Salinan Pemupus Dongeng

in #indonesia6 years ago

Jepretan Layar 2018-05-11 pada 23.14.01.png

PRIA berseragam cokelat itu, yang semula duduk di sofa dekat jendela segera beranjak ke meja kerjanya, manakala nama MoU Helsinki disebut-sebut. Ia adalah Kabid Pengelolaan Arsip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh. Ikhsan, S. Sos namanya. Orangnya ramah dan bersahaja.

Senin siang, 27 November 2017, Ikhsan menerima kedatangan Ihan Nurdin dari Tabloid Iqra’ di ruang kerjanya di bagian belakang gedung utama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh. Ruang kerjanya yang sejuk oleh air conditioner, namun terasa hangat oleh sambutan Ihsan.

Membincangkan seluk-beluk kearsipan dengan Ikhsan sangat menyenangkan. Maklum, lebih kurang sudah seperempat abad ia berkutat dengan dunia ini. Dan tentunya banyak sekali kesan yang ia rasakan selama melakoni kariernya tersebut. Salah satunya adalah proses pelacakan dan ‘membawa pulang’ naskah MoU Helsinki ke Aceh.

Ikhsan mengawali ceritanya mengenai kedatangan sejumlah peneliti luar ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh. Kedatangan mereka tak lain untuk melihat langsung naskah asli MoU Helsinki yang menjadi poin penting kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005 silam.

“Dalam tahun ini saja ada dua orang,” kata Ikhsan. Sayangnya, selama ini ia belum bisa memenuhi permintaan tersebut. Karena arsip yang diminta memang belum tersedia di Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Aceh. Namun sejak Agustus 2017, naskah tersebut berhasil dibawa pulang ke Aceh setelah melewati proses panjang selama bertahun-tahun sejak 2009.

Di samping meja kerja Ikhsan, ada sebuah loker. Beranjak dari sofa sebelumnya, Ikhsan mendekati loker tersebut. Ia tampak mencari-cari sesuatu. Namun aktivitasnya sempat terhenti sejenak untuk menandatangani berkas yang dibawa oleh dua stafnya. Setelah staf tersebut keluar, Ikhsan melanjutkan pencariannya. Hanya terhitung detik, ia mengeluarkan sebuah map dari loker.

Map itu berisi belasan lembar kertas. Sebelas lembar di antaranya adalah kertas salinan naskah MoU Helsinki. Ada juga lembar kertas berisi surat tugas dari Gubernur Aceh yang ditandatangani Sekretaris Daerah Dermawan ditujukan kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Zulkifli S.Pd, M.Pd. Untuk melacak dan mengambil naskah MoU Helsinki versi Indonesia di Jakarta pada 23-26 Agustus 2017.

IMG_0657.JPG

Selain itu ada juga selembar surat tugas berupa penunjukan dari kadis kepada Ikhsan, S.Sos selaku Kabid Pengelolaan Arsip dengan tugas yang sama. “Jadi yang mengambil naskah itu ke Jakarta kami berdua,” ujar Ikhsan.

Sisanya beberapa lembar kertas pendukung, termasuk sebuah kwitansi sebagai bukti tanda terima atas uang yang dikeluarkan sebagai pengganti biaya cetak di kantor Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), tempat naskah tersebut selama ini disimpan.

Naskah asli MoU Helsinki ini kata Ikhsan, terdiri dari tiga rangkap yang ditulis dalam bahasa Inggris. Masing-masing berada di tangan Pemerintah RI, pihak GAM, dan fasilitator dalam hal ini Martti Ahtisaari.

“Yang kita dapatkan ini bukan naskah aslinya tapi yang sudah digandakan dan sudah diterjemahkan berdasarkan persetujuan para pihak.”

Meski baru hanya mendapatkan salinannya kata Ikhsan, setidaknya sudah bisa menjadi warisan arsip berupa bukti otentik bagi generasi Aceh mendatang, bahwa MoU Helsinki itu benar adanya.

Melihat naskah itu, ingatan Ikhsan kembali terlempar ke tahun 2009 saat pertama kali pihaknya melacak jejak naskah tersebut. Pertama-tama pihaknya melakukan pendekatan ke ANRI, selaku lembaga resmi negara tempat menyimpan segala arsip permanen dan vital milik negara.

Namun waktu itu ANRI belum memiliki arsip tersebut, sehingga pihak Dinas Arsip Aceh melakukan pendekatan ke Hamid Awaluddin. Hamid merupakan mantan menteri Hukum dan HAM RI yang ketika itu mewakili delegasi Indonesia di perundingan Helsinki.

Berdasarkan informasi dari Hamid, diketahui jika naskah aslinya ternyata sudah diserahkan kepada Wakil Presiden RI pada periode sebelumnya yaitu Jusuf Kalla, yang juga terlibat langsung dalam perundingan. Belakangan diketahui kalau naskah tersebut ternyata sudah berada di tangan Sekretaris Negara. “Sekarang posisinya sudah di Arsip Negara Republik Indonesia.”

“Untuk memperoleh ini tidak sembarangan, karena ini tergolong arsip permanen bagi pemerintah RI. Jadi disimpan khusus di ANRI.”

IMG_0664.JPG

Arsip asli tersebut kata Ikhsan, disimpan di brankas khusus yang hanya bisa diakses oleh kepala lembaga itu. Ia dan Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, meskipun sudah memegang dan membawa pulang salinannya yang sudah dilegalisir, tidak melihat seperti apa wujud asli naskahnya. Meski begitu, pihaknya tetap berupaya untuk membawa pulang naskah aslinya ke Aceh.

Tak hanya naskah MoU Helsinki saja, pihaknya juga sedang melacak naskah-naskah lain terkait proses perdamaian Aceh.

“Jadi nanti bukan hanya ada naskah MoU Helsinki, tetapi ada berkas MoU Helsinki. Artinya segala dokumen terkait perjalanan panjang damai Aceh ini ada di arsip.”

Membawa pulang naskah MoU Helsinki diakui Ikhsan memiliki dasar yang sangat kuat. Selain memiliki nilai historis penting yang mewujudkan perdamaian yang berpuluh tahun diidamkan rakyat Aceh, MoU ini juga merupakan cikal bakal lahirnya Undang Undang Pemerintah Aceh yang menyebabkan Aceh memiliki kewenangan khusus di sejumlah bidang.

“Kalau dilihat dari kacamata arsip, inikan hasil akhir. Tapi untuk mencapai inikan semuanya ada proses, ini yang akan kita lacak.”

Dengan membawa pulang arsip-arsip penting tersebut ke Aceh, seperti dikatakan Ikhsan adalah perjuangan agar kelak momen bersejarah itu tak dianggap sekadar dongeng.[]

Catatan:

Tulisan ini telah tayang di Tabloid Iqra' edisi I Desember 2017 yang diterbitkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh

Sort:  

Arsip kita masih belum serius. Tapi ulasan ini mantap. 😁

Mudah-mudahan dengan kadis baru sekarang bisa serius ya, Pak? :-D Beliau bercita-cita menjadikan Aceh provinsi literasi... tentunya mencakup proses pengarsipan yang baik.

Ihan memang tidak diragukan, keren penjabarannya dan sangat membantu, salam literasi!

salam literasi...

Coin Marketplace

STEEM 0.36
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 70839.13
ETH 3563.41
USDT 1.00
SBD 4.77