Hari ini dari 35 tahun yang lalu

Waktu terus berputar, kemarin adalah kenangan, hari ini kenyataan dan besok adalah harapan...

Minggu 10 juli 1983 adalah hari pertama aku melihat dunia ini, suara kecilku pecah memecah keheningan dipagi subuh yang sunyi, ya.. hari itu adalah hari yang dinantikan oleh mereka kedua ibu bapaku, yaitu hari kelahiranku.

Disebuah desa kecil yang jauh dari kota disanalah aku dilahirkan, dari sinilah kehidupanku dimulai, waktu demi waktu terus berjalan seiring dengan bertambah usiaku, mulailah aku mengenal sedikit demi sedikit kehidupan yang nyata.

Aku dilahirkan dari keluarga yang sederhana, ayah ibuku hanyalah petani biasa. Walaupun disekeliling kampungku ada perusahaan raksasa namun orang tuaku tidak mendapatkan keberuntungan untuk mengadu nasib disitu.

Walaupun dari keluarga sederhana, semenjak dari kecil aku diajarkan untuk taat kepada Agama, kuat dalam berusaha, sabar dalam menghadapi kenyataan hidup dan giat dalam menuntut ilmu. Hidup yang serba sederhana tidak membuat keluarga kami berputus asa, ayah adalah seorang yang sangat bertanggung jawab, beliau selalu berusaha agar kami anak-anaknya berkecukupan.

mulai masuk sekolah dasar (1990-1996)

Aku adalah anak keempat dari enam bersaudara, usia tujuh tahun adalah usia pertama saat aku masuk sekolah dasar (SD), waktu itu belum ada sekolah tingkat kanak (TK). Selama enam tahun aku mengecap pendidikan disitu.

Masa kecilku tidaklah seindah seperti kebanyakan anak-anak sekarang, dahulu kami tidak mengenal yang namanya alat-alat canggih, hari-hari kami habiskan dengan bermain secara tradisional. Walaupun tidak seindah permainan anak sekarang namun kebahagiaan sangat kami rasakan.

masuk sekolah menengah pertama (1997-1999)

Setelah lulus sekolah dasar aku melanjutkan kejenjang pendidikan menengah pertama, sekolah yang aku tempuh lumanyan jauh, dahulu aku pergi kesekolah menggunakan jalan kaki, maklum kondisi ekonomi yang pas-pasan. Kadang ada kawan yang berbaik hati yang bisa bareng kesekolah dan nebeng disepadanya.

Memotong rumput, terkadang kesawah membantu orang tua adalah kegiatanku setelah pulang sekolah, sorenya menyempatkan diri untuk bermain bola bersama kawan-kawan. Dan malamnya melanjutkan dengan belajar mengaji dipesantren yang ada dikampungku.

masuk sekolah menengah atas (1999-2002)

Masa remajaku adalah masa dimana aku mulai mencari jati diri. Walaupun kehidupan kami jauh dari keramaian kota, namun hasrat untuk mengetahui muncul dari benak mudaku. Cita-citaku untuk menempuh pendidikan dikota muncul, namun kendala ekonomi dan konflik bersenjata membuat pupus semuanya.

Akhirnya aku hanya menempuh pendidikan menengah atas diibukota kecamatan. Waktu itu daerah tempat tinggalku rawan kontak senjata. Sehingga aktifitas pendidikanku ikut terganggu. Alhamdulillah selama darurat militer yang diberlakukan keluarga kami tidak ada yang menjadi korban.

Tahun 2002 aku menamatkan sekolah ku walaupun aktifitas belajar yang tidak maksimal, namun nilai yang aku dapat sangat menggembirakan. Selepas dari SMA, aku bercita-cita untuk melanjutkan sekolah keperguruan tinggi.

Namun sekali lagi hati ini harus kecewa, kali ini sebuah musibah menimpa keluarga kami, ibu kandungku tercinta jatuh sakit yang berkepanjangan. Akhirnya harapan dan cita-citaku terpaksa aku tunda. Untuk membantu meringankan beban hidup keluarga, aku memilih untuk mencari pekerjaan, kerja serabutan aku lakoni mulai dari buruh sawah hingga buruh bangunan.

melanjutkan ke perguruan tinggi (2009-2014)

Cita-citaku yang terpendam akhirnya kesampaian, keputusan itu sudah aku ambil. Aku memilih mencoba merantau di ibu kota sebuah kabupaten. Awalnya memang tidak kusangka kalau aku lolos masuk kesebuah sekolah tinggi, mengingat usiaku pada waktu itu sudah 25+. Itu adalah takdir, sudah tertulis di Lauh Mahfudz bahwa memang aku akan diterima di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).

Selama empat tahun aku belajar disana, jurusan Tarbiyah aku ambil sebagai bidang studiku. Alhamdulillah tanpa ada kendala yang berarti aku berhasil mendapatkan gelar sarjana.

Selepas dari perguruan tinggi, dengan usia yang sudah hampir kepala tiga, aku tidak menyia-nyiakan waktu lagi, hanya satu yang ada dibenakku "aku harus mendapatkan sebuah pekerjaan". Alhamdulillah berkat doa dan usaha akhirnya sebuah instansi pemerintah menerimaku sebagai salah satu stafnya.

Hingga usiaku yang genap 35 tahun ini aku masih mengabdi dikantor tersebut, harapanku dan cita-citaku tercapai walaupun tidak semulus yang aku mimpikan.

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah yang telah memberikan kesehatan dan umur kepadaku, sehingga sampai dengan detik ini aku masih bisa menikmati hidup dengan penuh kebahagian.

wassalam by @mahyailyas