuri seperti yang tuanmu ingin. Mungkin karena tuanmu tak tahu bahasa kami kau lebih mudah mengelabuinya dan mengatakan bahwa kami adalah pencuri.

Jika kau bilang itu robotkop dan bukan manusia yang punya hati. Sungguh telah banyak kulihat dia berterbangan karena erornya tapi ini tidak dia hanya datang pada orang-orang tertentu.

Kau iri, kawan.
Jika aku harus mengakhiri ini karena tinggahmu, maka aku sudah sangat siap. Agar kau bisa bahagia dan nyaman berdiwana di sini. Tak mengapa kau bilang aku pecundang, karena tidak semua yang mengalah itu dikatakan kalah.
Jika itu terjadi, aku akan mencari tuan guru baru untuk mendeteksi keberadaanmu. Karena aku tak pernah mengganggu. Jangan aku di ganggu.

Semoga kau bahagia.
Lanjutkan saja kontrak kerjamu tapi jangan salah menebak isi hati karena pedih betol ketika itu terjadi.

Namun kabar baiknya, aku menemui tuanmu di salah satu rumah dan kutanyakan di mana erornya. Dan menyuruh memperbaikinya, tapi seperti,.ya,.sama.saja berbicara dengan robot. Kalau di dunia nyata sudah kita vuat aksi boikot bla bla bla. Namun di sunia maya aku belum mampu.
Dan kabar baiknya, saya sudah melihat kamu berputar di akun-akun mereka, jadi tak mengapalah aku menebak yang bukan-bukan.
Aku telah berusaha sebeda mungkin, agar kau tak mendeteksi, tapi datang juga kau menyapa, tak usahlah memperkenalkan diri karena aku sudah tau kan engkau orang terkenal di steemit ini. Senang tak senang berkenalan dengan anda.

Maaf atas kegalauan ku. Meskipun kedatanganmu bukan kiamat, tapi kaunlihat perbedaan postinganku yang semalam yang tidak mendapat support dari pembuat apliikasi yang ku pakai. Itu karena kedatanganmu yang salah menebak isi hati.

Selamat pagi dalam meu ek mata
Saya tak mengapa, dan semoga ini yang pertama dan terakhir.
Karena ketakutanku adalah membuat malu hastag yang kugunakan ketika kau datang, meskipun dia bilang ini dan itu.

Salam agar-agar teuwot: @jubagarang