Pertahankan Lahan Sawah

in #esteem6 years ago

image

Hanya ada dalam mimpi hamparan lahan sawah dengan gubuk tua di tengahnya, seorang petani bersama kerbau membajak sawah, tebaran putih warna bangau pencari kodok, dan alur kecil tempat bermain ikan Kruep, Sepat, dan Belut sawah. Begitu terjaga baru sadar kalau pemandangan itu hanya ada dalam mimpi. Kemudian terus berhajat untuk mendapatkan mimpi kembali karena rindu dengan pemandangan indah disaat padi berbunga, terbang kawanan Pipit, dan tumpukan jerami disaat panen. Hanya dalam mimpi dapat menikmati indahnya persawahan, hanya sebuah mimpi karena lahan persawahan tidak lagi tersedia di kehidupan nyata.

Fiksi di atas akan menjadi sebuah kenyataan dalam kehidupan ini. Pertanda hal itu akan menjadi nyata telah ada saat ini. Badan Pertanahan Nasional mencatat sekitar 110 ribu hektar lahan sawah di Aceh dialihfungsikan setiap tahun. Ditimbun untuk areal pemukiman, pertokoan, perkantoran, pasar, SPBU, pembangunan jalan, dan diperuntukan untuk kegiatan diluar pertanian lainnya. Ini sebuah fakta, dimana mimpi diatas pasti terjadi.

Setiap tahun program buka sawah baru terus dicetuskan oleh pemerintah. Pertanda ada kondisi pengurangan luas lahan persawahan alami yang ada saat ini. Program sawah baru pun terkadang hanya menjadi ladang korupsi dan hasilnya sawah baru pun tidak ada.

Banyan tinggal menunggu waktu, dimana kita tidak pernah lagi menikmati indahnya sawah. Generasi mendatang akan belajar tentang sawah hanya sisi teori saja, sedangkan prakteknya harus hijrah ke negeri tetangga.

Konsumsi beras berasal dari hasil impor, program ketahanan pangan hanya mimpi pemerintah. Karena kondisi saat ini pemerintah belum mampu membendung laju alih peruntukan lahan sawah. Dibentengi dengan regulasi lokal melarang alih peruntukan sawah tidak berjalan maksimal. Karena belum ada sinergi antara larangan dengan mudahnya perizinan usaha.

Seharusnya pemerintah harus selektif pemberian izin usaha yang berbasis penggunaan lahan pertanian sawah. Pemerintah harus fokus dan serius dalam menyelamatkan lahan sawah dari laju pembangunan. Karena ketahanan pangan punya kaitan erat dengan penyelamatan lahan.

Ketahanan pangan akan terjadi disaat masyarakat berdaulat atas lahan.

Konflik agraria antara warga dengan sejumlah perusahaan perkebunan juga memperparah kondisi di atas. Ribuan hektar lahan pertanian sawah/Tegal hilang akibat "dirampas" oleh perusahaan besar.

Haruskah kita rela dan diam dengan kondisi di atas? Saya pribadi mengatakan tidak, kita harus lawan kondisi di atas sehingga lahan pertanian sawah terselamatkan. Konsumsi beras kita harus berasal dari produk lokal, bukan hasil impor.

Jangan pernah lepaskan atau jual lahan sawah untuk dialihkan ke fungsi lain. Jangan tergiur dengan besarnya harga dan janji sosial pemilik modal. Kita harus pertahankan lahan sawah, karena kita hidup di lahan itu. Tidak hanya mampu menghidupkan keluarga, juga atas jasa para petani mampu memakmurkan negeri.

Petani harus bersatu, bersatu dalam kata lahan sawah adalah harga mati untuk tidak dialihfungsikan. Kita harus mendukung mereka, kita harus perkuatkan kelompok mereka, kita harus hadir bersama mereka.

Semoga mimpi di atas tidak pernah terjadi.

Salam Adil dan Lestari

image

Coin Marketplace

STEEM 0.32
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66269.58
ETH 3204.67
USDT 1.00
SBD 4.24