Menikmati Kopi Pinggir Jalan

---

Kopi pinggir jalan sebenarnya bukan merupakan rutinitasku. Hanya sesekali aku menyempatkan diri seorang diri sambil meneguk segelas kopi pancung bersama penyegaran energi penat yang menumpuk.

Benar, seakan tak ada yang istimewa. Seorang diri. Segelas kopi piring kue. Tapi ada hal lain, yang membuat saya memilih menyuruputnya dalam ramai namun sepi.

Pernahkah kita mencoba menikmati dan mengamati sehingga amatan itu menjadi nikmat. Lalu lalang sepeda motor, mobil dan juga pengemis beruntun bergantian. Suara kleu'ek kleu'oek (suara keramaian/gaduh/orang bicara) seakan menjadi musik khusus ketika sampai di telinga.

---

Ada yang memang aneh. Ketika kudengar mereka mencari inspirasi untuk menulis sebuah postingan dalam keramain lebih mudah dari pada dalam kamar dengan pintu terkunci, sambil memeluk guling.
Setelah kucoba keanehan itu ternyata nikmat. Kata-katapun turun secara tak beraturan menjadi paragraf demi paragraf dalam tulisan ini.

Tak lama aku di sini. Sebenarnya hanya menanti seorang kawan untuk menuju sebuah tempat yang telah tersepakati.
Sambil menunggunya aku mencoba menghilangkan bosan, karena penantian adalah hal yang paling membosankan. Kucoba membuka steemit lalu kuhentakkan saja jemariku. Agar dalam sibuk aku tak lagi kosong. Agar lebih ramai di sini.

---

Akhir kata selamat beraktivitas bagi seluruh sahabat steemians di manapun anda berada.

@jubagarang