Gala Ateung di Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli

Sebelum penulis menjelaskan mekanisme pelaksanaan gala ateung yang terjadi di Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli, terlebih dahulu penulis menguraikan latar belakang dan faktor penyebab masih terjadinya praktik gala ateung di Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli.
Latar belakang terjadinya gala ateung adalah dorongan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam segala hal. Ketika ada kebutuhan yang mendesak, manusia pasti akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti adanya praktik gala ateung yang ada dalam masyarakat Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli merupakan sebuah bentuk dan upaya masyarakat di sana untuk memenuhi kebutuhan yang cukup mendesak baginya.
Penulis melakukan wawancara dengan beberapa informan yang terlibat dalam praktik gala ateung dalam masyarakat di Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli, baik pemilik sawah selaku penggadai maupun penerima gadai (pemberi pinjaman). Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui beberapa faktor penyebab yang melatarbelakangi terjadinya praktik gala ateung dalam masyarakat di Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli dapat dikategorikan kedalam dua sisi yakni faktor penyebab dari pemilik sawah selaku penggadai dan faktor penyebab dari pemberi pinjaman penerima gadai:

1. Faktor Penyebab dari Penggadai (Rahin)
   Diantara hal-hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya praktik gala ateung dalam masyarakat di Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara, yang timbul dari pihak penggadai adalah sebagai berikut :
   a) Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari
   Dari hasil wawancara penulis, dapat diketahui salah satu faktor penyebab pemilik sawah menggadaikan sawahnya dengan model gala ateung adalah akibat desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini disampaikan oleh bapak Mahyuddin yang terpaksa menggadaikan sawahnya karena kebutuhan sehari-hari tidak bisa dipenuhi lagi akibat gagal panen setelah tanaman padinya terendam banjir akibat hujan yang terus turun, sementara disisi lain beliau tidak mempunyai usaha atau pekerjaan lain sehingga satu-satunya cara dengan meminjam uang kepada temannya dengan jaminannya berupa sawah yang tetap beliau garap, tetapi beliau membayar sewa.

b) Kebutuhan Biaya Pendidikan Anak
Faktor lain yang menjadi penyebab pemilik sawah menggadaikan sawahnya adalah kebutuhan biaya pendidikan anak yang mendesak dan secepatnya harus dipenuhi, sebagaimana disampaikan oleh Bapak Mukhtaruddin bahwa secara tiba-tiba anaknya yang sedang kuliah meminta sejumlah uang padahal dirinya tidak memiliki tabungan, sedangkan bila harus menjual tanah atau aset lainnya prosesnya sedikit lama sehingga jalan pintasnya beliau menggadaikan sawahnya yang kurang hasilnya.
c) Membayar Cicilan Kredit
Faktor lain yang menjadi penyebab pemilik sawah menggadaikan sawahnya adalah kebutuhan mendesak untuk membayar cicilan kredit, hal tersebut dialami Bapak Sulaiman dimana sepeda motor miliknya yang akan segera disita oleh pihak leasing karena belum melunasi cicilan kreditnya yang telah jatuh tempo, dengan menggadaikan tanahnya beliau bisa mendapatkan dana secara cepat.

d) Kebutuhan Dana yang Cepat dan Insidental
Kebutuhan dana yang cepat untuk berbagai keperluan yang mendesak dan tiba-tiba (insidental) juga menjadi faktor pemilik sawah menggadaikan sawahnya dengan model gala ateung di Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli, seperti disampaikan Bapak Ibrahim yang yang juga Kepala Dusun Bentara Gampong Aron Pirak, menurut beliau banyak warga menggadaikan sawahnya karena butuh uang secara cepat dan tiba-tiba seperti ada keluarganya yang meninggal atau akan mengadakan pesta perkawinan.

1. Faktor Penyebab dari Penerima Gadai (Murtahin)
   Hal-hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya praktik gala ateung dalam masyarakat di Gampong Aron Pirak Kecamatan Matangkuli dari pihak penerima gadai diantaranya :
   a) Menolong Saudara atau Tetangga
   Salah satu faktor yang menjadi penyebab murtahin mau menerima tawaran gala ateung adalah keinginan menolong saudara atau tetangga yang sedang kesulitan dan membutuhkan uang, sebagaimana disampaikan Bapak Muslem bahwa sebenarnya beliau memiliki sawah yang lumayan luas, tetapi ketika ada tetangganya meminta kepadanya untuk meminjam sejumlah uang beliau setuju dengan niat menolongnya, dan sebagai jaminannya tetangganya tersebut menyerahkan sawahnya sebagai jaminan, tetapi beliau tidak menggarapnya, sawah tersebut tetap digarap oleh pemiliknya, beliau hanya menerima sewa dari sawah tersebut.
   b) Mencari Keuntungan
   Salah satu faktor lain yang menjadi penyebab penerima gadai (murtahin) bersedia melakukan praktik gala ateung yang ditawarkan pemilik tanah adalah keuntungan karena pinjaman yang diminta untuk gala ateung lebih kecil dibandingkan gala (gadai) sawah biasa dan adanya syarat bahwa sawah jaminan utang tersebut dikelola dan dimanfaatkan pemberi pinjaman minimal tiga kali masa panen, bahkan pemanfaatan tersebut dapat berlanjut selama utangnya belum dilunasi. Alasan tersebut dijelaskan Bapak Ismail, yang mengaku tertarik ketika ada yang menawarkan gala ateung dengan harga murah beliau tertarik karena dapat memanfaatkan sawah tersebut, bahkan sampai minimal tiga kali panen, sehingga dipastikan beliau akan untung dari pemanfaatan tanah jaminan tersebut. Sedangkan pokok utang akan dibayarkan utuh setelah tiga kali masa panen.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan Faktor penyebab yang melatarbelakangi masyarakat Gampong Aron Pirak melakukan gala ateung adalah untuk memenuhi kebutuhan secara umum, membiayai pendidikan anak, membayar kredit, menolong saudara, semata-mata mencari keuntungan dan memenuhi kebutuhan yang bersifat insidentil seperti musibah dan pesta perkawinan.

Terimakasih

---

Join eSteem Discord https://discord.gg/taNc9Qr

Join eSteem Telegram http://t.me/esteemapp

vote witnessgood-karma