AL-Fatekah

Assalammualaikum ya ahlil steemit....

Di malam jumat yang berbahagia ini bolehlah kita menulis sedikit. Malam jumat malam yang spesial, di Sunnahkan membaca Al-Quran surat Al-kahf bagi setiap muslim. Paradigma masyarakat Indonesia menganggap malam jumat malam yang menyeramkan dan penuh mistis serta ghaib, sepenuhnya mengadopsi paradigma masyarakat barat. Hari Jumat dimulai dari malam jumat atau kamis malam sungguh penuh berkah dan spesial sesungguhnya bagi umat muslim.

Dewasa ini anak-anak yang terlahir dari rahim seorang muslimah, kian hanyut terbawa gaya hidup yang katanya modern dan penuh tekhnologi canggih sejalan dengat hal tersebut membuat anak-anak tidak lagi akrab dengan Agamanya, Islam. Bahkan Islam sebagai Agama beserta slogan berbau Islam sering dibuat menjadi bahan olok-olok dan bahkan dihina.

Image link

Anak-anak muslim kian jauh dari agamanya, jika dulu selepas magrib anak-anak berbondong-bondong pergi ke balai pengajian untuk menimba Ilmu Agama dan mengaji, kini langka kita lihat, apalagi di kota-kota besar. Malah menjadi biasa kita lihat makin magrib makin ramai saja Mall, pasar, cafe, bahkan tempat-tempat yang katanya tempat hiburan padahal isinya maksiat semua.

Para orang tua yang semasa kecilnya akrab dengan Islam entah kenapa tidak lagi menerapkan kepada anak-anak sebagaimana ia dahulu. Sekarang para orang tua, dipaksakan oleh keadaan mengabaikan pendidikan agama. Sistem pendidikan negara kita yang sekuler semakin menambah bahan bakar untuk melaju jauh meninggalkan Pendidikan Agama.

Ajaran Snouck Gronje benar-benar berhasil, memisahkan Agama dalam kehidupan bernegara. Seakan-akan saat kita bicara negara kitapun tidak dapat membawa ajaran islam ataupun yang bernafas Islam. Lambat laun umat muslim sudah tidak lagi akrab dengan agamanya. Hanya beberapa daerah Indonesia saja yang masih sangat kental memegang teguh Islam sampai ke tulang sum-sumnya.

Indonesia memang terdiri dari banyak suku dan bahasa, dialek biacara, namun saat berbicara Agama Islam, maka tidak ada lagi jarak walau berbeda suku dan bahasa. Semua mengacu apada Al Quran dan sahih hadist, perbedaan bahasa dan dialek dikesampingkan, merujuk kepada bahasa Arab, karena Allah memilih bahasa Arab sebagai bahasa Al Quran, tidak ada pembenaran dalam masalah kesukuan dan dialek bahasa saat salah berucap kalimah bernafas Islam, ataupun membaca Al Quran.

jangan benarkan yang biasa, akan tetapi biasakanlah yang benar.

Kita bisa melihat dan menyaksikan saudara-saudara kita yang terpelintir lidahnya saat berucap kalimat-kalimat yang bernafas Islam. Bukan sekali dua kali, tetapi memang ada saudara kita yang begitu. Kalimat dasar atau familiar dikalangan umat muslim seperti Allah Subhanahu wata'ala pun sangat sulit diucapkan bagi manusia-manusia yang memang tidak akrab atau jauh dari Islam.

Lisan nya tidak terbiasa dengan kalimah bernafas islam, sehingga saat dia berucap dengan lisannya sekonyong-konyong lidah tersebutpun terjungkir balik. Namun lucu nya di negara kita ini saat ada seorang muslim yang setiap berbicara bernafas Islam, seperti menyebut Insya Allah, Subhanallah, Masya Allah dan lainnya, maka sekonyong-konyongnya akan di cemooh, sok alimlah, sok yang paling bener lah, sok sucilah dan cemooh lainnya.

Marilah akrabkan kita dengan kalimah Islam, bernafaslah dengan Islam, teruslah berusaha sebisa mungkin, tidak perlu menjadi Alim Ulama terlebih dahulu untuk saling mengingatkan antar umat muslim, belajar bersama beriring, jangan malu menyebut sang pencipta langit dan bumi dan apa saja diantara keduanya dengan panggilan yang telah diberitahu ke kita sebagai hamba, yaitu panggilan paling mulia "Allah".

Buruj ck