Cerita Tentang Anak Bungsuku : Meta Sapphira (bagian #2)

in #esteem6 years ago (edited)

image
Selamat siang sahabat Steemian, hari ini aku ingin berbagi cerita tentang anak bungsuku Meta Sapphira melanjutkan ceritaku dua hari yang lalu. Bisa di baca DI SINI.

image
Jamu untuk nyeri datang bulan

Sempat terpikir olehku pikiran buruk untuk menggugurkan janin bayi dalam kandunganku dengan minum obat atau jamu yang dijual bebas di apotik dan di warung dekat rumahku. Salah satu yang ingin aku beli adalah obat untuk terlambat datang bulan dan jamu untuk nyeri datang bulan yang tertulis pada kemasan bungkus obat dan jamu tersebut terdapat larangan diminum oleh wanita hamil. Aku berpikir dengan gugurnya bayi dalam kandunganku, aku tidak perlu bingung mengurus tiga orang anak sekaligus apalagi kehamilanku yang ketiga ini tidak sukai oleh beberapa orang dari keluargaku karena mereka berpikir hidupku yang sudah susah akan semakin susah dengan bertambahnya anggota keluarga. Mereka bahkan menyarankan agar Meta diberikan kepada pasangan suami istri yang tidak memiliki anak.

Manusia boleh berencana tetapi Allah SWT yang menentukan. Rencana burukku untuk menggugurkan bayi dalam kandunganku ternyata sulit. Kondisi keuangan keluargaku yang sedang bermasalah membuatku membatalkan niatku untuk membeli obat dan jamu yang bisa menggugurkan kandunganku. Jangankam untuk membeli obat, untuk membeli seliter beras saja rasanya sulit sekali. Meskipun sulit sebisa mungkin aku tidak berhutang di warung karena bagiku tidur terasa tidak nyenyak jika punya banyak hutang.

image
Akhirnya aku pun menjalani kehamilanku dengan harap-harap cemas karena aku selalu memikirkan nasib anak keduaku Aisyah yang harus berbagi kasih sayang dengan adiknya. Aku membayangkan aku akan mengabaikan kehadiran Aisyah karena aku terlalu sibuk dengan Meta yang baru lahir. Aku juga membayangkan jika nanti suamiku sedang bekerja di luar rumah dan Aisyah tiba-tiba buang air besar, sementara kakaknya Zahra sedang sekolah dan adiknya Meta sedang menangis minta ASI (Air Susu Ibu) aku menjadi bingung mana yang harus aku lakukan terlebih dahulu. Aku juga membayangkan mengerjakan beberapa pekerjaan di rumah sekaligus sambil mengurus anak-anak balitaku, Aisyah dan Meta. Aku membayangkan aku mencuci pakaian di mesin cuci dengan air kran yang menyala, sementara air sudah mendidih di atas kompor, tukang sayur keliling lewat di depan rumah menunggu aku untuk berbelanja sayur, sementara anak keduaku minta disuapi makam dan anak bungsuku sedang buang air di popoknya. Manakah yang harus aku kerjakan lebih dahulu ? Baru membayangkan saja aku sudah stress apalagi jika sudah menjalaninya. Begitu pikiranku pada waktu itu.
image

                               ***

image
Klinik bidan Erlina Endang
Akhirnya setelah mengandung selama kurang lebih sembilan bulan, anak ketigaku Meta Sapphira lahir di klinik langgananku klinik bidan Erlina Endang yang berlokasi di jalan Nanggela, Tajurhalang, Bogor, propinsi Jawa Barat, Indonesia. Alhamdulillah bidan Erlina adalah bidan yang baik dan mulia, beliau tidak mengharuskan pasiennya untuk membayar lunas biaya persalinan tetapi bisa dicicil semampunya. Meta lahir di saat yang sulit karena pada waktu itu di tempat tinggalku di kota hujan Bogor sedang mengalami musim kemarau panjang. Berminggu-minggu hujan tidak turun sehingga kami mengalami kekeringan.

image
Sumur mengalami kekeringan. Mesin air yang dinyalakan selama berjam-jam dari pagi hingga sore hanya mengeluarkan air satu bak yang tentunya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti masak, mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian. Mungkin hanya mereka yang berlangganan air PAM (Perusahaan Air Minum) yang memiliki stok air yang cukup di rumahnya. Tetapi mereka yang berlangganan air PAM lokasinya sangat jauh dari tempat tinggalku.

