Secret (2) #Part 15

in #garudakita6 years ago (edited)

Hai teman-teman yang lagi weekend ....

Kita lanjut ke Bab 7. Menelusuri Ruang Hati, yuk ;)


Are you alright, Grace?” Elaine terkejut mendengar pintu kamar yang tertutup cukup kencang, seiring dengan langkah cepatku memasuki kamar kami.

Not Really,” ucapku sembari membanting badan di kasur.

Sahabat buleku itu tak serta merta mengajukan pertanyaan berikutnya. Dia melangkah ke dapur dan membuatkan segelas cokelat hangat. Tak lama kemudian, minuman beraroma cokelat yang manis itu, telah disajikan di meja yang menjadi pembatas kasur kami.

I hope it can make you feel better. So sorry, I have class now.Dia menyandangkan tas yang tadi terletak di meja belajar.

Seharusnya dia tak perlu merasa bersalah begitu. Bukan kewajibannya untuk menghibur ataupun membuatku merasa lebih baik saat ini. Tapi ... begitulah Elaine, mirip sekali dengan Elena yang selalu perhatian padaku.

Don’t worry, I’ll be ok. Thanks for the chocolate,” ucapku sembari melambaikan tangan.

Ah, menyebalkan sekali! Apa-apaan Nathan itu. Aku mengutuk diriku sendiri yang tak bisa menghilangkan bayangan Nathan meski sedang menutup mata.

Perlahan, aku berangsur duduk di tepi tempat tidur dan menikmati minuman yang tadi disediakan Elaine. Minuman manis dan hangat memang menjadi pereda stres yang hebat buatku. Meski begitu, hatiku tak serta merta menjadi tenang. Tidak pedulinya Nathan pada Elena menunjukkan perasaannya padaku yang begitu besar. Selain itu ... bukankah aku sendiri pernah berciuman dengan Ben, saat masih menjadi pacarnya. Aku juga pernah menghianatinya secara tanpa sengaja, saat semua pikiran buruk tentang Nathan berkumpul menjadi satu.

Ah .... Refleks aku menyentuh bibir gelas yang hangat, dan tiba-tiba diselimuti rasa bersalah. Sebenarnya ... aku ini benar-benar menyukai Ben atau hanya menjadikannya pelarian?

Jemariku bergerak di layar gawai enam inchi untuk mencari kontak kekasihku itu.

“Ben,” sapaku setelah panggilan video kami tersambung.

“Ya, ada apa?”

“Enggak ada apa-apa. Cuma mau lihat wajah kamu.”

“Kenapa nggak bilang kangen saja?” Dia terkekeh.

“Apa harimu menyenangkan?” tanyaku sembari menyandarkan kepala pada bantal yang kuletakkan di kepala tempat tidur.

“Enggak terlalu. Seperti biasa, pendapatan selalu rendah di Hari Selasa. Gimana kelas Prof. John? Seperti yang pernah saya ceritakankah?”

“Iya, Prof John sangat ramah dan atraktif. Sayang, kamu nggak ada di kelasnya.”

“Wah, wah. Kamu sudah mulai rajin merayu, yah.” Dia tersenyum lebar. Senyuman yang pastinya bisa membuat hati banyak wanita meleleh.

Time table kamu udah keluar, belum?” tanyaku tanpa memedulikan perkataannya. Sedikit pun aku tak ada niat merayunya, aku hanya benar-benar ingin ada dia di setiap kelas yang kumasuki semester ini.

“Belum. Namanya juga late enrolment, jadi ... ya, nggak bisa langsung keluar jadwalnya.”

“Kalo sampai akhir minggu ini masih belum keluar jadwal, kamu tetap masuk aja, ya, di kelas HRM, temani aku ...,” bujukku.

“Kenapa? Kalo kamu kangen saya, kan, bisa nemenin workout lagi, seperti biasa. Jangan paksa saya untuk datang ke kelas sebelum jadwal keluar, donk.”

“Tapi ...”

“Iya, saya ngerti kalo kamu butuh waktu untuk membaca buku. Selama kamu nggak menolak untuk nemenin saya melukis, nggak ada masalah kok.” Dia mengedipkan matanya. “Lagipula, saya sudah ditemani Nathan, staf baru itu. Ternyata dia setiap hari bermain basket di danau, dan dia juga tak keberatan workout bareng saya. Seperti yang pernah saya bilang dulu ... kalian, orang Indonesia, memang sangat ramah dan menyenangkan,” ucapnya bersemangat.

Ah ... seandainya aja dia tahu.

 


Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/07/15/secret-2-part-15/

Sort:  

Sangat menarik ya...ditunggu cerita selanjutnya

Makasi ya kk 😉 InshaAllah di update tiap hari 😘

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66540.93
ETH 3186.50
USDT 1.00
SBD 4.11