Merindukan Brazil yang Dulu

in #esteem6 years ago (edited)

image


Sumber

Jujur saja, pertama dan terakhir melihat timnas Brazil bermain bola dengan apik dan benar-benar khas gaya Samba adalah pada perhelatan Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang.

Meski saat itu usia saya belum genap 11 tahun, tetapi saya sudah mengenal Luiz Nazario Da Lima alias Ronaldo sebagai striker fenomenal yang dimiliki Brazil saat itu.

Saat itu Brazil masih dihuni bintang-bintang yang tak egois dan tidak memiliki hasrat menjadi selebgram. Brazil ketika itu digawangi oleh Cafu, Rivaldo, Roberto Carlos hingga Ronaldo. Ronaldinho pun saat itu masih muda. Ia baru bermain 2 kali untuk timnas Brazil saat itu.

Tapi memang, Brazil saat itu benar-benar petarung sejati. Mereka adalah sekelompok pemain-pemain bertalenta yang pergi ke Korea Selatan dan Jepang hanya untuk satu hal: menjadi juara dunia.


image


Sumber

Saya kira kita semua pasti sepakat bahwa timnas Brazil saat itu benar-benar menghibur dan bermain sepakbola layaknya penari balet yang meliuk-liuk tubuhnya di sepanjang lapangan. Saat menghancurkan lawan, tim Samba persis seperti pasukan Spartan yang tak kenal lelah.

Tak bisa tidak, semua penikmat bola pasti menyukai Brazil yang dulu. Saya ingat betul gocekan Ronaldo saat menghadapi German di babak final. Ia dengan cerdik meliuk-liukkan bola di sela kakinya lalu mengelabui dan menjadikan kiper sekaliber Oliver Kahn layaknya pemain tarkam.

Setiap gol dan skil yang dibawakan oleh penggawa timnas Brazil dulu adalah patron untuk sepakbola itu sendiri. Semua anak-anak yang bermain bola di lapangan mewah hingga yang bermain di pinggir pantai ramai-ramai meniru gaya Ronaldo saat mempecundangi Oliver Kahn.

Saya beberapa kali mempraktikkannya saat bermain di bibir pantai Selat Malaka. Hasilnya tentu saja gagal. Tapi saya tetap melakukannya beberapa kali.


image


Sumber

Intinya, timnas Brazil dulu adalah kumpulan talenta sepakbola yang selalu ditunggu kehadirannya. Itu baru Brazil era tahun 2000 an. Brazil di era sebelumnya jauh lebih jago lagi.

Beberapa catatan yang saya baca tentang Brazil tempo dulu bahkan bikin bulu kuduk merinding. Brazil yang dulu adalah sebuah tim bukan hanya bikin lawan gentar. Mereka juga bisa membuat lawan hormat.

Kita mundur ke era pemain-pemain fenomenal seperti Pele, Garrincha, Rivellino dan Socrates, Bebeto hingga Romario. Pemain-pemain tersebut adalah mimpi buruk bagi semua tim yang menjadi lawan Brazil. Mereka adalah bintang-bintang yang patut, sangat patut diberikan respek setinggi-tingginya.

Lalu sekarang, Brazil hanya memiliki pemain yang jago akting dan juga selebgram dalam diri Neymar. Timnas Brazil sekarang hanya kumpulan artis media sosial dan tak memiliki mental juara.


image


Sumber

Maka dari itulah, sejak awal pergelaran Piala Dunia di Rusia saya tak menjagokan tim Samba. Bagi saya, tim Samba kalah tanding sebelum mereka masuk lapangan.

Hingga akhirnya mereka didepak oleh tim yang ada Maurone Fellaini di dalamnya. Tragis betul! Saya kira saat ini semua penggemar sepakbola merindukan Brazil yang dulu. Sebuah tim yang penuh kharisma dan bermental juara.

Tapi apa daya, waktu tak bisa dimundurkan. Kita terpaksa melihat Brazil yang diisi sederet pemain kimcil dan sangat mudah jatuh.

Hal terbaik yang bisa kita lakukan saat ini adalah berdamai dengan keadaan seraya mendukung Kroasia untuk mengangkat trofi juara di Rusia di akhir Piala Dunia nanti. Semoga tulisan ini bermanfaat. Salam literasi.


image


Regards

@samymubarraq

Sort:  

Brazil yang sekarang bagaimana hehe

Membosankan.... -_-"

brasil oh brasil

Nasibmu kini...

hahaha, ukeu nteuk na lom brazil yg get 😬

Hahaha.. Taprehh enteuk.. 😂😂

bek ipeuroh le neymar ka get nteuk 😬😁

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70351.33
ETH 3563.43
USDT 1.00
SBD 4.72