image
Aku yang waktu itu baru melahirkan harus menghadapi kesulitan ini. Suamiku @syarrf berusaha mengumpulkan air dengan memompanya menggunakan tangan agar tersedia stok air untuk mencuci kain yang penuh darah bekas aku melahirkan. Setelah dicuci meskipun kurang bersih, kain tersebut lalu dikubur agar tidak berbau amis darah, kuburan kain bekas aku melahirkan ditaburi bunga campur kopi dan deterjen. 😁
image

image
Aku juga membeli dua galon air minum, satu galon untuk minum dan satu galon lagi untuk mandi anak ketigaku yang baru lahir. Mandinya cukup pagi saja sedangkan aku mandi dua hari sekali untuk menghemat air. Kemarau panjang tersebut benar-benar bagaikan adzab yang diturunkan Allah SWT di tempat tinggalku dan juga di daerah-daerah lain di Indonesia. Bahkan di daerah lain sampai menggunakan air kolam yang berwarna hijau untuk dimasak menjadi air minum. Sungguh kesulitan yang terasa pahit. Sebenarnya ada tempat MCK (Mandi Cuci Kakus) umum milik pak haji yang dermawan yang tidak kekeringan di waktu musim kemarau tetapi sayangnya lokasinya sangat jauh dari rumahku. Tetanggaku bisa bolak balik lebih dari sepuluh kali naik motor untuk mengambil air dan membawanya pulang ke rumah. Entah kapan kemarau ini akan berakhir...
image
Suasana saat musim kemarau panjang

(Bersambung)

  • English Version

Good afternoon Steemian friend, today I want to share a story about my youngest child Meta Sapphira went on my story two days ago. Can be read HERE

image
Herbal medicine for menstrual pain

It had occurred to me a bad thought to abort the baby fetus in my abdomen by taking medicine or herbs that were sold freely in pharmacies and in stalls near my house. The one that I want to buy is a cure for late coming and herbal medicine for the coming months pain written on the packs of medicinal and medicinal herbs are prohibited to be drunk by pregnant women. I think with babies falling in my blood, I do not need to be confused with three children at once let alone my third pregnancy is not like some people from my family because they think my hard life will get harder with the increase of family members. They even suggested that Meta be given to couples who do not have children.

Man may plan but Allah SWT is decisive. My bad plan to abort the baby in my blood was difficult. The financial condition of my family in trouble made me cancel my intention to buy drugs and herbs that could abort my blood. Do not sniff to buy drugs, to buy a liter of rice just feels very difficult. Although difficult as much as possible I do not owe in the stalls because to me sleep was not sound if it has a lot of debt.


Finally I went through my pregnancy with anxious hopes because I always think about the fate of my second child Aisyah who must share affection with her sister. I imagine I will ignore the presence of Aisha because I am too busy with the newborn Meta. I also imagine if my husband was working out of the house later and Aisha suddenly defecated, while her brother Zahra was in school and his sister Meta was crying for milk (Milk Mother) I was confused which should I do first. I also imagined doing some work at home at once while taking care of my toddler's children, Ayesha and Meta. I imagine I wash my clothes in the washing machine with flaming tap water, while the water is boiling on the stove, the vegetable carter passing by in front of the house waiting for me to shop for vegetables, while my second child asks me to feed the tomb and my youngest child is pissing in his diaper. What should I do first? Just imagine I've been stressful especially if you've lived it. So my mind at that time.

                               ***

Finally, after nine months of pregnancy, my third child Meta Sapphira was born at my clinic for midwife Erlina Endang clinic located on Nanggela road, Tajurhalang, Bogor, West Java province, Indonesia. Alhamdulillah Erlina midwife is a good and noble midwife, she does not require his patients to pay the full cost of labor but can be repaid as much as possible. Meta was born at a difficult time because at that time in my residence in the rainy city of Bogor was experiencing a long dry season. For weeks the rain did not go down so we experienced drought.

image
The well is dry. The water machine that is lit for hours from morning to afternoon only takes one tub of water which is not enough for daily needs such as cooking, bathing, washing dishes and washing clothes. Perhaps only those who subscribe to water PAM (Water Company) that has enough water stock at home. But those who subscribe to PAM water are very far from where I live.

image
I, who had just given birth, must to face this difficulty. My husband @syarrf was trying to collect water by pumping it by hand to make available water stock to wash the cloth that was full of blood I had given birth. After being washed even though it is not clean, the cloth is then buried so as not to smell bloody, the grave used cloth I gave birth sprinkled with blend of coffee and detergent. 😁
image

image
I also bought two gallons of drinking water, a gallon to drink and another gallon for my newborn third child's bath. The bath is quite early and I shower every other day to save water. The long drought is really like the adzab that Allah revealed in my place of residence and also in other parts of Indonesia. Even in other areas to use green pond water to be cooked into drinking water. It was a bitter hardship. There is actually a public MCK (Mandi, Cuci, Kakus or Bath, Wash, Toilet) place that belongs to the generous Hajj pilgrims who are not drought in the dry season but unfortunately the location is very far from my house. My neighbor could go back and forth more than ten times on a motorbike to fetch water and bring it home. I wonder when this drought will end ...
image
The Atmosphere During The Long Dry Season

(Continued)

Sort:  

Semoga menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orangtua

Amiin Ya Robbal Alamiin

Terima kasih @boy801

Salam kenal 🙂

Coin Marketplace

STEEM 0.34
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66344.62
ETH 3214.81
USDT 1.00
SBD 4.37