Marbled Cat "(Rimueng Buloh=Aceh Name)" is Dead

---

Rimung buloh begitu kami menyebutnya dalam bahasa Aceh, Ini merupakan jenis satwa yang dilindungi, keberadaannya sudah sangat langka, binatang yang memiliki nama lain pardofelis marmorata, kucing hutan, atau macan akar. Pada dasarnya kucing ini hidup di hutan dan sangat liar, biasanya binatang ini membuat sarang di gua-gua kecil, atau liang-liang bebatuan, kucing ini memiliki masa reproduksi sepanjang tahun, dengan masa kehamilan 70 hari atau 3 bulan, dengan menghasilkan anaknya biasanya 2-4 ekor, dalam masa 10 hari pertama kelahiran, bayi kucing hutan ini tidak bisa melihat (matanya tertutup), namun uniknya setelah bisa melihat bayi kucing hutan akan segera berlatih untuk berburu mangsanya sendiri, biasanya mangsa yang menjadi makanannya adalah burung, kelelawar, ular, kadal, dan juga kancil.
Rimung buloh ini sangat tangkas dalam hal memanjat pohon dan juga berenang membuatnya sedikit mudah dalam berburu mangsa, keviasaan berburu adalah saat matahari tenggelam dan tidur saat siang hari.

---

Biasanya seekor rimueng buloh hanya memiliki tinggi sebesar kucing biasa, persis seperti kucing, namun warna bulunya yang unik membuat para pecinta hewan sangat ingin memilikinya, ingat sobat binatang ini termasuk salah satu dalam jenis satwa liar yang di lindungi, sebagaimana tertuang dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 bahwa:

1. Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup; (Pasal 21 ayat (2) huruf a), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp, 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));

2. Barang Siapa Dengan Sengaja menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati (Pasal 21 ayat (2) huruf b), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp, 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));

3. Dengan Sengaja memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; (Pasal 21 ayat (2) huruf d), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp, 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2)).

Begitulah isi pasal tentang satwa liar yang dilindungi.

---

Namun tadi malam sepulang dari ngopi saya melihat ada benda tergeletak di badan jalan lintas Kabupaten, Bireuen-Takengon KM. 6. Saya menghentikan kendaraan dan mencoba memastikan dan memindahkan binatang yang telah mati itu ke pinggir jalan. Awalnya saya berpikir itu adalah kucing biasa yang dilindas oleh kendaraan. Namun saya merasa sangat kasihan setelah menyenternya ternyata ini adalah salah satu jenis satwa liar yang hampir punah dan langka.
Dan saya mencoba mengambil foto di TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk penyelidikan lebih lanjut :-)

---

---

Semoga kita lebih melek hukum, biarkan bjnatang hidup di alamnya sendiri, jika anda suka biarkan saja mereka berkembang biak tanpa menangkapnya lalu menjual, ingat seratus jutanya, om.

All image: by @jubagarang

---

THANKS FOR VISITING

---