Oh Debu, Kapan Berhenti Beterbangan

in #indonesia6 years ago (edited)

Detik demi detik, hingga waktu pun berganti hari, tapi rasa sebuah perbedaan tidak pernah tergantikan bahkan suasana sama masih membaluti hari-hari segelintir penduduk di seputaran Geumpang-Meulaboh, tepatnya di area proyek jalan berlokasi Desa Putim, Meunasa Rambot, Alue Oen, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat.

Hari-hari mereka, terutama pinggiran jalan itu seterusnya masih terbalut rasa perih, keluh dan kecewa atas dampak terbangan debu jalanan yang ditimbulkan oleh kendaraan lewat jalan antar kabupaten Geumpang-Meulaboh, tepatnya memasuki tiga perdesaan tersebut. Hampir beberapa bulan lamanya sebagian penduduknya merasa terancam atas hempasan debu yang ditimbulkan melalui jalan yang dibiarkan rusak dan belum adanya upaya perbaikan.

Semakin hari, ancaman debu terus menghiasi warga seputaran itu dan bahkan sudah meluluh lantak perekonomian mereka. Kenapa tidak! dampak debu tersebut menyebabkan kerugian materi terhadap sejumlah warga dengan terpaksa menutup warung yang berada di tepi jalanan tersebut, langganan pun sekarang ini hanya debuan yang masuk, bukan masyarakat (pembeli).

Sejumlah warung terpaksa ikut gulung tikar, jika dibuka diperparah tanpa pembeli yang ada harus menguras tenaga membersihkan debu yang masuk setiap saat. Problema ini, menjadi persoalan serius bagi mereka karena telah memutus rantai pencaharian penduduk sekitar itu, lebih tepanya lagi pemiliknya.

Harapan mereka, jalan lintas itu segera diperbaiki dari kerusakan yang hampir memasuki enam bulan lamanya. Harapan itu lah yang selama ini diidamkan. Agar, mereka segera bisa kembali merasakan nikmat segar udara seperti sedia kala secara alami, bukan debu.

Dari pemberitaan di beberapa media menyebutkan, dampak tersebut tidak hanya melanda terhadap perekonomian atau pun kesehatan warga saja melainkan telah menimbulkan beberapa kasus terjangkit gangguan pernapasan (Ispa), paling menyedihkan rata-rata dialami kalangan anak-anak (kecil).

bgo5c7nsg3.jpg

Harapan mereka hanya satu, yaitu pemerintah daerah agar segera menanggapi problema ini. Jika segera tertangani maka rasa keluh, perih terkena debu dimata akan segera sirna, begitu pun perekonomian mereka yang selama ini vakum bisa kembali beraktivitas.

Agusni, warga Gampong Meunasah Rambot, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat membeberkan akibat dampak debu yang ditimbulkan dari jalan raya itu telah menyebabkan beberapa warung warga sekitar itu terpaksa tutup.

3eqfig4hly.jpg

Ia berharap, pihak terkait segera mungkin menangani dan mengupayakan penangannya supaya bisa secepatnya warga terbebas dari debu yang beterbangan ini.

image

Sort:  

Nyan yang ek grand mirah soe.

Nyan Dicky. Hahhaah

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63318.34
ETH 3108.17
USDT 1.00
SBD 3.97