HARFIAH DAN MAKNAWIAH [fiksi] telpon genggam butut

in #indonesia6 years ago

Dalam keadaan bingung, untuk mengingat dan mencatat ucapan-ucapan yang pernah masuk dan mengetuk dendang telinga secara harfiah memang agak susah juga. sebab apalah yang bisa dilakukan seorang bingung, jika ia terus-terusan merasa diri dalam keadaan terkurung dan pasung. hanya ingatan-ingatan kecil saja, meletup ingin keluar dari otak yang tertutup. karenanya pula ketika berada di luar, ingatan-ingatan kecil itu tidak lagi punya wujud dalam bentuk harfiahnya. ia tercatat secara maknawiahnya saja.


![image]()

Aku telah dibangunkan oleh sebuah salam. Pelan. Sangat pelan. Salam itu terdengar sekali dan aku langsung terjaga. Awalnya aku mengira ini salam dari bibir seorang yang telah kutagih janjinya untuk datang ke rumahku. Ternyata bukan. Aku sedikit kecewa.
Aku terjaga pada matahari entah di mana. Tak ada tanda. Kendaraan bersuara pun tak terlalu bising, bahkan lengang sesekali. Aku mendengar itu dari sini. Di rumah ini. Aku masih belum tahu ini pukul yang keberapa. Kucari telepon genggam tuaku di sekitar tubuh. Tidak ada. Yang ada hanya seorang lelaki yang acap memberi petuah padaku. Aku melihatnya sebentar saja. Lalu kupandang ke arah pergelangan tangan lelaki itu, mungkin ia mengenakan jam. Tak ada. Yang ada hanya bekas putih, tanda ia juga penikmat jam.

Aku masih mencoba mencari tahu pukul berapa sekarang. Aku kebingungan mencari tanda. Telepon genggamku juga entah di mana. Aku masih sedikit berat. Radius tidurku masih terbawa kepada jaga. Dan, pada akhirnya, kudapati jua si tua, teleponku itu. Ia erbaring di atas meja dalam kamar.
Namun, telepon jua tidak memberi tanda pukul berapa sekarang. Mati. Kehabisan tenaga. Kuambil pengecasnya lalu kupasangkan pada lubang yang ada di teleponku. Sebentar menyala, kemudian mati lagi. Kucoba beberapa kali menyalakannya, kembali, ia mati lagi. Lalu kuputuskan untuk menunggu beberapa jenak agar arus listrik sedikit masuk dan menginap dalam teleponku.


Kutinggal telepon yang tengah dicas. Aku menuju dapur, mengambil mangkuk berwarna biru. Entah dasar apa aku teringin mengambil mangkuk yang berwarna biru. Padahal ada banyak warna yang bergantung pada rak (yang warnanya hampir menyerupai biru pula). Entahlah. Aku tidak memikirkan itu. Lalu mangkuk itu kuisi dengan air yang kuambil dari cerek berwarna biru. Kali ini aku tidak memilih. Memang cerek yang ada di dapurku satu- satunya hanya berwana biru. Aku melihat sisa air tak banyak lagi. Hanya cukup untuk dua kali teguk saja. Sedikit, hausku berkurang. Lalu, aku menuju kamar mandi. Aku berdiri pada pinggir sumur. Aku melihat mukaku di balik air sumur. Aku tampak tua di sana. Ternyata selepas tidur menyebabkan air mukaku begini. Aku rasa semacam itu. Aku menimba air. Ketika air telah berada dalam timba lalu kutarik ke atas, tali timba putus. Ini aneh. Padahal tali itu masih baru. Empat hari lalu kuganti. Seingatku begitu. Kubiarkan tali timba yang putus dan timba yang mengapung di dalam sumur. Aku sedikit kesal. Sejatinya aku ingin sekali membasuh mukaku dengan air. Aku ingin merasakan segarnya air ketika mengenai wajahku

Kala keluar dari kamar mandi, muncul hawa baru dari dalam tubuhku. Aku kedinginan. Jalanku sempoyongan. Dari dalam kulit lahir butir peluh dingin. Aku memanggil temanku yang berada di ruang tamu. Ia tidak menyahuti panggilku. Aku terus berjalan. Agak sukar. Batang kakiku tiba-tiba melemah dan bergetar.


