Masa Keemasan Pulau Sabang || Pelabuhan Bebas Sabang Hanya "Semu"

in #history6 years ago

Kami berlayar menyusuri tepi barat Sumatera dan nyaris kandas pada karang-karang Pulo Way (Pulau Weh) dan seandainya laut pada waktu itu tinggi, rasa-rasanya kami tidak bakal bisa selamat, De Graff.

IMG-20180311-WA0006.jpg

Kawasan Sabang atau lebih dikenal dengan Pulau Weh berada di jalur pelayaran International, pada masa perang Belanda hingga penjajahan Jepang Sabang dijadikan tempat persinggahan para pedagang dari berbagai Negara di Dunia.

Dalam sebuah sumber sejarah menyebutkan sekitar tahun 301 sebelum masehi seorang ahli bumi dari yunani bernama Ptomacus yang kala itu berlayar ke arah timur memperkenalkan Pulau Sabang sebagai Pulau emas dalam peta para pelaut. Namun para pedagang dari Arab yang singgah di Pulau Sabang menamakan Shabag yang artinya gunung meletus.

Sumber lain menyebutkan Sabang sebagai Pulau Weh dalam bahasa Aceh yang artinya pindah, konon Pulau Sabang dulu bersatu dengan tanah Sumatera atau Banda Aceh tepatnya Ulee lee sekarang, namun sebab pulau itu pindah hingga 2 Jam perjalanan menggunakan Kapal laut tidak bisa dijelaskan dengan logika, sebagaian orang ada yang menggangap Pulau sabang berbentuk W dan dibaca dalam bahasa Aceh Weh yang berarti pindah. Konon cerita lagi semasa Aceh dipimpin oleh sorang Sultan, Sabang dijadikan untuk orang-orang yang diasingkan atau mengasingkan orang-orang buangan.

Masa keemasan Sabang menjadi plebuhan bebas berakhir disebabkan masuknya penjajahan jepang pada Tahun 1942, Jepang menjadikan pulau sabang sebagai basis pertahanan militer dengan menempatkan 6.000 pasukan angkatan laut, sehingga Sabang menjadi sasaran dari serangan sekutu menjadi hancur setelah dibombardir oleh kapal perang SS. Trom pada Tahun 1943.

IMG-20180311-WA0002.jpg

Untuk pengembangan kembali Sabanag, Pada Tahun 2000 Era pemerintahan Persiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Pemerintah Indonesia menyatakan Sabang sebagai zona perdagangan bebas atau pelabuhan bebas. Selama Kawasan Bebes atau Freeport Sabang dikenal dengan gula merah dan Mobil Mewah dari singapure, namun hanya orang-orang tertentu saja yang menggait keuntungan dari Mobil mewah dan gula murah.

Bahkan ada sumber menyebutkan banyak mobil Sabang yang berkeliaran di Jakarta, hal tersebut berat dugaan ada mafia-mafia yang bermain ekonomi di Pusat. Warga kecil di Sabang hanya membawa 20 Kg Gula kedaratan Aceh itupun kadangkala harus berurusan dengan pihak beacukai di pelabuhan Ulee Lhee dan tak jarang juga rebut dengan pihak BPKS. Keributan dan kekacuan pengambil keputusan terhadap Freeport Sabang, Ekspor barang dari sabang hanya Semu, lebih banyak barang impor di Sabang, dan itupun belum legal di pasarkan ke luar Pulau Sabang.

IMG-20180311-WA0004.jpg

Pulau Sabang telah diakui oleh berbagai Negara akan strategis letak dan potensi yang ada di Pulau itu, semua ada di Kota Sabang khusunya, selain pesona alam taman bawah laut jga banyak ikan komsumsi dunia di pulau Sabang, danau dan air panas juga terdapat di Pulau Weh.

Bahkan dalam sejerah menyebutkan Koleneal Belanda membuka Plabuhan Bebas Sabang kala itu hanya untuk menyaingi Singapure yang pelabuhan bebas di buka oleh Inggris yang memang tida ada sumber daya alam di singapure, air minum dibeli dari pemerintahan Malaysia dan menjual kembali kepada kapal yang bersandar di pelabuhan. Namun disabang air yang melimpah hanya terbuang sis-sia kelaut. Jika kita berkaca dari Negara yang telah maju, itu potensi yang sangat mahal yang merupakan kekayaan alam di Pulau Sabang.

Catatan kecil ini dikutip dari berbagai Sumber.

Wassalam

Sort:  

oman jadi kepengen jalanjalan ke pulau sabang,hehe

belum ada waktu buat jalanjalan hehe

Coin Marketplace

STEEM 0.31
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64733.60
ETH 3170.85
USDT 1.00
SBD 4.16