Dua Sejoli di Masjid Raya - Part 1 [Jelajah Silampung]

kakilasak (65)in #esteem • 6 years ago (edited)

Mengikuti perjalanan tamu saya kali ini sungguh membuat iri. Betapa tidak, tamu yang saya bawa adalah sepasang suami istri yang baru saja menikah alias get merried. Dua sejoli ini bernama Afifah dan Syaiful dari Kuala Lumpur, Malaysia. Tau dong kalau pengantin baru, mesra sangattt :)

Cerita perkenalan berawal dari pertemanan di sebuah komunitas media sosial. Saat ia berencana ke Aceh, beberapa kawan merekomendasikan aku sebagai tour planner. Kami pun berkomunikasi di whatsapps, tentang rencananya perjalannya. Ia telah membeli tiket dan rencananya hanya 3 hari di Aceh. Itinerary pun di buat dengan 2 hari di Sabang, pulau Weh dan 1 hari di Banda Aceh. Karena niat mereka perjalanan santai (katakanlah bulan madu), mereka hanya minta di jemput di bandara dan di antar ke pelabuhan Uleelhue. Di Sabang mereka jalan sendiri, mereka ingin lebih banyak menikmati santai di hotel. Di hari ke tiga mereka akan kembali ke Banda Aceh dan minta di pandu city tour hingga ke bandara.

Selamat datang di Aceh, senang berjumpa dengan couple ini. Semoga selama di Aceh perjalanan lancar dan menyenangkan.

Di hari ke tiga, sesuai kesepakatan kami berjumpa kembali di pelabuhan Uleelhue pukul 9 pagi. Mereka dari pelabuhan Balohan, Sabang pukul 8 pagi. Cuaca hari itu cukup cerah, secerah wajah mereka kembali menapak kota Banda Aceh. Sambil saling menyapa dengan penuh hangat, kami melaju dengan mobil yang telah ku siapkan.

Tujuan kami kali ini adalah masjid kebanggaan Aceh, yaitu Masjid Raya Baiturrahman. Masjid ini memang mempunyai kharisma yang luar biasa. Masjid yang menjadi saksi perjuangan rakyat Aceh melawan penjajahan, saksi zaman konflik, saksi dahsyatnya kejadian tsunami dan saksi kedamaian di Aceh hingga saat ini.

Kubiarkan mereka memasuki masjid dan berdoa. Saya sendiri yang sering ke masjid ini, selalu saja terkagum akan keindahannya. Apalagi memasuki area dalam masjid, terasa sangat nyaman dan sejuk.

Hingga akhirnya mereka meminta saya untuk memotret mereka di beberapa sisi masjid. Sebagai tour guide memang kita di tuntut untuk pandai memotret. Berikut ini potret keserasian mereka di sisi-sisi masjid raya Baiturahman.

Ini adalah foto pertama yang saya ambil, yaitu Foto di depan masjid dengan payung di kanan-kirinya. Payung di masjid raya ini ada 12 buah. Kali ini kami beruntung semuanya terkembang. Terkembangnya payung ini tidak ads jadwal khusus. Adakalanya semua terkembang seperti sekarang ini, adakalanya juga hanya sebagian, bahkan tidak jarang semua tak terkembang.

Selanjutnya sisi yang saya ambil adalah bangunan yang mungkin dulunya adalah pintu gerbang masjid. Sebanarnya banyak yang bisa di explore sudut pandang foto di tempat ini, yaitu dengan memainkan frame bangunan, tetapi saat itu ramai, sehingga kami sulit untuk mengexplore lebih banyak. Hanya foto sederhana di depannya.

Gambar berikutnya adalah menara utama masjid. Menara ini kabarnya bisa di naiki, tapi khawatir dengan kondisi bangunan yang tidak kokoh, sekarang sudah di larang. Menara ini lah yang menjadi patokan bangunan tinggi di Banda Aceh, alias tidak boleh lebih tinggi dari menara ini.

Berikutnya kami lebih dekat lagi ke Masjid, yaitu tepat di muka masjid. Tampak terlihat sedikit kubah masjid. Masjid ini alhamdulillah selalu ramai, terlapas susah sekali mengambil gambar karena ramainya pengunjung.

Semakin mendekat, kami mengambil latar pintu masuk masjid. Pintu ini tampak menarik dengan lengkungan khas bangunan masjid. Tampak sangat detail dan cantik sehingga banyak juga masjid lain yang sepertinya terinspirasi dengan bentuk pintu gerbang masuk masjid ini.

Selesai berdoa, selesai melihat sejarah dan puas menjelajahi masjid, akhirnya kami meninggalkan masjid. Semakin jauh kami meninggalkan masjid, semakin rasa rindu mulai melanda. Rindu untuk kembali datang ke rumah Allah.

"Lasaklah ... Sebanyak, Sebisa dan Sejauh Mungkin, Karena Hidup Bukan Diam di Satu Tempat"