Wujud kehidupan dan [fiksi] ilmuan vs orang gila

in #indonesia6 years ago

Salam hangat stemians, apakabarnya anda hari ini? Sepanjang hari ini adalah dimana kita para stemians masih terus mengalami hari - hari sulit seperti beberapa hari yang lalu, walaupun begitu hidup belumlah berhenti sampai disini, hidup masih tetap berlaku bagi siapa saja, semua mimpi - mimpi masih tetap berlaku, jadi teruslah meengejar impian, jangan terpengaruh dengan cobaan - cobaan kecil seperti sekarang ini. Steemit bukanlah tempatnya orang - orang cengeng, frustasi dan putus asa, tapi steemit membutuhkan jiwa - jiwa yang tegar, tegas, konsisten dan punya komitmen. Tentu dengan tidak pernah melupakan tujuan awal bergabung dengan platform ini, steemit dengan keluarbiasaan nya telah memberikan bukti nyata bahwa hanya orang - orang yang konsistenlah yang layak mendapatkan hasil, pun begitu dalam kehidupan yang lain

image

Untuk itu dengan segala daya upaya, wujudkan mimpimu, keluargamu dan anak - anakmu. Bantulah mareka mewujudkan impiannya, cobaan memang selalu ada dan akan terus ada sampai kita tiada, dan yang harus kita lakukan sekarang adalah jangan pernah lari dari kenyataan hidup ini, hadapi semua ini dengan lapang dada, selalu bersyukur dan bertafakkur serta menghambakan diri kepada yang Maha Kuasa

image
Sumber

Walaupun dalam tidur sekalipun, namun hidup masih tetap harus kita lanjutkan; cuma berganti dengan nama mimpi. Tatkala kita sedang bermimpi kita benar-benar mengira itu nyata. Atau dengan kata lain: mimpi benar-benar terasa nyata saat kita tengah mengalaminya. Kalau begitu bagaimana dengan hidup yang benar-benar nyata? Apakah itu benar-benar pasti bukan mimpi? Alhasil, kalau menurut saya sih hidup di alam mimpi dan hidup di alam nyata sama saja; sama-sama punya titik terminasi; sama-sama fana

Yang harus kita pahami sekarang adalah bahwa separuh dari jiwa kita bukanlah milik kita, tapi milik orang sekeliling, keluarga dan orang-orang tercinta. Separuhnya lagi juga bukan milik kita, tapi milik kenangan indah, trauma masa lalu, obsesi dan cita-cita masa depan. Semua mereka baru akan melepaskan hak kepemilikan atas jiwa kita justru sa'at terkapar, kaku dan mati; saat itulah seseorang berhak mutlak atas segala yang dia punya. Itu pun sudah dalam wujud bekas pakai; barangkali sa'at itu kita pun tak membutuhkannya lagi sama sekali. Begitulah ironismenya hak dan kepemilikan atas separuh jiwa kita dan separuh sisanya. Artinya, kita baru akan memiliki segalanya justru sa'at tidak membutuhkan apa pun lagi.

image
Sumber

Saya pernah membaca sebuah buku, dengan lantangnya seorang filosof mengatakan, jika orang gila dipancing untuk bicara banyak, kita akan tertawa banyak. Tapi, jika seorang ilmuan dipancing untuk bicara banyak, justru kita yang akan gila. Kesimpulannya, kata-kata orang gila dapat menimbulkan efek gembira. Namun, kata-kata ilmuan dapat menimbulkan efek gila. Di sebuah negeri yang memiliki kecenderungan menghabisi para ilmuan (misalnya dengan membiarkan buku-bukunya tergeletak di rak tanpa dibaca), maka ucapkanlah selamat bergembira kepada negeri itu

Seperti halnya sebatang pohon, ia tumbuh subur dari sejumlah zat dan mikro organismenya di dalam tanah. Ketika pohon tumbang dia kembali diurai tanah, semua unsur kembali pada asal-mula. Manusia eksis bereproduksi karena sejumlah makanan yang dikonsumsi. Sa'at manusia mati dia kembali mengalami proses penguraian; yang cair kembali ke air, yang menguap kembali ke gas, dan begitu seterusnya. Di jagat raya, semua yang pernah ada takkan pernah tiada, cuma wujudnya yang berganti rupa. Maka jangan tangisi dia yang telah pergi. Kelak dia akan kembali dengan subtansi cinta dalam rupa yang berbeda. Mungkin dalam wujud udara sebagai napas yang engkau hela; atau dalam wujud seteguk air yang membebaskanmu suatu hari dari gerah yang mematikan. Yakini itu. Dan menangislah sekedar saja. Hidup perlu diteruskan sampai kita berganti fase dalam wujud kehidupan yang lain

image


![image]()

Coin Marketplace

STEEM 0.37
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70162.45
ETH 3540.43
USDT 1.00
SBD 4.79