[Sastra Kalimalang #2] 'Art Therapy' di Lapas Salemba, Bulak Kapal dan Tangerang
Jika ilmu pengetahuan tidak mampu lagi mengatasi kontradiksi kehidupan manusia, maka kesenianlah yang mampu memberikan kesejukan hati-nurani. Dengan begitu, kesenian adalah jembatan kontemplasi yang ampuh dalam mengembalikan keutuhan jiwa manusia.
Konsep semacam ini dimiliki oleh komunitas Sastra Kalimalang Bekasi, peovinsi Jawa Barat - Indonesia. Pelaksanaannya adalah dengan jalan memberikan semangat dan gairah kreativitas dalam bentuk menciptakan karya sastra. Program ini kemudian masuk ke sekolah, tentang tawuran. Juga ke kampus-kampus, Lapas dan Rutan.
Tidak hanya sampai di situ, malah lebih jauh lagi, yakni dilakukan pula usaha sesudah itu tentang pemanggungan. Komunikasi karya lewat panggung apresiasi itu makin berarti bagi para peserta karena untuk hal itu mesti melalui rangkaian proses terlebih dahulu, yakni: kondisioning, pemahaman karya, cara pengungkapan dan latihan untuk beberapa kali.
Mendatangi Lapas-lapas: Salemba, Bulak Kapal dan Tangerang
Dengan membangun komunikasi baik lisan dan tulisan, Sastra Kalimalang Bekasi mencoba untuk menawarkan konsep Art Therapy ke beberapa lapas di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang. Kata berjawab dan gayung pun bersambut.
Dengan sedikit pembicaraan awal, maka disusunlah jadual Art Therapy dengan lapas yang bersangkutan. Sastra Kalimalang siap untuk menjalankan program Art Theraphy dan pihak lapas pun juga bersedia jadi fasilitator. Selain itu juga nantinya pihak lapas juga berjanji akan memberikan hadiah kepada napi yang berhasil menonjol dalam kegiatan yang dilaksanakan.
Sastra Kalimalang telah melakukan kegiatan semacam ini antara lain, Rutan Salemba Jakarta, Lapas Bulak Kapal Bekasi, Lapas Perempuan dan Lapas Anak di Tangerang. Kegiatan ini berjalan lancar dan sukses. Hubungan baik tetap terjaga dan terus berkelanjutan baik itu dengan pihak lapas atau pun dengan para napinya.
Komunikasi ini tetap terjalin. Tidak hanya ketika berada di dalam lapas, tapi juga ketika para napi bebas mereka pun mengunjungi Komunitas Sastra Kalimalang. Malah ada dari mantan Napi itu ikut terlibat beraktivitas di komunitas menjelang mereka memastikan pekerjaan mereka selanjutnya.
Seltik Sebuah Istilah yang Menciptakan kenangan
Pada hari pelaksanaan Art Therapy, semua Napi yang ikut kegiatan diwajibkan menulis puisi. Pena dan kertas disiapkan oleh Lapas bersangkutan. Dengan sedikit pengarahan untuk dan bagaimana menulis puisi itu oleh @mpugondrong, para Napi itu pun menulis. Terasa dan kelihatan betul kesungguhan mereka dalam menyelesaikan tulisannya.
Hari itu juga langsung disampaikan pengumuman tentang siapa yang berhasil menciptakan puisi yang baik. Semua dikumpulkan di sebuah ruangan yang agak luas. Kalapas pun memberikan kata sambutan serta menyampaikan bahwa penyerahan hadiah akan diselenggarakan pada sebuah panggung pertunjukan. Semua Napi gembira dan bersorak sorai seakan-akan mereka telah tidak lagi berada di dalam penjara.
Diumumkanlah satu persatu karya puisi terbaik mereka. Di akhir tulisan, mereka menuliskan kolofon, Kamar 5, Blok I, atau Kamar 2, Blok II dan lainnya. Tapi, aneh. Pas, ketikaembaca Puisi yang berjudul 'Di Balik Jeruji jiwa' yang karya ini terpilih menjadi juara pertama, kolofonnya cuma Seltik, 2 Oktober 2016.
Selidik punya selidik, ketika ingin tahu dan mempertanyakan istilah tersebut. Ternyata di dalam penjara ada penjara lagi jika napinya melakukan kesalahan lagi di dalam. Tempatnya kecil dan cuma bisa berdiri saja. Tapi, Napi inilah yang berhasil menjadi juara. Memang luar biasa.
Ketika pembagian hadiah dan ini pun langsung diberikan oleh Kalapas kepada pemenang. Alangkah senangnya para Napi bisa jumpa dan dapat bersalaman yang bersahaja dengan Kepala Pesantren mereka. Ketika panggung usai, pertunjukan musik, musikalisasi puisi dengan karya yang mereka tulis kelihatan sekali air muka para napi itu cerah dan beban yang selama ini mereka rasakan seakan hilang terbang.
Bekasi, 9 Agustus 2018
Salm KSI
Irman Syah | @mpugondrong
Seltik?? Baru tahu istilah ini ..
Tapi keren pak, bisa membuat napi jadi punya kreatifitas jika tetap diarahkan... 👍👍👍
Terimakasih bu dr @irasiregar yang telah singgah pada postingan saya yang sederhana ini.
Iya. Benar. Selain nilai krativitas seni sastra juga dapat menenangkan jiwa dan membuat nyaman.
Salam KSI
Irman Syah | @mpugondrong
bagua juga ya kalau ada kegiatan seperti ini di lapas, banyak hal yang bisa mereka pelajari
Iya @zefy
Benar.
Bukankah terkungkung dan terpenjara itu membuat jiwa jadi tak sehat. Dan Seni adalah obat untuk rohani manusia.
Salam @mpugondrong
luar biasa @mpungndrong salam kenal dan Salam KSI semoga sukses selalu
Salam kembali @ilyasismail.
Salam KSI juga.
Semoga baik dan sehat