Pilih mana, jadi solo traveler atau grup traveler?

in #indonesia6 years ago

Pernah tidak, sekali waktu terlintas pertanyaan-pertanyaan iseng yang ditanyakan pada diri sendiri? Misalnya kenapa lampu lalu lintas harus berwarna merah, kuning, hijau? Terus kenapa kucing lebih pilih poligami daripada setia dengan satu kucing betina saja? Atau kenapa kunang-kunang punya senter pribadi?

Kadang dari pertanyaan iseng tersebut akhirnya kita menemukan pertanyaan selanjutnya yang bisa jadi nantinya akan mengarah pada pertanyaan terhadap diri sendiri. Saya sering melakukan hal tersebut, kalau pertanyaan-pertanyaan seperti itu sudah muncul, kadang saya kesal sendiri dibuatnya.

image

Seperti ketika muncul pertanyaan terhadap diri sendiri, apakah saya cocoknya jadi seorang solo traveler atau bergabung dengan grup traveler. Hal ini muncul berulang kali saat saya sedang melakukan perjalanan. Jadi daripada saya bingung sendiri, mending bingungnya saya bagi-bagikan saja biar kadar kebingungannya makin berkurang, atau malah bertambah. Sudahlah.. saya tak terlalu perduli akan hal itu.

Paling tidak saat ini saya hanya ingin berbagi kelebihan dan kekurangannya menjadi solo traveler. Bagi saya menjadi seorang solo traveler tersebut terkadang ada nikmatnya, ada juga rasa tak nyaman.

Bisa bertemu orang baru

Bukan berarti kalau traveling bareng teman se-grup kita tidak akan bertemu dengan teman baru, hanya saja ketika traveling sendiri kesempatan untuk berkenalan dengan orang baru lebih terbuka lebar, kalau kita jalan bareng sama yang lain, biasanya fokus kita lebih kepada teman se-grup, kemana-mana harus ngikut mereka dan kalau pun mau pergi sendiri, akan banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Kecuali kalau individu di dalam grup tersebut rata-rata nyebelin, yasudah tinggalin saja mereka, dan kita tinggal jalan sendiri, tapi lagi-lagi harus dipertimbangkan juga nantinya pandangan mereka kepada kita yang akan langsung berubah.

image

image

image

Tidak menghabiskan banyak waktu

Kebayangkan kalau mau pergi kemana-mana dengan grup kita harus nunggu si ini atau si itu, atau temani si A belanja dari pagi sampe malam, sementara kita juga sama-sama nabung dan mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk biaya traveling, lalu sampai ke suatu tempat, kita harus rela waktu terbuang begitu saja demi yang namanya kekompakan, padahal dari awal kita sudah berencana untuk pergi ke suatu tempat yang memang sudah disepakati sebelumnya, namun karena ada satu dan lain hal kesepakatan tersebut terlupakan dan hilang begitu saja. Pastinya kesal dan sedih, kesal karena waktu terbuang percuma, dan sedih karena fungsi kita traveling hanya untuk menemani orang lain saja.

image

image

Saya pernah membandingkan ketika pergi bareng di dalam grup, saya hanya bisa mengunjungi satu atau dua tempat saja dalam satu hari, belum lagi nanti kita akan merasakan mood yang naik turun akibat tingkah dari salah satu teman dalam grup tersebut, sementara ketika bepergian sendiri saya bisa mengunjungi lebih dari dua tempat. Walaupun begitu saya tetap mendapatkan quality time pada tempat-tempat yang saya kunjungi.

Menemukan diri sendiri

Bisa dibilang saya adalah tipe orang yang cepat terpengaruh oleh orang lain, sebenarnya hal itu saya lakukan hanya untuk menghindari konflik saja.

Mungkin kalian pernah merasakan ketika traveling ada salah satu teman yang sok tahu mengenai arah, seolah-olah dia paham betul tentang membaca petunjuk arah, tapi ujung-ujungnya kita hanya berputar-putar lagi di tempat itu. Berdasarkan hal tersebutlah saya punya alasan kenapa lebih memilih untuk bepergian sendiri, saya lebih bisa berkomunikasi dengan diri saya sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh teman se-grup yang sok tahu tadi, walaupun tidak semua seperti itu.

Bahkan ketika saya bepergian sendiri dan nyasar, saya bisa bergabung dengan orang-orang baru yang mempunyai tujuan yang sama dengan tempat yang kita tuju. Kalau pergi bareng dengan grup, jangan harap kita akan mendapatkan kesempatan seperti ini. Walau begitu, pastikan orang yang baru kita kenal tersebut adalah orang baik-baik, setidaknya tidak mengancam jiwa kita nantinya.

Lebih Survive

Nah ini yang penting, Survive!

Kalau kita pergi bareng grup kita akan bergantung pada orang lain, orang lain tersebut akan bergantung pada orang lainnya lagi, ujung-ujungnya ya gantung-gantungan seperti sedang naik angkot.

Kadang ketika sedang sendiri, disinilah kita menemukan kekuatan dan kelemahan dari diri kita sendiri, dan kita akhirnya dapat melakukan pemetaan terhadap diri sendiri agar diperjalanan selanjutnya kita lebih siap untuk bepergian ke tempat tujuan yang baru.

Tapi tidak selalu bepergian sendiri juga akan menyenangkan, tergantung tempat yang kita tuju sebenarnya, kalau ke tempat-tempat yang ekstrim kita pergi seorang diri, pastinya itu akan membahayakan ketika sewaktu-waktu masalah menghampiri. Kalau saya lebih memilih bepergian sendirian ketika tempat yang saya tuju tersebut tidak harus keluar masuk hutan atau menyusuri air terjun.

Pastinya, semua hal tersebut balik lagi pada diri kita masing-masing, yang penting kita nyaman dengan apapun keputusan yang diambil.

Salam,

@fararizky

Sort:  

kayaknya solo travel lebih asik dan lebih menantang.:D

Seperti yang saya bilang di akhir postingan, semua balik lagi ke diri kita sendiri, mana yang lebih nyaman.

Free Upvotes
cooltext292615989443333.png
ENJOY !

Tergantung banyak hal...gimana cocoknya aja hahah

Apalagi kalau sama abang itu.. Cocok2in lah.. Haha

Kalau saya sendiri lebih senang sendiri atau berdua dengan doi, tapi ada kalanya perjalanan dibutuhkan beramai ramai 😁

Tergantung tujuan kita msu kemana.

Hai, apa kabar @fararizky? Ini tulisan bagus.. telah kami resteem ke 7590 follower.. 😏 (Sekelumit kontribusi kami sebagai witness pada komunitas Steemit berbahasa Indonesia.)

Coin Marketplace

STEEM 0.36
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70744.80
ETH 3561.94
USDT 1.00
SBD 4.80