MAKAN DAGING

Buat Orang Aceh. Ritual makan daging itu sudah menjadi 'kewajiban' yang terjadwal dalam kalender hijriyah. Tiga tradisi "mameugang"; Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha. Sepanjang bulan maulid dirayakan dengan sembelihan sapi di surau surau (meunasah gampong). Sangat meriah!. Serta serentetan tradisi khanduri siklus hidup; nikah, hamil, lahir, akikah, sunatan, meninggal, peringatan sekian hari kematian.

Harga daging biasa meroket di momen mameugang tersebut. Konon hari ini 200K/kg. Banyak jalanan mendadak daging, seperti musim durian. Orang Aceh tetap saja membeli. Sudah nabung jauh jauh hari barangkali.

Mau tau porsi makan daging Orang Aceh? Saya pernah geleng kepala lihat keluarga istri habiskan seekor kambing berlima. Ludes dalam sehari. Sadis!

Sama kagetnya ketika pertama kali hadir dalam undangan makan pesta pernikahan. Waw. Porsi makan perempuan Aceh seperti porsi makan pria kuli bangunan di Jawa sana. Berdampingan duduk dengan porsi makan Lelaki Aceh. Dalam satu piring, komplit daging, ikan, telor, buah dan tetek bengek nya. Hilang ditelan dalam hitungan stopwatch. Dalam hati. Saya membayangkan tembolok mereka berapa ukurannya. Ah. Pantaslah mereka kuat berperang. Hehe

Buat saya, mameugang ini termasuk ekstrim. Sekilo rendang bisa ludes sehari. Hihi.

Orang Padang. Biasa memakan daging setiap hari sepanjang tahun. Kapan ia mau. Brand Kuliner Nasi Padang itu memang aslinya berbahan daging; rendang, sop, soto, dendeng, dst. Tapi sepotong daging yang ditadah cukuplah bagi mereka. Hehe.

Marhaban Ya Ramadhan
Mohon Maaf Lahir & Bathin.

Silahkan Makan Daging bagi yang merayakan. Saya tak begitu tertarik. ;) Makan ayam penyet kaki lima aja. Serba marebu pasar pagi keutapang. Hahah. Inipun ngeri ngeri sedap sama Kolesterol Asamurat nya. Bismillah...