My Journey #2, Karya Rupa Seniman Nasirun di Terminal III Bandara Soekarno Hatta

in #indonesia6 years ago

P_20161219_100456.jpg

MEDIO DESEMBER 2016, aku berkesempatan berpergian yang mengharuskanku antri di gerbang penerbangan Garuda, Terminal III, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Untuk tahun itu, terminal ini masih bisa dibilang cukup mengkilap sebab baru diresmikan pada bulan Agustus tahun yang sama. Tentu saja senang bisa menginjak kaki di sana, tapi pelengkap rasa senang itu adalah bisa melihat langsung karya seni rupa seniman terkenal. Nasirun. Soalnya, terminal ini bukan hanya jadi tempat orang-orang bergegas hendak naik besi terbang, tapi juga dijadikan semacam galeri karya seni rupa.

Sebagian besar karya seni rupa yang dipajang di sudut-sudut tertentu adalah karya Nasirun. Salah satunya berjudul My Journey #2 seperti yang akan kubicarakan di sini. Aku tak sempat mengitari karya-karyanya yang lain sebab waktu itu memang sedang agak buru-buru. Karya My Journey #2 ini berupa karya lukis yang memakai mobil antik sebagai kanvasnya. Ini mobil jenis sedan merk Mercedez Benz Tipe 280 S keluaran tahun 1973. Aku cek di google barusan, harganya kisaran 150 sampai 200-an juta. Setelah kena sentuhan tangan Nasirun, bisa kupastikan harganya bisa mencapai milyaran rupiah. Bukan mengapa, jangankan lukisannya yang memakai media mobil, yang lukisan kanvas saja karya bisa dibeli kolektor mulai dari ratusan juta hingga milyaran rupiah.

P_20161219_100541.jpg

Bisa melihat langsung karya seorang seniman sekondang Nasirun, terus terang, aku ingin terkesima. Tapi celakalah usaha meyakinkan diri untuk bisa terkesima dengan karya-karya besar ketika mendapati diri sebagai seorang awam di bagian seni. Jadinya tak ada cara lain yang bisa kulakukan waktu itu kecuali merutuki diri sendiri. Di samping pula kupotret sana-sani mobil sedan yang sudah jadi pajangan ini. Aku mengitarinya beberapa kali dan melihat goresan dinding luar mobil yang dicat dengan ragam motif khas Jawa. Juga diselang-selingi dengan pelbagai figur seperti figur kaki, ikan, harimau dan lain sebagainya. Warnanya meriah. Semua kulit mobil dilukisnya terkecuali ban dan velg-nya, kaca, lampu, bumper, dan perangkat-perangkat kecil bagian luar mobil lainnya.

Dalam keterangan karya, My Journey #2 ini dikerjakan pada tahun 2016. Konsep karyanya, kalau tidak salah ingat, mengambil tema tradisional dengan akulturasi budaya Jawa, China, India dan juga Arab. Itu sebabnya motif-motif ornamen dengan ragam corak dilukis disekujur kulit mobil. Ada pun maksud memakai mobil sebagai kanvasnya adalah suatu usaha seniman untuk mengemukakan suatu semangat baru tanpa meninggalkan akar budaya yang telah ada. Dijelaskan pula bahwa dengan media mobil Nasirun mencoba meresponnya dengan gaya abstrak. Ini sebagai usahanya untuk memberikan kesan visioner, cepat, tapi tetap menjaga kreatifitasnya menatap masa depan.

P_20161219_100637.jpg

P_20161219_100703.jpg

P_20161219_100611.jpg

Melihat kerja Angkasa Pura II yang memajang karya-karya seniman besar di sudut-sudut tertentu Banda Soekarno Hatta, aku jadi ingat Bandara Sultan Iskandar Muda. Entah kapan, semisal karya-karya rupa seniman Mahdi Abdullah, Said Akram, AD Pirous, atau Idrus bin Harun a.k.a @marxause, atau Tu-ngang Iskandar a.k.a @kitablempap, atau Iswadi Basri bisa terpajang di Blang Bintang sana? Entahlah. Aku optimis saja. Suatu saat nanti pasti bisa. Tunggu waktu tanggal mainnya saja. Semua akan insaf pada waktunya.

Sort:  

Meskipun melambangkan lambang kebesaran daerah, namun Bandara Sultan Iskandar Muda juga tidak memampangkan Foto Iskandar Muda atau Kerajaan Besarnya. Konon karya besar dari tokoh-tokoh yang jauh sesudahnya. Apa mereka kurang piknik ya ??

Butuh puluhan tahun mengumpulkan uang milliaran bila tak punya tuyul haha

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63318.34
ETH 3108.17
USDT 1.00
SBD 3.97