YUK Berdamai dengan Gajah dengan Tidak Menyakitinya lagi! (Pandangan Steemian Terhadap Konflik Gajah)

in #indonesia6 years ago (edited)

32693309_867622593438845_8763565044442071040_n.jpg
Tampilan pulau Koh Cang, Thailand source


SAYA Tertarik mengikuti kontes Pandangan Steemian Terhadap Konflik Gajah, dikarenakan saya berasal dari sebuah daerah yang terkenal dengan tempat konservasi alam, flora dan fauna Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Way Jepara, Lampung Timur. Sebuah tempat pelatihan gajah terbesar di Indonesia. Pernahkah rekan Steemian mengunjungi tempat tersebut?

Setiap saya pulang mengambil cuti ke kampung halaman, saya juga menyempatkan diri mengajak keluarga mengunjungi tempat wisata tersebut. Tempat yang mengenalkan saya betapa indah hidup berdampingan dengan alam, tumbuhan, dan binatang ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Jadi sedikit banyak, saya sudah tidak asing lagi dengan binatang tambun yang memiliki belalai panjang tersebut.


Di tempat wisata ini juga tersedia rumah sakit gajah pertama di Indonesia. Taman Nasional yang didirikan pada tahun 1985 ini, melindungi hewan mamalia yang hampir punah dan kini menjadi perburu sekolompok orang-orang yang ingin memanfaatkannya.


FB_IMG_1526309810761.jpg
Rumah sakit di TNWK, Lampung Timur.


Gajah merupakan binatang yang memiliki kehidupan yang teratur. Binatang ini sangat cerdas, dibandingkan hewan mamalia lainnya. Bahkan, gajah yang telah dijinakkan, mampu mengingat 25 perintah yang diajarkan. Saya pun menyaksikan sendiri atraksi yang mereka lakukan mereka; seperti menari, main bola, memasukan baling-baling ke dalam botol, mereka juga bisa meminta sumbangan pada penonton, saat rekannya yang lain melakukan atraksi. Hebat bukan?!

Bahkan di Thailand, gajah dijadikan sebuah nama tempat pariwisata yang bernama Koh Chang, tempat ini memiliki legenda tiga bayi gajah yang mencoba melarikan diri dari tuannya, kemudian menceburkan diri dan tenggelam di pantai utara tersebut.


32682530_867620776772360_5227307926053453824_n.jpg


Hati saya pun tersayat, saat membaca sebuah artikel yang direkomendasikan penyelenggara kontest, Di sini. Sebuah artikel yang menceritakan, kaki seekor anak gajah tekena jeratan harimau, yang mengakibatkan kaki hewan tersebut terluka dan nyaris putus. Anak gajah yang lucu, harus merintih kesakitan akibat ulah manusia yang mulai dihinggapi rasa benci kepada hewan ini, karena menganggap telah merusak perkebunan mereka. Padahal tanpa disadari, manusialah yang pertama kali mengusik ketenangan dan habitat mereka, dengan menebangi pohon-pohon dan tumbuhan yang biasanya dijadikan gajah sebagai tempat hunian dan sumber makanan.

Di Aceh sendiri, gajah sudah sejak dahulu memiliki sejarah panjang di daerah yang terkenal dengan sebutan Serambi Mekah tersebut. Sepertiga populasi Gajah Sumatera berada di daerah ini. Namun, seiring kemajuan zaman, kian banyaknya area hutan yang dibuka menjadi pemukiman warga dan juga dijadikan kebun. Sehingga habitat habitat yang sudah dikonservasi menjadi perkebunan dan temoat pemukiman warga. Bahkan, akibat dari kehilangan habitat dan kehilangan sang induk, ada beberapa gajah yang linglung dan menderita gizi buruk. Sungguh menyedihkan.

32440482_867620790105692_296091549282861056_n.jpg
Gajah di Taman Nasional Way kambas


Tidak ada asap, jikalau tak ada api. Adanya konflik gajah yang datang mengganggu dan memakan tanaman masyarakat, karena habitat mereka yang telah punah. Tempat mereka dirampas, sehingga tidak memiliki memiliki ekosistem lagi. Bahkan berarapa rekan mereka mati, akibat ulah manusia yang memburu gading-gading gajah untuk dijual sebagai hasil pendapatan. Bayangkan, jika kita yang berada di posisi mereka, apakah yang akan kita lakukan?

Sebenarnya perseteruan gajah yang menjarah kebun-kebun penduduk, tidak hanya terjadi di Aceh. Di sebuah desa yang dekat dengan tempat tinggal saya, di Way Jepara, juga kerap terjadi peristiwa serupa. Kawanan gajah akan menghabiskan tanaman warga yang telah susah payah ditanam, dirawat, untuk sumber ekonomi dan kelangsungan hidup.

