Puisi #6 : Halte bus dan ruang BP

in #freewriting5 years ago

Dering alarm ku terus berbunyi, tapi rasanya mataku masih enggan terbuka. Aku masih saja berguling-guling diatas kasurku, rasanya malas sekali untuk bangun pagi ini. Alarmku sudah berbunyi 5 kali dan aku telah menundanya sampai 30 menit. Dan saat berbunyi lagi aku baru sadar kalau ternyata sudah pukul 07.20 pagi. Kenapa aku bisa bangun kesiangan? Padahal aku ada presentasi jam 08.00 pagi.
Buru-buru aku langsung bergegas ke kamar mandi. Duh, otomatis mandi dan dandan flash mode on. Tapi sepertinya aku harus dandan dikantor saja, kalau aku dandan dikostan pasti aku telat. Lebih baik 1 pack make up ku bawa saja atau nggak cukup bawa bedak dan lipstik karena aku nggak mau terlalu ribet.
Setelah menyiapkan barang bawan wajib, segera aku menuju motorku. Tapi sayangnya entah kenapa motorku tidak mau nyala hari ini? Padahal sudah sekitar 10 menit aku berusaha untuk menyalakan mesinnya.
"Tina tangkap!!!" ucapku ke Tina yang hendak menuju kamar mandi sambil ku melempar kunci motorku. Tina yang belum siap sepertinya kaget dan kunci motorku juga tidak diterimanya malah jatuh di depan Tina.
"Gimana mbak?" ucap Tina kebingungan.
"Tolong bawa motorku ke bengkel ya, makasih aku berangkat kerja dulu" ucapku dan langsung berlalu begitu saja.
Aku bergegas menuju halte bus terdekat dari kostku. Sekarang sudah pukul 07.40, sebenarnya aku deg-degan kemungkinan aku telat sangat besar. Tapi tak apalah semoga aku cepat mendapatkan bus nanti.
image
Sumber gambar :
https://today.line.me/id/article/Tes+Instink+Lo+Sebagai+Detektif+Temukan+Kesalahan+pada+7+Gambar+Ini+Dalam+Waktu+Kurang+dari+Semenit-7en328

Hanya menunggu 5 menit bus yang melewati arah kantorku pun lewat. Dan bergegas aku menghentikan bus tersebut untuk ku naiki. Saat masuk kedalam bus ternyata keadaannya cukup ramai. Kursi yang ada didalam sudah penuh semua dan pegangan bagi penumpang juga sudah digunakan banyak orang.
Dengan keadaan seperti itu, akhirnya aku juga ikut berdiri. Sempat aku kebingungan sih karena aku tidak ada pegangan selama didalam bus. Cukup kerepotan juga ternyata kalau tidak ada pegangan, apalagi saat bus hendak berbelok. Sampai-sampai aku hampir jatuh tapi dengan cekatan tanganku meraih sebuah tas di depanku dan kujadikan pegangan selama di bus.
Aku tidak tahu itu tas siapa yang aku jadikan pegangan. Kira-kira orangnya terganggu nggak ya? Ahhh nggak papa deh kalau si mas ini marah baru aku lepas. Pura-pura nggak tahu aja, dah aman.
Untuk mencapai kantorku bus yang aku tumpangi ini harus melawati 3 halter sebelumnya. Dan untunglah setiap halte banyak penumpang yang turun. Sekarang sudah halte ke 3 dan bentar lagi adalah halte kantorku. Karena sudah cukup lega, aku melepaskan peganganku pada tas seseorang yang ada didepanku. Aku mengecek jam sekarang sekitar 08.00, aku sudah telat sebaiknya aku mengabari mbak Nita kalau aku berangkat telat. "Mbak Nita hari ini aku telat T.T aku bangun kesiangan dan motorku gak bisa nyala. Ini aja aku lagi naik bus. Tolong bilangin pak haidar ya mbak. Makasih, salam penuh cinta Amara" akupun mengirim pesan itu ke mbak Nita. Semoga mbak Nita bisa mengijinkanku ke pak Haidar.
"Hai kak, ketemu lagi" ucap seseorang yang sepertinya aku pernah mendengar suara ini. Aku pun mendongakan kepalaku memastikansiapa sumber dari suara ini. Dan benar saja itu adalah anak SMA yang kemarin ngobrol denganku dikafe pelangi. Duh dunia sempit sekali kenapa sekarang ketemu dia lagi??
"Hai kak, mau berangkat kerja?" ucap anak sekolah itu dan aku tidak mempedulikannya. Tapi ini udah jam berapa kenapa si anak ini hak kesekolah?
"Kamu apa nggak berangkat sekolah sih?" tanyaku.
"Ini aku berangkat" ucapnya santai.
"Heii anak sekolah berangkat jam 8. Apa dikira itu sekolahan punyamu? Gila ya anak sekolah sekarang" ucapku sedikit heran.
"Halte MT. Haryono!!!" ucap petugas bus. Seketika aku segera mendekat akhirnya aku segera turun dan sampai ke kantor.
"Saya mas, saya turun disana" ucapku.
Akupun berlalu dam meninggalkan anak SMA itu. Tak lama bus itupun turun di halte yang aku yang aku tuju. Wah rasanya senang aku bisa sampai ke kantor setelah banyak kejadian memyebalkan pagi ini.
"Haii kak kantornya sebelah mana?" terdengar suara anak SMA itu lagi dari belakang. Akupun langsung membalikan badanku dan ternyata benar itu adalah anak SMA yang menyebalkan.
"Kamu ngikutin saya ya?" ucapku sedikit keras.
"Enggak lah kak -_- sekolah juga didekat sini tahuu" ucap anak SMA itu.
"Saya gak percaya kamu pasti ngikutin saya. Apa perlu saya laporin polisi nih?" ucap ku mengancam.
"Laporin aja nanti kakak juga saya laporin ke Dinas Perlindungan Anak atas tuduhan yang tidak benar" ucap si Anak SMA itu sedikit mengancam juga.
"Eh eh.. Malah balik nuntut" ucap ku sedikit heran dengan anak SMA ini.
"Yaudah ayo ke sekolahku kalo kakak gak percaya" ucap Anak SMA itu. Sebenarnya aku malas karena udah telat ke kantor, tapi ini demi keselamatanku aku tidak mau hari-hariku ada seorang penguntip.
"Oke biar sekalian saya laporin kamu ke guru BP" ucapku.
Kami berduapun berjalan menuju SMA, ternyata jarak halte bus sampai ke SMA cukup jauh juga melebihi jarak menuju kantorku. Setelah berjalan 10 menit akhirnya kami sampai. SMA Bhakti Pancasila, dari luar ini SMA yang besar juga. Dengan santainya Anak SMA itu masuk ke dalam sekolah. Dan bapak satpam yang ada digerbang bukannya memarahi malah tersenyum pada anak ini. Akupun mengikuti anak ini terus.
"Dimana ruang BPnya?" tanyaku
"Mau ngapain kak, aku udah telat masuk kelas. Dah ya, nyampek sini aja" ucap anak SMA itu.
"Kamu memang kurang attitude sama orang yang lebih tua ya, harusnya kamu dihukum untuk karena udah telat gini" ucapku dan kemudian ku tarik dia menuju ruang BP.

