Banda Aceh Sebagai Ibu Kota Darurat Republik Indonesia

in #history6 years ago (edited)

Melalui siaran radio dalam dan luar negeri , rakyat Aceh mengetahui agresi kedua Belanda. Presiden Wakil Presiden serta sejumlah pemimpin negara lainnya telah ditawan dan diasingkan. Diketahui pula bahwa Mr. Syafruddin Prawiranegara telah membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di perdalaman Sumatera Tengah.

image

Untuk memperlancar roda pemerintahan baik sipil maupun militer, di Sumatera di bentuk 3 Daerah Komisaris Gubernur Militer untuk daerah Aceh, Langkat dan Tanah Gayo di bawah pimpinan Teungku Mohammad Daud Heureueli.

Suasana di Banda Aceh saat itu bernama Kutaraja serta di seluruh Aceh mulai menghangat. Persiapan-persiapan latihan perang ditingkatkan di mana- mana sehingga keadaan betul-betul terasa seperti di dalam keadaan perang. Banda Aceh telah dipersiapkan untuk sewaktu-waktu dapat dijadikan "IBUKOTA DARURAT" bagi Republik Indonesia.

Dalam perkembangannya, Belanda tidak sanggup lagi melanjutkan nafsu perangnya. Bela da terpaksa menerima penyelesian melalui meja perundingan. Selama Agresi Militer Belanda ke II, Aceh tetap merupakan Wilayah Republik Indesia yang utuh. Tentara Indonesia segera mengirim delegasinya kesana.

image

Ketika Kabinet Presidentil Kedelapan dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1949 dan mantan ketua PDRI, Mr. Syafruddin Prawiranegara , diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri dengan kedudukan di Banda Aceh. Dengan demikian Banda Aceh dipersiapkan menjadi ibukota Republik Indonesia kedua atau IBUKOTA DARURAT Bagi Republik Indonesia.

Coin Marketplace

STEEM 0.36
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70744.80
ETH 3561.94
USDT 1.00
SBD 4.80