Mentelnya Si Gadis kecilku

Aisya Thalita namanya, gadis kecil mungil yang selalu kurindukan. Usianya yang baru beranjak delapan bulan namun sudah seperti anak usia setahun lebih. Gadis mungil yang cantik dan menggemeskan ini adalah keponaan saya. Ia adalah satu-satunya anak perempuan dari semua keponaan kami.

Wajahnya yang imut dan lucu membuat semua orang menyenanginya, inilah anugerah yang Tuhan berikan buat keluarga kami, seorang anak yang manis dan cantik cukup membuat kami bajahagia. Bila sehari tidak berjumpa dengannya serasa hati ini tidak tenang, sehingga kemanapun saya pergi akan selalu rindu akan wajah imutnya.

Cepatlah besar ya nak...kami semua sangat mengharapkan engkau menjadi seorang anak yang sholeha, yang berbakti kepada kedua orang tua, yang patuh kepada perintah agama. Jika kelak nanti engkau dewasa jadi pelipur lara bagi kami yang sudah tua-tua.

Nak..jika engkau dewasa nanti, jangan pernah lupa akan tanah tempat engkau dilahirkan, jika engkau sudah jaya janganlah lupa kepada orang-orang yang telah membimbingmu, orang yang telah mendidikmu. Nak ingatlah engkau tidak akan berhasil tanpa doa restu dari mereka.

Nak jika engkau dewasa nanti tetaplah pelihara senyummu itu, jadilah orang yang tidak sombong dan angkuh. Lihatlah kebawah dengan hati yang rendah, senantiasa tolong menolong sesama. Jangan pernah menganggap orang lain lebih rendah darimu, karena itu adalah dosa yang besar.

Nak..yang paling utama didunia ini adalah mengenal Tuhan, pelajari ilmu agama, karena itulah lampu penerang yang akan membawamu ketempat yang indah. Hanya RidhoNya yang akan membuatmu hidup bahagia didunia dan akhirat.

Nak...inilah pesan ayah bunda kepada kakakmu dulu, dan kini kakak turunkan kepadamu semoga engkau bisa menjadi seorang manusia yang berguna bagi bangsa dan agama.