HabaFOOTBALL | Copa Sudamericana : Atletico Junior Lolos, Duo Kolombia Saling Bunuh di Semifinal

Sebuah gol dari Luis Diaz pada menit ke-72 menjadi tiket tim asal Barranquilla, Kolombia itu untuk lolos ke babak semifinal Copa Sudamericana 2018, meski harus menerima kekalahan 1-3 dari tuan rumah Defensa y Justicia.

Perjuangan Los Tiburones memang tidak mudah. Modal kemenangan 2-0 di Leg 1 sepertinya tidak cukup untuk melawat ke kandang klub Argentina itu. Permainan anak didik Sebastián Beccacece terlihat begitu bernafsu untuk membalikkan marka yang tercipta di laga pertama.

Menutup babak pertama saja, klub yang ditukangi pelatih asal Uruguay, Julio Comesaña tersebut sudah kebobolan dua gol. Leonel Miranda menjadi pembuka semangat tim tuan rumah. Tendangannya sedikit di luar sudut kiri kotak enam belas, menghujam gawang Atletico Junior.

Source Leonel Miranda

Berjarak sepuluh menit kemudian, giliran Nicolas Fernandez yang mengambil keuntungan dari rebound bola duel udara antara pemain kedua tim di muka gawang Atletico Junior. Dengan sedikit kontrol, sang striker langsung menghentakkan bola ke arah gawang. Gooool, kiper Sebastián Viera tidak bisa berbuat apa-apa. Skor bertambah menjadi 2-0.

Source Gol kedua Defensa Justicia via Nicolas Fernandez

Bahkan di penghujung babak pertama, Fernandez, penyerang bertumbuh pendek yang masih berusia 22 tahun tersebut kembali mengoyak jala Atletico Junior. Beruntung bagi tim tamu, golnya dianulir wasit setelah melihat pantauan VAR. Dalam tayangan ulang memang kelihatannya Fernandez sedikit melakukan dorongan terhadap pemain lawan, sebelum melakukan aksi selanjutnya yang berbuah gol.

Keputusan itu sempat diprotes sang pelatih Defensa. Sebastian Beccacece menolak keras penilaian dari wasit berkewarganegaraan Brasil, Raphael Claus. Menurut pandangan pelatih yang masih berusia 37 tahun tersebut, itu bukan dorongan tapi cuma gerakan lumrah dari seorang pemain yang ingin melepaskan diri hadangan lawan. Peluit babak awal ditiup pertanda berakhir, skor tetap 2-0.

Kedudukan 2-0 untuk tuan rumah, persis dengan marka di laga pertama. Tapi ini baru 45 menit pertama. Junior belum bisa bangkit begitu memasuki babak kedua. Permainan tim berkostum khas strip vertikal warna merah-putih ini masih terlalu lambat, pertahanan yang rapuh, menyerang dengan penuh keraguan, dan terlihat tidak fokus, sering kehilangan bola. Tidak ada yang berubah di lapangan, Junior masih bermain seperti di babak pertama. Wajah pahit sang pelatih tampak selalu berpikir keras, sepertinya penampilan anak asuhnya ada yang salah sejak dari awal. Raut pemain juga seperti sedang membayangkan kepiluan. Bagaimana mungkin malam penuh bersejarah ini berubah dengan gampangnya menjadi sebuah mimpi buruk.

Source

Kelesuan permainan Junior membuat serangan bertubi-tubi datang silih berganti mengganggu gawangnya. Nicolas Fernandez sekali lagi menjadi momok yang menakutkan bagi para bek Atletico Junior. Menjelang 10 menit babak kedua berjalan, Fernandez mengambil keuntungan dari kesalahan barisan bertahan tim lawan. Terlepas dari jebakan off side, dengan mudah dia mencocor bola ke dalam gawang Viera. Papan skor berubah menjadi 3-0. Stadion bergemuruh, penonton bersorak menyambut gol ketiga, gol yang bisa membawa tim.kesayangan mereka menuju babak empat besar.

Source

Seluruh rombongan tim Atletico Junior tersentak, tidak percaya lawannya bisa bangkit dan balik menekuk mereka dengan mudah. Mereka baru tersadar, ketinggalan tiga gol tanpa balas bisa membuat tiket yang sudah digenggaman saat laga pertama, bisa lenyap percuma diambil lawan.

Mencoba mengembalikan.kepercayaan pemainnya, Comesana mencoba merombak strategi dengan mengeluarkan Sebastian Mejia dan menggantikannya dengan James.Sanchez pada menit 57. Serta penyegaran lini depan dengan menarik Daniel Moreno serta memasukkan Yoni Gonzalez empat menit kemudian.

Source

Pergantian pemain yang lebih bugar ibarat nafas baru bagi Rojiblancos. Mereka mulai sedikit menggeliat untuk mencuri gol. Cukup satu gol selama Defensa tidak menambah golnya, akan membawa Si Hiu ke babak semifinal untuk dua tahun berturut-turut. Perjuangam maha berat karena Si Elang juga tidak mau membuang percuma tiket di tangan. Apalagi sekarang mereka sudah unggul tiga gol. Hanya butuh 20 menit lagi untuk memastikannya.

Mimpi indah tuan rumah buyar dengan menyesakkan begitu memasuki menit ke-72. Luiz Diaz adalah sosok antagonis yang merubahnya menjadi mimpi buruk bagi seisi stadion. Dengan sebuah gerakan yang menusuk ke tengah pertahanan lawan dan tanpa disangka oleh bek Diaz langsung menembak bola masuk ke sudut yang mustahil diselamatkan oleh penjaga gawang Defensa, Ezequiel Unsain.

Source

Source

Penonton senyap. Secuil pendukung tamu bersorak. Pemain dan staf Atletico Junior berkelebat lari menyambut gol spektakuler Luis Diaz. Dengan satu gol tangang, harapan lolos sekarang berpindah ke tangan mereka. Defensa berbalik menjadi tim yang terbebani untuk menambah gol. Tapi rasa gembira yang dinikmati oleh para punggawa Atletico Junior telah merubah daya konsentrasi bermain mereka.

Source

Semangat anak-anak Kolombia yang meninggi membuat kewalahan pemain tuan rumah untuk menembus pertahanan mereka. Waktu 15 menit tidak cukup bagi klub berseragam hijau-kuning ini untuk menambah keunggulan. Sampai peluit akhir berbunyi, tidak berubah kedudukan, tetap 3-1. Meski agregat sama kuat (3-3), namun satu gol tandang menjadi pembeda. Gol tersebut adalah sebuah advantage bagi Atletico Junior, karena dianggap lebih agresif laga away.

Defensa pun berduka di kandang sendiri dan menjadi tim Argentina terakhir yang bermain di ajang Copa.Sudamericana, musim ini. Karena Defensa y Justicia satu-satunya klub Negeri Tango yang masuk perempatfinal.

Tiket semifinal terakhir pun sah menjadi milik Atletico Junior. Di babak empat besar, mereka sudah ditunggu klub Kolombia lainnya, Santa Fe.

---

Congratulations ATLETICO JUNIOR!

Source

---

---

Saleum,
@yoesrizalrusli