![image]()

Tiba di ruang tamu, aku tak melihat temanku lagi. Aku kembali memanggilnya. Kembali ianya juga tak menjawab. Kuperhatikan seisi ruangan, semua tampak rapi. Kasur biru yang kami pakai untuk tidur juga sudah dipindah ke kamar. Barangkali temanku telah mengemas ruang tamu ini. Aku menduga semacam itu. Aku senang pada temanku. Ia mau membereskan benda-benda yang berserakan. Tapi, mengapa pada masa ia membersihkan, aku tak mendengar tanda apa-apa? Sedikit pun tak ada. Dan, mengapa secepat ini? Aku memikirkan itu. Pertanyaan yang secara cepat datang dan butuh jawaban langsung. Aku heran. Bingung. Aku mengingat kembali apa yang telah kulalui sejak bangun tadi. Berawal dari ucapan salam, tali tiba yang putus, warna biru yang serba biru, dan ketika temanku membereskan ruangan ini yang aku sama sekali tidak mengetahuinya. Aku mengingat kembali dan memerhatikan setiap apa yang telah kulakukan dan yang kualami.


Aku menuju kamar. Mengambil telepon lalu menyalakannya. Kucari nomor telepon temanku itu dalam kontak telepon. Tak kudapati nomornya di sana. Seperti telah dihapus. Tapi siapa yang menghapusnya? Aku melihat jam dalam teleponku. Waktunya juga belum diatur, bersebab mati, ketika dinyalakan butuh pengaturan waktu terlebih dahulu. Aku tidak memiliki jam, selain jam yang ada dalam teleponku ini. Aku berpikir dengan keras untuk mencari tahu bagaimana aku dapat mengetahui pukul berapa sekarang. Ini membikinku sangat gusar. Aku tak dapat berpikir lepas. Tubuhku kedinginan, tubuhku berpeluh, dan batang kakiku bergeletuk.
Saat-saat berpikir, sebuah pesan singkat masuk ke dalam teleponku. Isi pesan datang dalam rupa yang sama seperti biasa, sehari-hari. Pesan-pesan tentang kehidupan yang kulanggani. Aku tidak membaca dengat sangat pesan itu. Tujuanku hanya jam berapa pesan itu masuk. Aku ingin mengetahui itu. Saat telah mencapai paling bawah dari pesan yang kubaca, aku melihat jam menunjukkan pukul enam pagi, sedang tanggal bulan dan tahun sangat berbeda. Telah berubah. Telah bertambah. Aku menghitung penambahan itu. Aku terkejut. Aku telah berada pada 21 tahun yang seharusnya 21 tahun lagi lamanya baru kudapati. Aku tidak percaya. Mengapa secepat ini. Seharusnya saat ini masih berada pada tahun kini, bukan tahun yang puluhan lagi ke depan. Aku kebingungan. Tahun yang telah berubah begitu cepat. Jam yang tiba-tiba berada pada pukul enam pagi. Padahal tidak seperti ini. Ini bukan tahun yang kubaca dalam pesan itu. Ini bukan pukul enam pagi. Aku melihat matahari begitu terang sebelumnya. Ini tidak mungkin

Masa itu juga alam kulihat gelap. Ragaku semakin tidak kuat. Aku terhempas ke lantai. Mataku sangat berat. Hendak sekali terpejam. Dan, akhirnya mataku terpejam dan semuanya gelap. Aku tak tahu apa-apa lagi.


![image]()
![image]()
Sort:  

kop panjang cerita yang anda tulis, dan sanggt bagus, hehe sukses terus bg

Aleh pu kameutuleh hehee, terimakasih @bigbos99 sudah mengunjungi blok lon

samasama hehe

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 64029.44
ETH 3157.04
USDT 1.00
SBD 4.02