Narasi Kota Kita: Sore-sorean di Jalanan Kota Banda Aceh

in #indonesia6 years ago (edited)

IMG_20180513_195728.jpg

BAGAIMANA PUN ringkihnya Kota Banda Aceh. Ada hal-hal tertentu yang membuat kita mencintai kota ini sebagaimana kampung lahir sendiri. Ada banyak hal yang melekatkan kaki kita di sini, yang kadang-kadang bikin kita malas beranjak kemana-mana. Ini tentu saja sebanding dengan keinginan tiba-tiba yang kerap menggerayangi pikiran untuk lekas-lekas keluar Banda Aceh barang beberapa waktu lamanya.

Ada banyak hal yang tak masuk akal terjadi di Banda Aceh. Tapi menafikan pelbagai kebajikan-kebajikannya bukanlah sesuatu yang bijak pula. Untuk membuktikan kebajikan-kebajikan yang kumaksud kau cukup keluar rumah pada satu sore yang cerlang sebelum buka puasa. Susurilah jalannya yang makin hari makin sesak, dan nikmatilah kesederhanaan orang-orang kita dalam berkendara.

Kita patut bersyukur pihak pemerintah kota masih percaya bahwa mulus dan bersihnya jalan utama adalah perlambang baik buruknya make up kota. Meski di pihak lain kita kerap mengumpat ketika mendapati air PDAM masih tersendat-sendat mengucur di bak mandi rumah sehabis pulang jalan-jalan sore. Kita mesti berbangga pula dengan kondisi taman-taman kota yang kian rindang dan meriah oleh warna-warni beragam bunga. Kendati di pihak lain, instansi militer makin mencengkeramkan kukunya di tanah wakaf yang enggan kita sebut nama.

IMG_20180601_214528.jpg

Kecuali baliho-baliho sekalian isinya yang kian centang perenang saja. Sampah visual itu bisa terabaikan dengan menikmati kesederhanaan cara berkendara orang-orang kita seperti yang kusebut tadi. Bahwa ada ibu-ibu paruh baya yang bersepeda motor santai, tak buru-buru, tapi lajur yang diambilnya tepat di tengah. Hingga sebuah mobil Pajero yang tengah mengejar sesuatu di belakangnya bingung harus memotong dari sebelah mana, adalah pertanda bagaimana jalanan kota kita telah membuat semua penggunanya tampak sama derajat.

Masalah sama derajat antar warga kota, kiranya Banda Aceh sudah selesai dengan perihal ini. Itu bisa jelas terlihat di kedai-kedai kopi, pun di masjid atau di meunasah jangan dipertanyakan lagi. Di kedai kopi siapa pun bisa menyamaratakan bahunya dengan setara. Kau bisa dengan santai menarik kursi kosong di depan meja yang telah diduduki seorang pejabat, misalnya. Atau sekira ada seorang Bupati yang duduk bergerombol dengan anak buah dan para penjilatnya di meja sebelah. Kau juga bisa bebas meminta sebatang rokok pada orang-orang di meja itu. Hanya saja ini mesti bermodalkan sedikit tebal muka.

IMG_20180521_211222.jpg

Tapi di luar itu semua, satu hal paling menarik untuk kuceritakan di sini adalah apa yang pernah kusaksikan sendiri beberapa bulan lewat. Itu pada satu sore yang cerlang. Aku pulang dari Pasar Aceh. Menyusuri Jalan Teungku Muda Wali setelah sebelumnya memutar Masjid Raya Baiturrahman, dan berbelok ke jalan itu tepat di pangkal Jalan Mohd. Jam.

Satu unit becak pengangkut yang dengan kecepatan sekuasa-kuasanya dia punya, menyalip satu mobil pejabat kepolisian. Dan tahu-tahu ia menginjak rem dalam-dalam tepat setelah berada di depan mobil polisi itu, hingga sang pejabat polisi menurunkan kaca mobilnya untuk sekadar memelototi si pengendara becak itu. Hebatnya, pun setelah agak berjarak dengan mobil polisi yang melaju di depannya lagi. Tepat ketika laju motorku bersisian dengan titik pemberhentiannya yang tiba-tiba itu. Sempat-sempatnya si bapak becak menyelutuk, "Kon jalan lakoe ma kah!"

IMG_20180509_165552.jpg

Sort:  

Hahaha... Setuju dengan bapak becak

Hahaha... Abang becak kita itu. Haha

Hahaha.. ngen awak Aceh.. mandum jet keu lawan... Mantap @bookrak

Adak hana lawan pih mita lawan. Haha

Tak bisa diherankan dengan semua cerita di atas, tidak di banda, di daerah lain juga mengelami hal demikian. Mungkin bedanya dari suku kata, bukan suku adat istiadata. Suku kata yang diucapkan sibapak tadi, sedikit berbeda dengan yang ada didaerah lain tapi masih satu keluarga. Hehehhe.

Suku kata paling melekat dalam kepala! Jadi bertambah kayalah jenis umpatan awak nanggroe. Haha

Haha. What a picture! Dari manakin hingga pesan eskontelan tertera slebor di dinding belakang itu mobil. Banda Aceh dalam falsafah alhomhai, adalah apa-apa saja yang ditandakutipkan. #asereboss!

Banda Aceh adalah apa-apa yang sengaja ditandakutipkan! Hehe

Bhahaha..asyik kisahnya. Patah takhem!

Menyimak kisah ureueng tanyoe, cit beutoi-beutoi hayeue bang. Peu lom meunyo ta tem meusapat sapat ngon ureueng tuha poh cakra bak keudee kupi gampong. That bereh kiraju.

Hahahahahahahaa endingnya 😁😁😁😁

Memang seperti itulah endingnya. Apa hendak dikata. 😁😁😁

Ka diek piasan kotw madani

💪💪👍👍

BangBro @bookrak. Kee kan nggak sumbang hadiah untuk kontes aku, tapi terima kasih vote berisinya yaa. Tuleh aja soal ide konteh #pehtem aku sekali, bantu promosi bacut gitu lah, hahahaha ✌️ itu juga kalau kee sedang nggak ada ide lain yaa

Sengkiyu... 🤗, teukeupak teuh, ban ta peugah ka deuh barang🤣 lagee meusen ATM meunan yaa, Sabah!

bang, kapan kita duduk ngopi sesekali, pengen belajar kerangka berfikir menulis dan bersayap

Omak bang @hendrafauzi. Brat buet nyoe. Haha. Lon pih mantong lon meureuno cit nyoe bak bg @acehpungo, dan ngon2 laen. Jadi seureng kuduek ngon gobnyan dan rakan rakan laen di yuke tepi kali. Inan tajep kupi pajan paih watee bang.

bacut bacut mantong neu puruno. bek meusigoe, han dilop lam ule lon.

pah that meusigoe ngon bang @acehpungo tajeip kupi. kode2 bang beh

Get bang. Pajan na meukupi di yuke tepi kali, lon bri thee enteuk.

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 63006.70
ETH 3075.91
USDT 1.00
SBD 3.82