Cerita Pemuda dari Penang di Akhir Senja - Part 5 End [Jelajah Silampung]

kakilasak (65)in #esteem • 6 years ago (edited)

Kala Senja di pantai Lhokseudu

Tak terasa ini adalah hari terakhir Hidayat menjelajah Aceh. Esok pagi ia akan kembali ke Malaysia. Kali kedua melancong ke Aceh tentu program berbeda dengan yang pertama saat melancong dengan kawan-kawan study UiTM. Kali ini lebih ke nature and adventure ke tempat yang belum di datangi sebelumnya. Jelajah ke Sabang, pulau Weh, jelajah Aceh besar dan Aceh jaya adalah destinasi yang telah dijalani pada trip ke Aceh kali ini.

Cerita-cerita perjalanan di atas telah di tertuang dalam tulisan sebelumnya, yaitu pada tautan sbb :

👇👇👇👇👇
👇👇👇👇👇

Cerita Pemuda dari Penang - Part 1

Cerita Pemuda dari Penang - Part 2

Cerita Pemuda dari Penang - Part 3

Cerita Pemuda dari Penang - Part 4

Di hari terakhir ini kebetulan ada juga tamu saya yang mengadakan program charity. Mereka adalah perkumpulan VTM (Voluntering Trip Malaysia). Jadi kami semua turut serta. Acara hari ini adalah memasak dan makan bersama dengan anak pesatren Saadatul Munawaroh di desa Layeun, Leupung, Aceh Besar sebanyak 100 orang. Hari jumat yang berkah, insyaAllah.

Sumber foto dari IG VTM

Sejak pagi kami telah siap. Titik kumpul acara adalah di kampung Nusa, Lhoknga.

Team Kaki Lasak kali ini adalah Sani, Akmal, Iqbal, Yaser dan Munawar. Hidayat join dengan kaki lasak sebagai Special member.

Team VTM sebanyak 17 member plus kaki lasak 6 orang, ditambah lagi relawan kampung nusa 2 orang. Kecuali saya, mereka pergi menggunakan bus. Saya menggunakan sepeda motor marena ada titipan belanja keperluan dapur yang harus saya beli.Perjalanan dari kampung Nusa ke pesantren Saadatul Munawaroh, Layeun, memakan waktu 30 menit. Karena masuk shalat jumat, setibanya kami langsung ke masjid kampung.

Sesampainya di pesantren kami di sambut dengan Tengku Abdul Wahab beserta santri. Setelah beramah tamah, kami mengikuti tausyiah dari Tengku sebagai siraman rohani. Setelah itu, kami mulai bekerja. Masing-masing sudah di bagi tugas. Ada yang juru masak, menyiapkan bumbu dan menyiapkan peralatan masak. Team kaki lasak termasuk Hidayat, menyiapkan alat masak kompor gas lalu memasak nasi. Memasak nasi ini mudah-mudah susah, apalagi memasak secara tradisional dengan tungku. Jika tak pandai-pandai nasi bisa tak masak.

Karena menunggu nasi masak secara bergantian dan di bantu juga oleh penduduk kampung, kami bisa bersantai sejenak dengan hammock. Dari awal memang kami telah menyiapkannya. Jadi sesampainya di lokasi, kami tinggal mencari posisi untuk mengikat hammock, dan kayu jati di sekitar pesantren adalah pilihan tepat. Kami pun bersantai dan beristirahat. Ah.. Senangnya :)

Dan makanan pun telah siap. Kami menggelar terpal sebagai alas makan di tengah lapangan pesantren. Saling gotong royong bahu membahu membuat kami merasa semakin dekat dan rasa kekeluargaan yang makin terasa. Sesekali canda dan tawa menghiasi sela-sela obrolan kami.

Dan makan pun di mulai. Sebenarnya makanan yang banyak, menu yang hebat dan makanan yang mahal bukanlah ukuran untuk bisa makan dengan nikmat. Seperti kali ini, dengan lauk yang sederhana, kami makan dengan lahap. Ayam Kecap, sambal, sayur dan air sirup merah sudah cukup membuat kami bahagia. Ikhlas adalah kunci utamanya.

Matahari tenggelam di ufuk barat pantai Lhokseudu. Senja sunset berwarna keemasan mengakhiri aktifitas kami hari ini. Sungguh pengalaman yang berkesan. Belajar bekerja sama, belajar saling membantu, balajar saling peduli, belajar untuk mengerti dan belajar untuk berbagi.

Terimakasih semua, VTM, Kaki Lasak Team dan Hidayat, semoga ukhuwah kita terus berjalan. Sampai jumpa lagi di lain masa.

Keesokan harinya, di pagi yang masih sedikit gelap, Hidayat pamit pulang, kembali ke Malaysia. Taxi Grab membawanya menuju Bandara Sultan Iskandar Muda.

"Lasaklah ... Sebanyak, Sebisa dan Sejauh Mungkin, Karena Hidup Bukan Diam di Satu Tempat"