Bunta merupakan seekor gajah jinak yang selama ini dirawat di kamp Conservation Response Unit (CRU) Serba Jadi kabupaten Aceh Timur. Bunta ditemukan tewas dibunuh dengan cara diracun dan dengan sebuah gading yang hilang pada hari sabtu 9 juni 2018 yang lalu.

Keberadaan gajah ini sangatlah penting mengingat kasus konflik antara gajah dengan manusia yang kerap terjadi. Bunta kerap menjadi pendamping membantu Pemerintah melakukan patroli mengatasi konflik satwa yang selama ini sering terjadi di Aceh. Bunta sang gajah yang jinak sering membantu untuk menjinakkan gajah yang liar lainnya.

Saya selaku salah satu masyarakat Aceh juga sangat mengecam perbuatan yang telah merengut gajah jinak ini. Kami harap aparat Kepolisian segera mengambil tindakan agar segera menemukan dan memberikan sanksi yang sejera-jeranya kepada si pelaku.

Kawan saya Muhammad Arnis seorang pelaku seni lukis juga mengungkapkan rasa kekecewaannya melalui sebuah lukisan yang dipajang di instagram miliknya. Gambar si Bunta yang dilukis diambil dari hasil foto seorang jurnalis yang bernama Junaidi Hanafiah.

Bapak Irwandi Yusuf yang merupakan Gubernur Aceh juga mengecam aksi pembunuhan satwa ini. Melalui akun facebooknya, beliau membuka sayembara dengan memberikan hadiah sejumlah 100 juta bagi yang bisa memberikan informasi terkait pembunuhan gajah ini.

Selain itu Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh (BKSDA) juga menawarkan hadiah yang menggiurkan bagi siapa saja yang sanggup mengungkap kasus ini. BKSDA menawarkan uang sejumlah 10 juta, HAKA 10jt, WCS 5jt, YEL 4jt, OIC 1jt, Khairul 500rb dan ngopi seumur hidup dari Leuser Kopi bagi siapa yang bisa memberikan informasi terkait pembunuh si Bunta.

Kita selaku masyarakat hanya bisa berharap agar kasus pembunuhan gajah jinak yang pernah menyambut kedatangan Leonardo Dcaprio ini cepat terungkap. Dan kita harus selalu membantu Pemerintah dengan memberikan informasi agar pemburu si Bunta cepat terungkap.