Wisata Rumah Ibadah di George Town

in #indonesia6 years ago

Sahabat steemian yang berbahagia. Apakabar malam minggu ini. Semoga bisa diisi dengan keceria dengan orang-orang tersayang dan tentunya keluarga tercinta, bagi yang sudah berkeluarga.

Dalam tulisan ini, saya mencoba menuliskan sedikit oleh-oleh dari perjalanan ke Penang beberpa bulan lalu. Dimana, kerukunan umat beragama menjadi daya tarik kuat dalam menjual destinasi wisata di daerah Kepulauan di negara tetangga Malaysia.

Keberagaman ber-agama di Penang, Malaysia dengan rumah ibadah yang lengkap dari berbagai agama, menjadi magnet bagi wisatawan untuk mau datang ke negeri kepulauan ini. Rumah ibadah di Penang tidak semata menjadi tempat ummat beragaman untuk menjalankan ritual ke-agamaan bagi masing-masing pemeluknya.

Namun juga, rumah ibadah menjadi distinasi wisata yang bebas untuk dikunjungi. Keberagaman umat ini diawali dari keberadaan Pulau Pinang (Penang) sebagai pusat perdagangan di awal abad ke-19. Para pedagang dari berbagai benua dan negara berbaur, seperti Eropa, Amerika, Arab, India dan juga China serta masyarakat dari Indonesia seperti Aceh dan daerah lainnya.

Setiap suku bangsa dari berbagai negara ini kemudian didirikan kawasan tersendiri, dan mengadopsi gaya hidup yang mirip dengan di tanah air mereka serta mendirikan rumah ibadah yang kini usianya sudah ratusan tahun.

Dalam catatan perjalanan saya sempat mencatat sejumlah rumah ibadah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Rumah ibadah tersebut berada di kawasan George Town, Pulau Penang, Malaysia di antara adalah:

image

Kuan Yin Temple

Salah satu kuil tua dan terbuka untuk wisatawan untuk mengunjunginya. Kuil Kuan Yin ini merupakan kuil pertama yang dibangun di George Town, Penang, Malaysia oleh para pemukim keturunan Tionghoa.

Kuil ini didirikan untuk menghormati Dewi Kuan Im, yang merupakan seorang penganut Buddha yang taat dan konon telah mencapai tingkat Nirwana namun memilih tetap berada di dunia untuk memberi bimbingan dan membantu mereka yang sedang berjuang untuk mencapai Nirwana.

Kuil Kuan Yin ini dibangun pada tahun 1800-an oleh para pemukim China awal dari Hokkian dan Kanton. Pada awalnya, kuil ini dinamai kuil Kong Hock Keong (Kuil Kanton-Hokkian) dan dahulu digunakan bukan hanya untuk aktivitas agama tapi juga berfungsi sosial di dalam masyarakat China.

Bagian dalam kuil ini biasanya dipenuhi oleh wewangian hio, yang dibakar oleh para umat yang mengunjungi kuil untuk berdoa dan dan meminta bimbingan dari Dewi Kuan Im. Di halaman kuil ini juga disinggahi ratusan merpati yang mencari makan.

Kehadiran ratusan merpati ini juga menjadi daya tarik dari kuil yang telah dijadikan warisan budaya dunia yang diakui oleh Unesco.

image

Sri Mahamariamman Temple

Sri Mahamariamman Temple merupakan tempat ibadah sekaligus dijadikan objek wisata yang terletak di George Town, Penang. Kuil Hindu tertua di Penang ini menawarkan kemeriahan ornamen kebudayaan India kuno dengan banyak patung dewa-dewi Hindu.

Setiap wisatawan bebas masuk ke kuil ini, tanpa dipungut biaya atau gratis. Di Sri Mahamariamman Temple wisatwan bebas memotret seluruh isi kuil, kecuali area altar utama. Kuil ini buka mulai pagi hingga malam hari.

Kuil ini didirikan pada 1801. Awalnya ini hanyalah kuil kecil untuk tempat ibadah. Namun, seiring semakin banyaknya komunitas dari India, maka kuil ini semakin besar. Maka kuil inipun pada 1833 diperbesar seperti saat ini.