Bahkan, saat saya akan membeli sawah, bapak saya mengingatkan, “Ati-hati lo, Nduk. sawah seng arep dituku kui, sok ditekani gajah ora?”


Yang artinya jika diterjemaahkan, Bapak mengingatkanakan saya, apakah sawah yang akan saya beli tersebut, dipastikan tidak menjadi serbuan para gajah? Mengingat tempat tinggal kami sedikit jauh dari kawasan tersebut.

Namun, para petani mengantisipasinya dengan melakukan giliran jaga perkelompok. Mereka berjaga-jaga di post-post yang dibuat di setiap sudut lokasi, sembari menyalkan lampu petromax, sehinggga gajah-gajah tersebut enggan mendekat. Jika pun sampai keluar, para penduduk menggiringnya ke dalam ke dalam hutan. Tidak perlu membunuh mereka.

Para penduduk beruasaha berdamai dengan gajah-gajah tersebut, dengan tidak menyakiti mereka kembali. Setelah mereka merampas habitat bintang tambun tersebut, sebagai perkebunan untuk mencari penghidupan ekonomi. Beberapa penduduk lain, juga mensiasati dengan menanam bibit lemon. Karena jenis tanaman ini tidak disukai gajah dan juga monyet. Sehingga mereka tidak perlu was-was dan berjaga-jaga agar tanaman mereka tidak dirusak oleh kawanan gajah.


32405580_867623950105376_6066627896712101888_n.jpg
Para pawang gajah dan gajah-gajah penghuni TNWK di Lampung Timur


"Conclusion"
Untuk menghindari konflik gajah dengan manusia, bisa mencoba beberapa cara sebagai berikut:

  1. Meminimalisir pembukaan lahan baru yang mengakibatkan perusakan pada habitat gajah.
  2. Bekerja sama dengan PEMDA setempat guna menyediakan tempat penangkaran gajah yang telah kehilangan habitatnya, agar mereka tetap merasa nyaman dengan menemukan tempat tinggal baru. Selain itu, solusi ini juga meningkatkan ekonomi daerah, jika dikelola menjadi sarana object wisata. Karena gajah binatang yang dilindungi, hampir punah, dan juga cerdas. Jika dilatih bisa dijadikan sebagai object pertunjukan.

Terima kasih saya ucapkan kepada @fajri26, yang telah mengadakan kontest ini, serta dewan juri @rezaacoi. Melalui kontest ini, membuat saya kembali mengingat tentang kehidupan gajah di kampung halaman.

Taiwan, 14 Mei 2015

Salam hangat selalu
@ettydiallova
31250401_857685051099266_8768639170345172992_n.jpg
29550636_845204932347278_877580393_n.jpg

Sort:  

Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From

  • Community Coalition

@sevenfingers @steemph.antipolo @arabsteem

Thank you @sevenfinggers
You gimme appreciations...

Jangan ganggu habitatnya, agar mereka tidak masuk ke pemukiman kita.

Benar sekali Bang @bahtiarlangsa.
Hidup berdampingan, tanpa mengusik satu sama lain.

wah keren kak

Terima kasih Bang @akbarrafs.
Abang juga keren

saya kira busung lapar hanya terjadi pada manusia saja ehh ternyata hewan pun bisa terkena juga..
cara menggolongkan bhwa hewan trsbt busung lapar gmn mba @ettydiallova ??

Gajah binatang yg dilindungi Bang @imam03. ketika ada sesuatu dgn gajah, pasti melibatkan aparat pemerintah. tentunya diketahui dgn tekstur tubuh dan pengecekan oleh dokter hewan.

Lindungi gajah dan binatang-binatang lain yang hampir punah.

Postingan yang bagus mbak @ettydiallova
Memberi inspirasi agar kita menyayangi sesama makhluk hidup 👍

Benar Mba @santiintan.
karena sebagai mana kita harus menyayangi makluk ciptaan Allah yang lain. Jangankan gajah, semut pun kita tidak boleh membunuhnya...

Terima ksh sudah singgah Mba.

You received an upvote as your post was selected by the Community Support Coalition, courtesy of @sevenfingers

@arabsteem @sevenfingers @steemph.antipolo

Thank you very much @arabsteem.
Already gimme apprecuations on my posted.
Regard from Taiwan.

Wah ngalir sekali kakak keren 👍

Terima kasih @bangrully
Yuk ikutan kontestnya. DL hari ini...

Swkali dulu waktu kecil ke Way Kambas...
Pengen lagi kapan-kapan ke sana...
Mau liat gajah, masih mancung apa udah pesek... :v

Coin Marketplace

STEEM 0.26
TRX 0.11
JST 0.032
BTC 63510.75
ETH 3065.54
USDT 1.00
SBD 3.82