The Unfinished Story Between Us

Source

“Ini cinta atau nafsu?”

Tanya matahari pada seorang gadis ditengah jilatan panasnya, mungkin matahari melihat gadis itu selalu duduk sendirian di pinggiran danau sambil hatinya menyebut satu nama yang telah dihilangkan namun tanpa aba-aba muncul kembali. Nama yang selalu membuatnya tak beranjak sejengkal pun, bukan karena tak mampu, tapi dia yang tak mau.

“Kalau ini cinta, kejar sana cinta mu! Egomu itu turunkan lah sedikit, tak perlu malu untuk menjadi yang pertama menyatakan keinginan, mau sampai kapan dipendam, rasa sesalmu pun tak ada gunanya,” desak matahari.

“Bagaimana cara aku meneriakkan inginku padanya, sementara aku pun tak tahu dia berada dimana, aku pun tak pasti kalau ini cinta, tapi ketika bersamanya aku merasa bergairah”

“Ini cinta atau nafsu?”

Gurun pasir tak mau kalah menanyakan hal yang sama pada gadis tersebut, dia mengirimkan debunya melalui angin hingga si gadis tak dapat melanjutkan perjalanan karena pandangannya tertutup. Gurun pasir seperti mengejek sang gadis. Menurutnya gadis itu hanya memiliki nafsu yang akan cepat redam dimakan waktu.

“Aku yakin ini pasti nafsu! Kalau memang ini cinta seberapa gelap pun kau pasti akan dapat melihatnya. Rasa yang ada dalam hatimu hanya sesaat saja, sudahlah lupakan dia. Masih banyak yang lebih bisa membuatmu bergairah! Kau saja yang tak pernah memberi kesempatan,” sindir gurun pasir.

“Kalau memang hanya sekedar nafsu, kenapa rasa ini tak pernah pudar? Bahkan terkadang semakin menjalar! Kesempatan seperti apa lagi yang harus aku berikan? Aku telah mencoba bukan hanya pada satu tapi beberapa! Apa yang ku dapatkan? Dia lagi kan yang selalu menari-nari dalam hati terdalam ku! Rasa ini tidak mudah, tak akan ada yang bisa memahami”

Ini cinta atau nafsu?

Hardik deburan ombak ketika menghantam batu. Dia seolah paham kegelisahan si gadis yang tak dapat membedakan hingga semua berlarut.

“Kau cinta dia kan? Tapi sayang nafsu mu terlalu kuat! Ya.. nafsu yang menciptakan monster dalam hatimu, nafsu yang menjelma menjadi ego, bukan lagi gairah yang selama ini kau bangga-banggakan. Terlalu jauh kau tersesat pada nafsu mu sendiri, kalau saja cinta mu tak begitu kuat kau telah mati dengan penderitaan” deburan ombak coba menjelaskan.

“Entahlah aku tak paham pada batasan cinta dan nafsu, yang aku pahami namanya belum juga hilang sampai aku dibuat bingung. Aku selalu ingat senyum nya, itu yang membuat hari ku bergairah atau terkadang gelap, aku selalu ingat sentuhan lembutnya, bahkan sentuhan secara spontan yang membuat jantungku berdebar diatas normal. Aku selalu ingat ketika kami berjalan berdua, saat aku sedang asiknya berbicara ternyata dia masih tertinggal di belakang, atau bahkan aku yang ditinggalkannya di belakang. Aku masih ingat ketika kami harus meminta izin meninggalkan masing-masing pekerjaan sesaat hanya untuk makan siang berdua. Aku tak bisa lupa”

Meski dengan hati hampa, gadis itu terus melanjutkan perjalanannya, banyak godaan yang terkadang membuat harus berhenti sejenak karena ragu, lalu melanjutkan lagi karena dia tahu terhadap apapun itu pasti ada ujung yang akan menanti.

Tak masalah kalau ini cinta atau nafsu!

Sebuah suara lembut namun tegas tanpa wujud menyapa. Dia jengah dengan si gadis yang terlalu banyak bertanya namun lupa kalau jawaban itu akan hadir dengan sendirinya, atau suara tanpa wujud merasa iba.

“Kau terlalu banyak bertanya. Biarlah cinta itu terus tumbuh atau bahkan hilang dengan sendirinya, nikmati saja tanpa takut. Kau juga perlu nafsu biar cintamu tak kaku, nanti kalau kau bosan semuanya kembali semu. Kau pun perlu nafsu agar cintamu selalu menjadi baru, tak perlu cemas kalau wujudnya belum bisa kau gapai saat ini, percaya saja semesta akan membantu inginmu bila kau benar mau. Bisikkan saja inginmu pada semesta, bisa jadi hari ini keberuntungan berada di pihakmu, dan hatinya berdebar meneriakkan nama mu”
Begitulah suara tanpa wujud yang ternyata adalah hati mengakhiri ribuan pertanyaan sang gadis. Membungkamnya dengan kelembutan.

Namun cerita antara gadis dan pria yang wujudnya entah dimana saat ini belum lah berakhir, tak akan.

Salam,
@fararizky