Awalnya kuil ini diberi nama Kuil Sri Muthu Mariamman. Baru pada 1980, kuil ini diganti namanya menjadi Sri Mahamariamman. Sejak saat itu juga, kuil ini dijadikan warisan budaya nasional dan terbuka untuk umum.

image

Masjid Kapitan Keling

Masjid Kapitan Kelingmerupakan masjid tertua di Pulau Pinang yang didirikan saudagar India. Dari informasi yang tertera di papan pengumuman di masjid Kapitan Keling, disebutkan masjid ini dididirikan pada 1801.

Nama “Kapitan” sendiri berasal dari nama penggagasnya Kapten Cauderr Mohudenn (Kader Mydin). Bahan-bahan bangunan yang digunakan untuk pembangunan masjid ini sendiri didatangkan langsung dari India.

Masjid ini menggunakan gaya arsitektur khas Timur Tengah yang kental. Di halaman masjid ini kita, bisa menemui burung merpati dan burung gagak. Burung-burung merpati dan gagak ini bisa dengan bebas diabadikan dengan kamera.

Interior masjidnya tergolong minimalis. Lantainya sendiri terbuat dari marmer sehingga terkesan mewah dan sejuk. Pada 2003 masjid ini sempat di renovasi dengan menghabsikan dana RM5.000.000.

image

Masjid Melayu (Jamik) Lebuh Aceh

Pada perkampungan muslim di semenanjung melayu, Tunku Syed Hussein Adid yang merupakan saudagar dari Aceh mendirikan masjid yang diberi nama Masjid Melayu (Jamik) Lebuh Aceh pada 1808 masehi.

“Masjid ini sudah berusia 2 abad lebih atau 210 tahun, dan selalu ramai dikunjungi ummat muslim yang datang ke George Town,” ujar Ainon yang merupakan warga Malaysia keturunan Jawa-Melayu yang menjadi gaet di Pulau Pinang.

Saat menginjakan kaki di masjid ini, Analisa teringat akan akan masjid raya Baiturrahman, Banda Aceh. Dimana menara yang terdapat pada masjid ini nyaris sama persis dengan menara Masjid Raya Baiturrahman.

Masjid ini dibangun persegi empat dan tanpa memiliki kubah. Sebagai pengganti kubahnya diberi atap yang berbentuk linmas, layaknya masjid-masjid tua yang ada di Aceh, seperti masjid tua Indrapuri di Aceh besar.

Meski memiliki kran air untuk berwudhu, layaknya masjid di Aceh juga, di masjid Jamik ini juga terdapat kulah (bak air) untuk mengambil wudhu. Kulah ini sampai saat ini masih banyak digunakan masyarakat Aceh disetiap masjid.

image

Gereja Santo George

Gereja Santo George didirikan pada abad ke-19. Ini merupakan gereja Anglikan yang tertua di Asia Tenggara. Gereja ini dibangun bergaya Neo-Klasik. Pembangunannya dilakuan buruh upahan dari India dengan bahan batu bata.

Pada anjung gereja ini terdapat tiang-tiang bercirikan gaya Dorik. Awalanya, atap gereja ini berbetuk datar, namun direnovasi seperti tombak layar pada 1864, kerana atap awal tersebut tidak sesuai bagi iklim tropikal Pulau Pinang. Puncak atap ini dihiasi puncak menara berbentuk oktagon.

Dari berbagai litelatur disebutkan, pada Juli 2007, gereja ini dijadikan sebagai salah satu dari 50 Harta Warisan Negara oleh Kerajaan Malaysia. Gereja ini menjalani renovasi besar-besaran pada 2009.

Begitulah sekilas catatan tertinggal dari perjalanan 3 hari di Pulau Penang, Malaysia. semoga bermanfaat bagi steemian semua. Salam

Gp Baro, 11 Agustus 2018
@catataniranda

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by buku iranda from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

ha..ha.. saya lihat judulnya, dikira George Town di AS, ternyata ada di Malaysia. Menarik perjalanan wisatanya :)

Hahahaha.. Iya hanya di Malaysia..

Bangunannya keren-keren dan artistik ya bg @catataniranda

iya..bangunan zaman... karya seniman bangunan tempoe doeloe @santiintan

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66499.54
ETH 3203.31
USDT 1.00
SBD 4.14