Janur kuning dan filosofis sakral dalam pesta pernikahan.

Selamat sore sahabat steemian's, semoga semuanya dalam keadaan sehat dan bahagia selalu..

Pesta atau resepsi perkawinan merupakan sebuah perayaan yang di selesaikan dengan mengundang banyak tamu dengan berbagai rangkaian acara adat di dalamnya. Pelaksanaan acara pesta pernikahan merupakan sebuah acara penting setelah prosesi akad nikah. Bahkan acara pernikahan walimah ini sudah di rencanakan jauh-jauh hari sebelumnya, intinya terdapat persiapan yang sangat matang dengan melibatkan seluruh masyarakat Gampong.

Semua prosesi di dalam acara pesta pernikahan tentunya mengandung unsur adat dan filosofis, salah satunya adalah pemasangan janur kuning( pucuk daun kelapa yang masih muda) di lokasi acara pernikahan. Istilah janur kuning atau pucuk kelapa tersebut tentunya tidak asing lagi di telinga masyarakat Aceh maupun Nusantara, bahkan timbul semacam istilah anak muda :

"Jika janur kuning belum melengkung dia ( digadis) masih menjadi milik semua orang atau semua orang masih berhak untuk mendapatkannya."

Tentunya selain istilah tersebut dan penanda bahwa di acara tersebut ada penyelenggaraan pesta pernikahan, penggunaan janur kuning memiliki makna filosofis yang lebih sakral. Di mana sebagai masyarakat Melayu warna kuning merupakan warna yang suci, sehingga di harapkan ikatan suci pernikahan ini dapat terus terjaga dan terbina diantara kedua mempelai sampai akhir hayat mereka. Cahaya kebahagiaan selalu menyinari kehidupan mereka baik dikala susah maupun senang.

Janur kuning biasanya di rangkai membentuk pola-pola tertentu sehingga sangat indah dan menarik di pandang mata. Suasana yang natural akan tersajikan di lokasi pelaksanaan resepsi pernikahan. Tetapi ada juga janur kuning di pajang Tampa membentuk pola-pola apapun, mungkin saja banyak dari masyarakat kita yang sudah tidak paham lagi bagaimana caranya membuat rangkaian dari janur tersebut sehingga terlihat lebih indah dan menarik.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, pemasangan janur kuning semakin jarang kita lihat di rumah-rumah masyarakat yang menyelenggarakan pesta pernikahan.mungkin saja masyarakat menganggap janur kuning hanya sebagai penanda lokasi acara pernikahan semata, sehingga mereka mengantikannya dengan pernak - pernik lainnya. Sehingga adat kebiasaan memasang janur kuning yang telah ada selama berabad-abad lamanya berangsur-angsur hilang di acara-acara pesta pernikahan.

Salam: By : @abughaisan83

---

. (https://discord.gg/TPWrWES ) Desain logo by : @pondarj

---