Assalamualaikum wr..wb

Hai sahabat steemian?
bagaimana keadaan kalian?
Semoga selalu dalam lingdungan Allah SWT.

Pada postingan kali ini, saya akan menulis tentang perjalanan saya mudik ke kampung halaman.
Sebelum saya bercerita, saya ada mengadakan kontes kebahagiaan berbuka puasa.
Silahkan dibaca peraturan kontes yang saya adakan pada link di bawah ini

Mudik suatu kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halaman. Mudik di Indonesia adalah sebuah tradisi tahunan yang terjadi saat menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran.

Sebagai seorang perantau di kota bireuen, Saya tahu dan merasakan bagaimana perjalanan mudik ini. Pulang kampung ke tanah kelahiran saya, ini adalah moment paling berharga yang sangat saya tunggu-tunggu untuk berkumpul bersama keluarga tercinta.
Lebaran tahun 2018 ini merupakan kali kedua bagi saya untuk melakukan mudik ke kampung halaman dengan menggunakan sepeda motor. Perjalanan yang saya tempuh sangat jauh, sekitar 250 KM dari kota biruen menuju kota Meulaboh.

Saya menempuh jalur gempang, salah satu kecamatan di kabupaten Sigli. Jalur ini merupakan jalur yang sangat extreme, dimana terdapat gunung yang tinggi dan jalan yang sempit juga kelilingi hutan yang sangat sepi.

Sementara itu ada juga jalur yang melewati Kota Banda Aceh, Namun saya tidak memilih jalur itu karena perjalanannya sangat jauh. Bahkan kalau dibilang untuk melakukan perjalanan melalui jalur Banda Aceh itu sama dengan kita mengelilingi setengah provinsi Aceh.

Saya melakukan Mudik ini bersama teman-teman seperjuangan yang sedang menuntut ilmu di kampung orang. Persiapan yang kami lakukan untuk Mudik pun tidak banyak, hanya membawa beberapa pakain saja agar tidak memberatkan saat perjalanan.

Pada jam 07.00 Wib kami mulai bergerak dari kota bireun untuk melakukan Mudik ke kampung halaman. Suasana pagi itu bagus untuk melakukan perjalanan karena cuaca belum panas, dan keadaan jalan pun belum terlalu ramai.

Setelah 4 jam kami diperjalanan, tibalah saatnya kami berhenti pada suatu tempat wisata yang indah. Tempat wisata ini memang terletak di pinggir jalan, yaitu air terjun yang berlokasi di kecamatan Tangse Kabupaten Sigli.

Kami disini berhenti sejenak untuk menghilangkan rasa letih dan mencuci muka dengan air yang segar pada air terjun itu. Kami juga menyempatkan untuk berfoto pada loaksi air terjun tersebut. Lokasi tersebut masih sepi, belum ada pengunjung. Biasanya pengunjung tiba saat sore hari.

Rasa letih pun sudah hilang, kemudian kami melanjutkan kembali perjalan menuju kota Meulaboh. Kami mulai memasuki daerah yang sangat extreme, jalan mulai menyempit dan jurang dalam pun menemani perjalanan kami. Kewaspadaan harus kami tingkatan agar tidak terjadi sesuatu di perjalanan.

Pada jam 15.00 akhirnya kami tiba di kota Meulaboh dengan perasaan bahagia saat melihat kampung halaman. Setibanya dirumah saya langsung disambut oleh kedua orang tua dan adik-adik saya. Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, saya tidak lupa untuk mencium tangan kedua orang tua saya.

Sampai disini dulu tulisan saya ini. Bagaiama cerita perjalanan Mudik teman-teman?
Jaga selalu keselamatan saat melakukan perjalanan mudik, juga tidak lupa untuk selalu berzikir saat perjalanan. Agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.