image
Sumber gambar :
https://topkatalucu.blogspot.com/2018/06/gambar-gedung-sekolah-sd-kartun.html?m=1

Sesampainya diruang BP aku sedikit keheranan, ketika aku memasuki ruangan aku melihat 4 siswa laki-laki dihukum untuk lari keliling lapangan. Tapi entah kenapa saat aku memasuki ruangan bersama anak SMA ini guru BP ini semua terlihat senang dan bukannya marah dengan kebandelannya? sepertinya anak ini diistimewakan.
"Permisi bu, saya mau tanya apa benar dia siswa di SMA ini?" tanya ku pada ibu guru BP yang umurnya mungkin 50 tahun.
"Iya benar Kevin ini salah satu siswa di SMA kami. Apa Kevin melakukan sesuatu yang kurang berkenan dihati mbak?" tanya si guru BP.
"Sebenarnya sangat kurang berkenan bu, beberapa hari ini saya merasa dibuntuti oleh anak ini" ucapku sedikit kesal.
"Dia bohong bu, saya gak pernah buntutin cuma kebetulan aja sering ketemu" bela si anak SMA yang ternyata bernama Kevin.
"Kebetulan tuh cuma sekali tapi kamu udah lebih dari 3 kali" ucapku membela diri juga.
"Yee, kakaknya aja yang keGRan. Aku gak mungkin buntutin kakak" balas si Kevin lagi.
"Hih kamu kok gak ada attitude sama orang yang lebih tua ya? Kamu tuh udah telat berangkat sekolah bukannya dihukum malah membela diri terus" ucapku dengan nada sedikit tinggi.
"Aku telat kan juga ada alasan dan Guru disinipun sudah tahu" balas si Kevin lagi.
"Sudah Diam.. Mohon pengertiannya ya ini area sekolah mohon menjaga tingkah laku dan ucapan disini" tegur si guru BP kepada ku.
"Iya maaf bu" ucapku yang tak enak hati.
"Oke mbak laporan anda akan saya proses dan mbak bisa meninggalkan sekolah kami. Untuk Kevin silahkan kembali ke kelas" ucap si Guru BP.
Dalam hatiku sedikit jengkel, ini guru BP gimana sih saya tamu malah diusir dan siswa yang telat diizinkan ikut kelas selanjutnya. Wah wah kalau gini caranya bisa aku laporkan ke dinas pendidikan nih.
Hatiku sangat jengkel hingga tak terasa aku sudah berjalan di depan pintu gerbang dan waktu sudah menunjukan pukul 09.00
"Kak!!" teriak seseorang dari belakang, akupun membalikan badanku. Ternyata si Kevin lagi, dia terlihat berlari menuju kearahku. Akupun memasang wajah jutekku.
"Apa?!!" tanyaku.
"Aku tahu kakak pasti kelelahan kalau harus berjalan ke kantor. Mari aku antar saja" ucap Kevin.
"Nggak usah" jawabku
"Duh kakak ini udah tua tapi masih kayak temen-temenku SMA suka ngambekan dan sok jual mahal" ucap si Kevin yang masih nyebelin.
"Heh!!!" ucapku makin jengkel.
"Udahlah kak aku tahu kakak jalan kesini saja nafasnya udah ngos-ngosan. Mari aku antar, lagipula kita tetanggaan" ucap si Kevin itu semakin mengkhayal.
"Tetangga dari mana?" ucapku membantah.
"Tetangga antar sekolahku dan kantornya kakak. Nih nametagnya ketinggalan di ruang BP" ucap si Kevin sambil menyodorkan nametag kerja padaku. "Ayo kak!!" ucap si kevin lagi sambil menarik tanganku dan mengajakku ke parkiran motor. Aku tidak tahu dia meminjam dari siapa? Tapi yang jelas setidaknya aku tidak perlu capek jalan jauh lagi.

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 63510.75
ETH 3065.54
USDT 1.00
SBD 3.82