---

Pada tahun 2012 sebuah wahana tempat bermain anak-anak dibangun disebuah lahan bekas berdirinya bioskop Dewi yang dibakar pada saat konflik terjadi di Aceh. Permainan anak-anak yang bernama Fundland ini dibangun karena adanya investor yang membuka usaha dan memanfaatkan lahan yang ada dengan kontrak pakai selama 25 tahun.

Pada saat pembukaan 6 tahun yang lalu, tempat permainan anak ini selalu disesaki pengunjung dimana kebanyakan pengunjung utama adalah anak-anak. Sehingga saat itu area parkir yang sudah disediakan pun tidak muat dengan kapasitas pengunjung yang membludak.

Kini bekas bioskop Dewi yang dibakar sekitar tahun 1999 saat konflik kini telah sepi. Dulu pengunjung datang setiap malam membawa anak bermain kini tempat ini tidak lagi dikunjungi setelah berdirinya sebuah market Suzuya yang dibangun pada tahun 2017 yang juga difasilitasi dengan tempat bermain anak di lantai 4. Kini tempat bermain anak-anak lebih banyak dikunjungi di Suzuya dari pada ditempat Fundland.

---

---

Menurut saya, sebaiknya bangunan Fundland kembali difungsikan seperti bangunan sediakala yaitu bioskop. Tidak ada yang perlu dikhawatir dengan menghidupkan kembali bioskop di Aceh. Pembangunan bioskop bisa disesuaikan dengan hukum syariat yang berlaku, bisa saja bioskop dilakukan dengan memisahkan penonton pria dan wanita sehingga tidak tercampur.

Dan Jika memang hal itu tidak memungkinkan karena tidak sesuai dengan hukum syariat yang berlaku di Aceh, mungkin lebih baiknya bangunan itu diambil alih kembali oleh Pemda dan menjadikan tempat itu sebagai bangunan serbaguna. Bangunan yang bisa digunakan untuk acara-acara pementasan seni atau bisa juga dijadikan (disewakan) menjadi tempat berlangsungnya resepsi pernikahan. Karena saat ini Bireuen membutuhkan sebuah bangunan untuk pementasan seni atau banginan serbaguna.

Bireuen, 3 Desember 2018

---

Regards

@albertjester

---